"Mulai sekarang disini kamar mu" , kata lily sambil masuk berjalan kedalam
Mengikuti lily dari belakang, aku melihat kamar dengan desain polos putih ,walaupun sangat jauh lebih kecil dari kamar dexter tapi ini lebih besar dua kali lipat dari kamar kos ku sebelumnya. Kamar ini terlihat nyaman dan bersih hanya dengan satu single bed lalu sebuah tv kecil.
"Kau harus bersyukur karna walaupun pendatang baru, kamarmu yang paling besar dari semua kamar pelayan disini" , katanya dengan wajah datar
Aku baru menyadari perubahan sikap lily, ia tidak terlihat seramah pertama kali kita bertemu. Ia seperti membenci ku sekarang.
Tapi apa yang salah denganku? Aku cuman korban yang diculik dan ditahan secara paksa disini.
"terima kasih" , kataku berusaha sopan saat ia berbalik menatap ku
"Untuk hari ini kau boleh beristirahat dan besok baru mulai bekerja" , katanya lagi
"baikl.. " ,
Tapi lily langsung berbalik keluar tanpa membiarkan ku menyelesaikan ucapanku.
Aneh
Berjalan mendekati kasur dengan balutan putih aku duduk diatasanya sambil menatap sekeliling lagi. Di samping kasur baru kusadari ada meja kecil yang tadinya tidak terlihat saat pertama kali masuk. Meja itu terbuat dari kayu dengan warna yang sudah sedikit memudar dan apa itu?
Saat kucoba mendekati meja nya tampak sebercak tinta merah kehitaman yang terlihat sudah berbekas lama, tidak... Ini bukan tinta. Ini lebih seperti bercak darah yang telah lama tertempel. Tapi darah siapa? Apa darah pemilik lama kamar ini??
Seketika aku merasakan ada kehadiran dibelakang, perlahan aku membalikan badan dan perhatianku langsung tertuju pada seorang wanita di samping pintu.
"siapa an da..? Tanyaku
Ia tidak menjawab dan berjalan masuk. Kini aku bisa melihat jelas wajahnya, rambut merahnya sangat mencolok. Ia berpakaian seksi memperlihatkan setengah dadanya yang jelas besar karna operasi. Tapi kuakui ia cantik.
"siapa kau?" tanyaku lagi
"kekasih dexter", katanya yang langsung.
Wow
Ternyata lelaki itu lebih bajingan dari yang kukira. ia memiki kekasih dan tinggal serumah tapi masih berani menggodaku.
"oh" ,jawabku singkat
"apa yang kau lihat memang darah" katanya seolah bisa membaca pikiranku
"hah?" tanyaku terkejut
Ia melihatku seolah aku orang yang bodoh
"darah siapa?" tanyaku langsung
Ia tersenyum
Bukan lebih tepatnya senyuman sinis
"darah wanita pemilik kamar ini sebelum kau datang" , jawabnya tajam
"hah?" ,tanyaku
"maksudku... Bagaimana bisa?" ,tanya ku lagi lebih jelas
"itu darah otaknya yang muncrat saat ditembak dexter tepat didepan meja itu", jelasnya yang seketika membuatku tercegang
"seperti para pelayan tidak membersihkannya sampai bemar benar bersih" ,lanjutnya santai
"a apa? " ,ucapku tak percaya
"tidak usah terkejut ,didunia mafia hal itu sudah biasa. Setelah dexter bosan dengan mu, kau juga akan langsung dibunuh" , katanya dengan tertawa sinis
Gila
Jadi dia tau kekasihnya seperti ini tapi tetap menerimanya??
"aapa maumu?" kataku berusaha tenang
Ia hanya tersenyum sinis
"ja jadi kau tau kalau kekasih mu memiliki wanita lain yang disekap disini dan.. Dan kau membiarkannya?" ,tanyaku tak percaya
"kenapa? Toh kalian cuman mainan yang akan dibuang saat dia bosan" ,katanya enteng
"bagaimana jika ia bosan denganmu juga nantinya?" , tanyaku lagi
"Aku? Jangan samakan aku dengan sampah kayak kalian!! Dexter gak bisa hidup tanpaku", katanya kali ini dengan nada tinggi dan bangga
Lalu untuk apa dia cari wanita lain? Didepan mu lagi..
Tapi aku tidak merasa harus mencampuri urusan mereka jadi kuurungkan niat ku mengatakan itu.
"Untuk apa kau memberitahukanku ini?" , ucapku
"hmm, hanya biar mainan baru pacarku lebih mempersiapkan diri setelah tidak berguna". ,katanya dengan sombong
"aku tau , kalau akan dibunuh saat tidak berguna atau mungkin keluargaku juga akan dibunuh. Jadi aku cuman harus terus menjadi berguna", jawabku serius
Ia terlihat tidak puas dengan jawaban ku dan
"oh ya? Kita liat saja nanti" katanya sambil berjalan keluar....
Saat ia keluar aku langsung merasa lega.. Entah kenapa firasatku berkata untuk tidak dekat dekat dengannya apalagi pacarnya
Tapi apa maksudnya digunakan dexter? Bukankah aku hanya akan menjadi pelayan? Aku tidak harus melayani nafsu cowok sialan itu juga kan?
Tapi dia bilang tidak akan memaksakan diri padaku. Apa dia bisa memegang janjinya?
-----------------------------------
Dexter POV
Setelah cassy keluar dari kantor, aku langsung memerintahkan lily untuk menunjukkan kamar barunya.
"siapa wanita muda itu tuan?", tanyanya dengan sopan
Lily bukan tipe yang mempertanyakan apapun yang kulakukan .ia pasti menyadarinya..
"firasat mu benar,mereka sangat mirip. " jawabku
"Maksud anda Marco? Dia benar putrinya?", jawabnya sangat terkejut
"iya" jawabku singkat
"Saat melihatnya kukira cuman firasatku, tapi ternyata benar", katanya seperti sedang berpikir
"sekarang antarkan ia kekamar tamu biasa dilantai 3", perintahku
Lily mengganguk dan berbalik keluar
Hmmm, kebetulan yang kejam cassy...
Kau bahkan tidak tau apa yang sedang menantimu