webnovel

The Sage Witch Number One

Seorang gadis penyihir miskin berusia 16 tahun yang sudah kehilangan kedua orang tua sejak ia dilahirkan, dan dibesarkan oleh neneknya. Ia telah menunjukkan kehebatannya sejak ia berada di dunia ini dengan beberapa elemen yang menyatu keluar dari atas telapak tangannya, padahal dia masih belum bisa bicara selain menangis layaknya bayi loh. Awalnya ia tinggal bersama neneknya tapi saat ia menginjak 14 tahun, dengan amat terpaksa ia pindah ke kota di mana pengguna sihir hebat tinggal di sana. Mari kita kesampingkan itu. Nami penyihir luar biasa, bisa dianggap sebagai penyihir terbaik di dunia ini dengan umur yang masih belia, namun sayang ia terlalu miskin. Apa gunanya ia menjadi penyihir hebat, kalau ia saja tak mampu menghidupi dirinya sendiri. Terlebih lagi sangat susah mencari pekerjaan di kota. Suatu ketika ia mendengar para ibu-ibu bergosip mengenai anak mereka yang menjadi ksatria sihir, dan upah mereka sangat besar. Ayolah di dunia ini tidak ada yang bakal menolak. Jadi dia memutuskan menjadi ksatria sihir tidak panglima perang sihir yang jauh lebih tinggi gajinya di banding ksatria sihir uang, uang, uang, di kantongku! Tapi sayangnya sebelum ia masuk ke depan istana ia sudah ditolak. Karena penampilannya yang tidak sesuai menjadi ksatria sihir, ujung-ujungnya kemiskinan menjadi penghalang, s*alan! Awalnya ia putus asa, tapi tiba-tiba... aha! Ia harus masuk ke academy sihir. Karena persyaratan utama menjadi ksatria sihir dia harus masuk ke sana. Setelah lulus ia bisa mendaftarkan namanya tanpa harus ditolak! Berhasilkan dia? Apakah ia mampu masuk ke academy itu? Apakah ia akan menjadi orang kaya? Apakah ia bisa tenar? Apakah ia bisa menjadi ksatria sihir seperti diinginkannya? Mari kita menjelajah masuk dan melihat keajaiban terjadi!

Celia_Amanda · 奇幻
分數不夠
12 Chs

Bab 10 - Penyamaran dan Menyingkir dari sana!

Seorang gadis keluar dari dalam batang pohon. Menunjukkan seberapa jantannya dalam berpenampilan. Kalau kalian bertanya mengapa dia seorang gadis harus bertindak jantan?

Itu karena dia sudah cukup putus asa dalam menyamarkan dirinya. Neneknya tidak masuk hitungan. Dia hanya mudah tertipu dengan perubahan kecil Nami, gadis itu.

Tapi bisa jadi neneknya melakukan itu. Karena dia sudah lelah dengannya, dan ingin membuangnya. Nami menatap lekat neneknya.

"Mengapa kau melototiku? Apa yang salah denganmu anak muda? Bertindaklah sopan dengan orang yang lebih tua darimu." Ceramah nenek Nami panjang lebar.

Sekali lagi dengan perubahan ini neneknya bertindak seolah dia tak punya cucu seperti dirinya. Bukankah pernah ada yang mengatakan seberapa buruk penampilanmu.

Apa pun yang berhubungan darah denganmu. Atau yang melihat pertumbuhanmu sejak dari kecil. Dia akan mudah mengenalimu.

Tapi bisa dilihat apa yang terjadi padanya. Nenek! Apakah aku benar-benar cucumu?

"Nenek, ini aku! Nami. Cucumu!" Jelas Nami dengan wajah sedih.

"Cucuku bukan seorang anak laki-laki. Berhenti menjelaskan hal yang percuma." Jelasnya dengan tatapan menghardik seolah cucuku cukup bodoh, dan dia sejak dari dulu bernampilan tomboi. Untuk apa dia berpura-pura men jadi seorang anak lelaki.

Nami sepenuhnya ingin menabrakkan wajahnya ke batang pohon itu. Mengapa hanya dia saja yang bisa membaca gerakan tubuh neneknya.

Sedangkan neneknya malah berjuang keras menolak dirinya seorang cucu. Nami tahu, neneknya sudah lama ingin membuangnya.

"Phoenix kecil, Cepat periksa di dalam sana. Mengapa cucuku begitu lama dalam mengubah penampilannya."Perintah nenek Nami sambil berkacak pinggang.

Sontak saja si binatang roh tingkat tinggi, lebih tepatnya great mythogical beast, phoenix, itu segera berpaling melirik Nami.

Nami tersenyum getir binatang roh itu bisa dengan mudah mengenalinya. Oke, nenek mari kita bicara dari hati ke hati apakah dirinya sepenuhnya cucunya. Atau sekedar cucu yang di ambil di jalan.

"Maaf, Nyonya besar, cucu anda tepat di samping anda." Jawab phoenix itu merasa tenggorokannya tercekat, takkala nenek tua itu memberi tatapan sebilah pedang padanya.

Seolah kapan saja kau membuang banyak omongan sampah padaku, aku akan menguluti bulumu habis, dan menjadikan bulumu sebagai penghangat sapinya.

Lebih tepatnya dia menginginkan mantel terbuat dari bulunya untuk sapinya. Seberapa rendahkan great mythogical beast ini?

Catatan:

Great Mythological Beast adalah binatang mitological agung yang di mana berada pada tingkat tinggi lebih tepatnya statusnya lebih dari pada binatang roh lain nya,  Dan berada di bawah tingkat binatang the godly mythologycal beast (naga). Saat telur lahir.

Tingkat binatang roh tersebut sudah mencapai level penyihir bijak. 

Tapi kalau di samakan dengan manusia sebenarnya berada pada level penyihir tertinggi agung. 

Apalagi kalau telur sudah menetas level nya akan berbeda,  dia akan berada pada level penyihir tertinggi agung,  kekuatannya setara dengan penyihir nanscent soul,  manusia.

Kembali ke dunia nyata. Binatang yang agung dan agung itu seberapa rendahkan dia? Bangsa manusia yang terkena auranya, bahkan tak sanggup menahannya. Bahkan ada di antara mereka muntah darah, dan pingsan. Bahkan kematian masih cukup dianggap berbelas kasih darinya.

Tapi sepasang nenek, dan cucu ini. Bagaikan gajah yang melihat dengan mata satu saja masih saja mengabaikan semut-semut ditambah, yang begitu tidak layak masuk di matanya.

Mau bersikap apa pun sang phoenix tak bisa bergerak selain tubuhnya berubah jadi jeli. Bagaimana bisa ada manusia sekuat ini padahal dia adalah ras terkuat dari binatang roh burung lainnya, dan dia dianggap sebagai dewa bagi para  ras burung.

Bahkan binatang roh lain takkan mampu masuk digiginya, bahkan memuaskan nafsu dahaganya.

"Little phoenix jika kau berbohong padaku, apakah ancaman berlaku atau tidak terserah kamu."

"Tuan, itu..." Phoenix melirik Nami dengan wajah berbelas kasihan.

Nami mengerutkan keningnya melihat pemandangan itu, "Nenek bisakah anda berhenti berpura-pura tidak ingin mengakui aku cucumu? Apakah nenek ingin kehilangan tulang punggung sekarang. Setelah aku memutuskan tali keluarga kita sekarang? Lupakan kursi pijit yang kujanjikan." Ancam Nami frustasi, jika neneknya benar-benar masih senang dengan kepura-puraannya mari kita lihat seberapa jauhnya itu, ketika dirinya tahu kelemahan neneknya.

Pertama neneknya paling malas mencari uang setelah ia mengadu nasib di kota, kedua neneknya selalu mengeluh agar cucunya yang berharga ini membelikannya kursi pijat.

Padahal mereka sangat miskin. Demi kata cucu berbakti. Nami berusaha menabung untuknya, dan kadang kala ia ingin menangis tergoda untuk mengambil tabungan itu untuk mengisi perutnya yang kelaparan.

Tapi setiap kali mengingat raut wajah sedih ala anak kecil neneknya, mau tak mau Nami tersenyum kecut dan menangisi dirinya sendiri, kenapa tidak terlahir kaya.

Rencana nenek Nami ingin mencoret Nami dari daftar keluarganya gagal, kala ancaman dari cucunya yang nakal ini. Oke, dia sangat memerlukan kursi pijat saat ini.

"Benarkah kau cucuku Nami? Nenek benar-benar tak mengira cucuku akan sangat setampan ini setelah merubah penampilan sebagai laki-laki."  Nenek Nami segera bergelayut manja pada cucunya, Demi kursi pijat! Batin neneknya menurunkan harga dirinya kali ini untuk cucunya.

Nami menggelengkan kepala ketika neneknya yang penuh wibawa sebelumnya menjadi seperti anak kucing, yang meminta hadiah pada tuannya.

Sedangkan sang phoenix membuang napas panjang, lega. Karena hidupnya masih panjang, dan bulu-bulu mengagumkannya ini tidak menjadi begitu rendah dipakai sebagai penghangat sapinya.

***

6 bulan berlalu...

Dua saudara kembar identik namun berbeda kelamin itu sedang memperebutkan siapa yang bisa menjadi nomor satu saat tes ujian masuk ke akademi sihir kerajaan.

Yang di mana bukan hanya para anak bangsawan bisa memasuki tempat ini, akan tetapi para kalangan menengah dan bawah. Intinya semua kalangan bisa masuk asal lolos pada tahap seleksi.

"Sebaiknya kalian pulang, daripada mendapat rasa sakit, setelah aku mengalahkan kalian semua!" Ujar gadis cantik berambut pendek dengan warna pink berponi itu.

Semua peserta ujian merasa geram dengan pernyataan meremehkan itu. Akan tetapi tidak akan ada yang berani mengintruksi mereka.

Kenapa? Tentu saja karena pengaruh keluarga mereka yang kuat.

Bagaimana tidak? Ayah mereka yang notabene kepala keluarga Stone saat ini. Menjadi lima penyihir terkuat di kerajaan ini.

Keluarga Stone, yang di mana mereka memegang peran penting dalam dunia warrior. Atau bisa dibilang dia adalah salah satu kapten terbaik di bawah kaisar yang memiliki kekuatan sihir superior.

Jadi siapa yang akan berani mengacaukan mereka. Terlebih lagi anak utama mereka yang begitu membanggakan.

Walau dari ucapan mereka yang sombong dan sombong bukan berarti si kembar identik berbeda kelamin hanya selalu bersembunyi di bawah ketek orang tua mereka, dan mengeluarkan kata bualan.

Katakan saja, mereka sesungguhnya sangat hebat. Mereka berdua sudah mampu ikut perang bersama ayahnya yang pada saat itu masih menginjak usia 12 tahun.

Jadi mari katakan siapa yang berani kali ini?

"Apakah kakak minum obat yang salah lagi hari ini? Siapa bilang tempat pertama akan diraih olehmu. Aku anak ayah akan menjadi kepala keluarga nanti yang hanya pantas mendapat pujian nomor satu itu.

Kakak hanya perlu menunggu panggilan pernikahan dari bangsawan lain. Syukur saja kalau jadi istri utama. Kalau jadi selir, aku adikmu akan menghidupimu!" Balas sarkartis adiknya pemilik rambut cepak berwarna pink dengan wajah tampan.

Sudut mulut Shopia terangkat kaku, kenapa membahas soal pernikahan. Dia mengikuti ujian ini hanya ingin kabur, dari permasalahan ayahnya mengatakan kalau dia sudah cukup umur untuk menikah.

"Apa kau bilang anak nakal! Siapa yang akan menikah, dan siapa pula yang mau menjadi selir pria lain?! Saya Shopia White Stone memilih menjadi wanita botak terhormat namun terkuat dari pada harus berada di bawah lelaki!

Dan berhenti mengatakan kau akan menjadi pemimpin keluarga. Itu hanya anganmu, karena akulah yang akan memimpin nanti.

Anak kecil pulanglah, beritahu kepada ayah, bahwa akulah satu-satunya kebanggaan keluarga!" Kesal Shopia dengan mata melotot geram pada adik bontotnya ini.

Nampak anak lelaki itu terpancing emosi. Tapi dia masih menutup amarahnya, dan membalasnya dengan kata-kata menusuk. "Berhenti mengatakan omong kosong Shopia. Sekali kau tetap di bawah, akan tetap di bawahku. Aku ini anak laki-laki, dan kau perempuan. Jadi jangan berpikir kekuatan seorang lelaki jauh lebih lemah dari dirimu yang seorang perempuan. Kakakku tersayang pulanglah, jangan buang tenagamu. Setelah mendapatkan kekalahan berdarah dariku." 

Bisakah anak ini berhenti mempermasalahkan gender mereka? Baiklah lihat seberapa jauh kau akan membalas perkataanku, batin Shopia.

"Oh wahai adikku Troy Black Stone, berhentilah memanjat terlalu tinggi pada akhirnya kau terjungkal. Sebagai yang termuda dariku. Sewajarnya kakakmu memperingatkan padamu untuk berhenti membual terlalu panjang.

Ingatlah, setelah 99x kita bertarung. Kau hanya 45x menang dariku yang sisanya 54x di menangkan olehku. Bukankah selama jangka waktu mundur aku sudah 10x menang berturut-turut darimu, setelah aku tahu di mana titik lemah dari tubuh.

Adikku tersayang jangan lupakan ibu di rumah, ketika dia tahu anak bontot kesayangannya dirugikan bukankah ibu akan sangat sakit hati, dan menangis ingin memberi pembalasan.

Ayolah jangan bilang kau ingin kakakmu ini dipukuli ibu. Karena membuatmu terbujur kaku di atas tempat tidur. Hahaha..." Tawa meledek Shopia tak mau kalah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali, dan kode berhentilah menjadi batu penghalang bagiku, jika dia hanya akan dipukul mundur olehku dengan kekalahan memalukan seperti biasa.

Ekspresi Troy dari merah, biru, hijau, ke putih. Semakin hari lidah kakaknya yang satu menit berselang kelahirannya, akan memiliki lidah yang begitu tajam dan menyebalkan.

"Apa kau bilang? Kalah? Tidak ada dalam kamusku kakakku yang jelek! Lupakan menjadi selir dari pria lain, bahkan jadi pelayan penghangat tidur bangsawan lain.

Mereka tak akan berpikir panjang dan langsung menendangmu keluar sebelum kau mengetuk pintu kamarnya!" Balasnya menjadi titik lemah kakak perempuannya yang notabene memiliki wajah yang sangat cantik, bisa dibilang dia meraih 5 besar julukan wajah paling cantik dikerajaan ini.

"Siapa yang kau panggil jelek anak nakal! Mari kita bertarung untuk membuktikannya, tidak perlu kita bertarung di dalam toh, di antara kitalah yang pasti akan menjadi salah satu terbaik di antara terbaik!" Bangga Shopia menatap remeh penonton, dan menantang adik bontotnya.

Semua peserta geram tapi tak ada yang buka suara. Si gadis berambut pendek berponi berwana pink dengan wajah cantik itu mengerluarkan cambuk andalannya sebagai senjata terhebatnya.

Dia mengalirkan mana ke dalam untuk memperkuatnya, dan menambah unsur es berduri ke dalamnya, dan ya dia pengguna elemen es.

Sedangkan sang lelaki pemilik rambut cepak warna pink dengan paras tak kalah tampannya tak kalah bersaing dengan senjata ampuh milik saudara kembarnya itu, pedang api. Lebih tepatnya aliran api ke dalam pedang itu.

Semua orang yang berada di sekitar mereka mencoba menyingkir agar tidak terlibat dan mengalami hal naas nantinya.

"Seberapa lama kau akan bertahan dengan cambukku yang mengagumkan ini. Mencabik pakaianmu mungkin kebaikan untukku, adikku tersayang!" Ujarnya sarkartis melirik dengan ekspresi merendah.

"Berhenti berbicara omong kosong! Terima serangan pedang apiku yang mengagumkan ini!" Jerit Troy membalasnya dengan ejekan.

Mereka yang saling berjarak dua meter dari tempat mereka berdiri.

Dengan ceoat melompat dan melawan satu sama lain, aura menindas mereka menjadi masalah bagi peserta lain yang merasa sesak di dada.

Para peserta yang mengantri pun segera memanggil panitia seleksi segera menghentikan mereka. Agar tidak terjadi hal yang diinginkan. Terlebih lagi hal ini akan melibatkan warga sipil.

Sebelum itu terjadi, terlambat sudah kedatangan panitia selesi. Seorang anak lelaki bertubuh kurus  dan miskin melintas di antara pertempuran berdarah si kembar itu, sambil memakan roti keras di tangannya.

"Apakah anak lelaki itu gila?"

"Tidak!" Jerit para gadis yang ketakutan.

Si kembar yang sudah hampir saling menyerang dengan senyum mengembang kebanggaan mereka terpaksa luntur kala melihat bocah tak tau situasi itu yang seenaknya melintas.

Terlebih lagi ini bukan masalah kecil, serangan ini pasti mengenai bocah itu. Terlebih lagi bukan hanya satu serangan. Tapi serangan bertubi-tubi untuk mereka berdua.

"Bocah gila menyingkir sebelum kau terluka!"

"Terlambat sudah!" Jerit mereka berdua yang tidak bisa mengontrol kecepatan serangan mereka.

Mereka berdua yakin kematian yang menyakitkan akan membinasakan bocah lelaki miskin dan kurus itu.