Sometimes you just need to take a break from everything. In beautiful place. Alone. To figure everything out. Sometimes you have to stand alone. Just to make sure you still can. ~ Draco
"Kau sudah dengar tentang para penduduk Wonderland yang hilang secara misterius, bukan? Bahkan akhir akhir ini kematian penduduk Wonderland meningkat. Bahkan ada beberapa tetua bangsawan yang menghilang. Ada juga dati mereka yang ditemukan mati. Aku mencurigai Collins ada di balik semua ini... Melihat ekspresimu tenang tenang saja. Apakah aku harus khawatir? Ataukah aku haruskah aku ikut tenang? Karena kau ini memang pria rumit yang sulit ditebak. Terkadang kau mengetahui bencana tapi kau tetap tenang saja. Terkadang kau mengetahui hal baik akan datang tapi kau tetap tenang pula. Kau orang yang terlalu tenang. Jadi itu membuatku bingung." Ucap Edward yang tiba tiba muncul di belakang Leo yang sedang berdiri santai di sebuah gedung sambil menikmati pemandangan kota malam itu.
"Edward Kennedy, pemimpin aliansi rahasia. Kenapa kau disini? Apakah ada sesuatu yang ingin kau tanyakan?"
"Aku tidak tahu sampai kapan permainan ini berakhir. Aku sedikit muak bermain menjadi vampir biasa yang rendahan. Sampai kapan aku, Cassius, Karen, dan Caspian berhenti menjadi vampir rendahan? Sampai kapan Charles akan mengetahui semuanya. Sampai kapan kebohongan ini berakhir? Kenapa harus kami yang disuruh oleh Maximus? Aku melakukannya demi balas budi untuk keluarga Kingstone. Aku punya banyak pekerjaan lain yang harus kukerjakan."
Leo langsung memberikan kedua foto persahabatan Charles kepada Edward.
"Kalian semua yang berada di foto itu adalah orang yang sangat berarti bagi Charles. Setelah Charles, Annie, dan Bill mendengar kebenaran... Aku rasa mereka akan sulit mempercayai kalian. Dibandingkan keluhanmu yang banyak itu. Jauh di lubuk hatimu kau sangat peduli pada mereka." Kata Leo
"Bukannya Billy dan Annie Foster juga vampir biasa yang kau sebut rendahan itu? Mereka temanmu juga kan? Apa kau tidak merasa telah mengkhianati mereka dengan kebohongan?" Tanya Leo lagi dengan santai.
"Hhhh... itu adalah kedua hal yang berbeda. Memang pertamanya kami sangat tidak terlalu sudi menjadi vampir rendahan. Karena vampir biasa adalah vampir yang biasa kami musnakan jika berbuat onar. Vampir biasa jua merupai manusia yang serakah. Tapi lama kelamaan kami memang merasa seperti sahabat sungguhan. Meskipun awalnya tujuan kami mengawasi Charles namun kami lama kelamaan berubah. Terkadang aku lupa bahwa aku adalah vampir bangsawan sehingga terkadang kami berbuat suatu hal yang konyol untuk bercanda. Bahkan baru baru ini aku menghancurkan pesta pernikahan manusia. " Kata Edward
Leo hanya tersenyum sambil mendengarkan Edward bercerita. Seolah olah dia mengerti.
"Ketika Annie dan Bill dalam keadaan bahaya dulu. Kami malah merasa khawatir. Padahal kami tidak seharusnya khawatir karena inilah sandiwara. Namun lama kelamaan sandiwara ini menjadi nyata. Persahabatan kami menjadi nyata. Hanya saja aku risih selalu menceritakan kebohongan pada Charles, Bill, Annie, dan Draco. Terkadang aku ingin tertawa pada kebohongan yang kami buat. Rasanya aku ingin menceritakan kebenaran yang ada kepada mereka. Dan sekarang mereka dalam bahaya tapi aku hanya berdiri disini dan berbicara denganmu." Kata Edward lagi.
"Sandiwaramu akan segera berakhir. Saat yang tepat untuk mengungkap kebenaran akan tiba. Tapi itu akan menjadi keputusan kalian tetap mempertahankan persahabatan atau menjalani hidup masing masing seperti saat kau belum bertemu mereka."
"Tentu saja aku, Cassius, Caspian, dan Karen akan mempertahankan persahabatan meskipun awal dari persahabatan kita adalah sandiwara. Tapi aku hanya khawatir jika kebenaran diungkap. Mereka akan mengira persahabatan ini dari awal sampai selamanya akan tetap menjadi sandiwara. Aku khawatir semuanya tak lagi sama. Dulu kami pura pura peduli dan pura pura menyayangi mereka. Namun sekarang kami benar benar peduli dan menyayangi satu sama lain."
"Semuanya akan baik baik saja. Hanya karena seseorang tersesat dan hilang arah, lalu terjatuh dan tak bisa bangkit lagi bukan berarti orang itu akan tersesat dan terbaring di tanah selamanya. Jadi kau tidak perlu terlalu khawatir jika ada hal buruk terjadi karena hal baik akan datang. Pergilah dan susul saja mereka jika kau khawatir pada adik iparmu."
"Bisakah kau berhenti menyebutnya adik ipar? Aku lebih suka kau memanggilnya dengan namanya uaitu Cassius Winstone saja."
"Kenapa kau membenci adik iparmu sendiri?" Tanya Leo sambil terkekeh.
"Dia itu kekana-kanakan, dan menyebalkan. Rasanya aku malu punya adik ipar seperti itu. Apalagi dia sudah berapa abad lajang terus. Rasanya ingin kucarikan pacar untuknya agar tidak menggangguku dan Chloe saat kami hanya berdua."
Leo hanya tertawa dan menggeleng gelengkan kepalanya.
"Kau tahu? Sedikit sulit rasanya mempercayai Charles sang vampir bangsawan mencintai Annie Foster yang hanya vampir biasa." Kata Edward
"Mau bagaimana lagi? Orang orang jatuh cinta dengan cara yang misterius. Terkadang kita tidak bisa selalu menebak apa yang terjadi di masa depan. " Kata Leo
"Kau benar. Annie dari dulu suka memperhatikan Charles semenjak Charles masih remaja. Annielah yang jatuh cinta kepada Charles sejak sebelum Charles mengenalnya. Memang Charles tidak jatuh cinta pada Annie Foster pada pandangan pertama. Butuh 17 tahun untuk membuat Charles jatuh cinta pada Annie.
"Dia perlahan jatuh cinta pada Annie Foster karena Annie adalah sosok yang selalu ada baginya. Annie selalu baik hati dan peduli kepada Charles. Meskipun Rossie Krystall selingkuh beberapa kali dan menyakiti hati Charles. Annie yang selalu menghiburnya. Membuat rasa sakitnya terobati dan tergantikan dengan kebahagiaan. Seperti yang kau kayakan semua hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kita memang tak bisa selalu menduga apa yang terjadi berikutnya dengan hidup kita." Kata Edward sambil melangkah pergi. Kemudian Ia memberhentikan langkah kakinya.
"Ngomong ngomong menjadi vampir murni yang tinggal di dunia manusia dan juga berbaur dengan mereka tidak buruk juga. Manusia hidup bebas tanpa banyak peraturan yang rumit tidak seperti para bangsawan. Aku bisa sedikit bersenang senang karena itu. Kalau begitu akan pergi menyusul mereka." Ucap Edward sambil menghilang.
***
Luke berjalan dengan tertatih tatih di sepanjang selokan bawah tanah mencari Robert dengan luka mengalir di bagian kepala dan kakinya. Tak lama kemudian dia melihat sosok bersimbah darah tergeletak di dekat air selokan yang terletak beberapa meter darinya. Ia perlahan mendekati sosok itu. Ternyata benar seperti dugaannya. Sosok tersebut adalah Robert yang sekarat. Luke langsung membantunya berdiri dan berjalan.
"Apa yang kau lakukan disini, idiot? Selamatkan dirimu selagi bisa..." Ucap Robert lemah
"Aku tidak akan meninggalkan saudaraku mati begitu saja! Apa kau lupa janji Nostra Santino?! Kita akan menghadapi semua suka dan duka bersama. Tak peduli seberapa besar resikonya kita akan selalu mengulurkan tangan saat saudara kita terjatuh. Kita tidak akan membiarkan saudara kita terbunuh karena kita semua bekerja sama untuk membunuh. Kita akan terus bersama sampai akhir. Bersatu dalam persaudaraan yang kuat."
"Kau benar. Tapi ada saat dimana kita harus memikirkan diri kita sendiri. Jika aku mati. Ambil flash disk ini. Kata sandinya adalah n08tr484nt1n0. Semua yang kau perlukan berada di sana. Semua cerita yang tidak kalian ketahui ada disana." Kata Robert sambil memberikan flash disk itu kepada Luke. Luke langsung menerimanya dan menyimpannya di saku celananya. Meskipun di dalam raut wajahnya terukir ratusan pertanyaan.
"Ck, kau tidak akan mati. Sebentar lagi kita akan keluar dari sini. Kita sudah dekat dengan pintu rahasia rumah sakit James."
"Entahlah Luke, aku rasa waktuku sudah dekat. Kau tidak perlu khawatir dengan keselamatan anakmu. Putera sulung John sudah mengumpulkan semua anak anak keturunan Nostra Santino dan membawa mereka ke tempat aman dan seperti dugaanmu, kau benar. Aku meretas satelit dan kamera di berbagai jalan untuk menemukan anakku. Ternyata benar. Anakku berada di masa depan dia pergi ke sana menggunakan bola merah teleportasi sekaligus mesin waktu yang ia temukan."
"Aku tidak tahu kenapa dia tidak kembali selama berbulan bulan tapi kurasa ada sesuatu yang mendesaknya sehingga ia tak bisa kembali pulang. Aku rasa The Black Hawk menemukan mayat mayat tentara robot yang dulunya dibuat Abigail Thazaky lalu The Black Hawk membuat ulang mereka. Tentara robot yang menyerang beberapa dari kita adalah tentara robot yang dulunya milik Abigail Thazaky."
"Tujuan tentara robot itu seharusnya untuk melindungi negara namun ternyata malah sebaliknya. Awalnya Abigail Thazaky berpikir dengan membuat robot itu punya keinginan masing masing seperti layaknya manusia bukannya diperintah akan mewujudkan masa depan dan penemuannya akan membantu dunia tapi ternyata dia salah, ketika dia memberikan sebagian inti energi kepada para tentara robot miliknya. Hal itu justru membunuhnya, menghancurkan kota kota, dan membunuh ribuan orang. Sebelum Ia membuat para tentara robot itu, dia bilang padaku bahwa inti energi itu ia dapatkan melalui dunia lain."
"Semua itu berawal dari ketidak sengajaan. Awalnya dia berpergian dengan kapalnya untuk menemukan penemuan baru, namun ombak besar dan badai membuat kapalnya menuju segitiga bermuda. Disana kapalnya ditenggelamkan dan dihancurkan oleh Kraken. Yang dia ingat dia tenggelam. Lalu terbangun di sebuah pulau. Di dalam pulau ada semacam portal menuju Wonderland. Dia mengamati, dan menjelajah banyak hal disana. Lalu dia menemukan suatu tempat berenergi besar. Disanah ia menemukan inti energi itu. Dia kemudian membuat inti energi itu dapat dikendalikan dengan mudah dan menyederhanakan bentuknya. Dia juga menemukan batu teleportasi dan batu mesin waktu. Kemudian dia menyatukan batu teleportasi dan mesin waktu itu dan menyederhanakannya."
"Jadi sebenarnya dia tak pernah membuat inti energi itu. Dia hanya menemukan dan menyederhanakannya saja. Aku tahu ini kedengarannya gila. Namun ini nyata, Luke. Aku ingin kau melindungi inti energi itu dengan seumur hidupmu. Banyak orang yang menginginkan energi itu. Aku ingin inti energi itu tidak jatuh ke tangan yang salah. Jadi aku ingin kau pergi ke kamar James di mansion Nostra Santino dan pergi ke pintu rahasia milik James. Pintu rahasia itu tepat berada di balik lukisan. Aku ingin kau menemukan lubang di pinggir bingkai lukisan dan letakkan cincin Nostra Santinomu disana. Maka pintu rahasia itu akan terbuka. Jika kau menemukan pintu bersandi, maka kata sandinya sama seperti kata sandi flash disk yang aku berikan kepadamu. Setelah itu aku ingin kau cari bola kaca berwarna biru kemerahan terang beserta sebuah buku yang ditulis oleh Abigail Thazaky."
"Jika keadaan sangat mendesak... gunakan inti energi itu untuk menghidupkan robot robot yang berada di markas The Black Hawk di Atlanta. Aku juga tidak tahu bagaima The Black Hawk bisa menemukan robot robot itu tapi itu bukanlah masalah asalkan mereka tidak memiliki inti energi untuk menghidupkan robot itu. Jika penjelasanku masih tidak kau mengerti, silahkan buka flash disk yang kuberikan padamu. Semua hal yang ingin kau ketahui berada di flash disk dan buku yang ditulis oleh Abigail Thazaky. Kebenaran tentang The Black Hawk juga ada di flash disk itu. Aku mengatakan semua ini karena aku tahu aku akan mati. "
"Kau tidak akan mati karena aku akan membawamu ke pintu rahasia rumah sakit James dan dokter dokter khusus akan menangani-
Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!
Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!
Tiba tiba dari belakang mereka beberapa tentara S.W.A.T langsung menembaki mereka.
Luke yang terkena tembakan langsung waspada dan menghindar. Kemudian melempar granat asal dan granat kejut sebanyak mungkin dan menembaki leher para tentara S.W.A.T.
Meskipun menghindar, tetap saja Luke terkena beberapa tembakan riffle di kaki dan tangannya sedangkan Robert yang paling banyak terkena tembakan riffle tersebut di punggung sampai menembus ke dadanya. Luke sama sekali tidak memakai rompi anti peluru sedangkan Robert, meskipun dia memakai rompi anti peluru. Peluru peluru tersebut tetap akan menembus dada Robert karena rompi anti pelurunya rusak kebanyakan tertembak.
Dengan segala kekuatan yang tersisa Robert mengaktifkan bom waktu dengan daya rusak yang sangat tinggi untuk menghancurkan selokan bawah tanah.
"Selamatkan...dirimu sendiri. Trust nobody..."
Robert sambil menghembuskan nafas terakhirnya.
Mata Luke membelalak dan seketika itu juga berlari sekencang mungkin untuk keluar dari selokan bawah tanah itu dengan air mata. Dia berharap semua itu hanyalah mimpi buruk baginya. Dia tak percaya sahabatnya mati di tangannya begitu saja. Ini benar benar pembantaian. Dunia kejam. Dunia memang tidak adil. Kami memang mafia berbahaya tapi setidaknya kami berhak diadili bukannya dibunuh begitu saja. Kami memang mafia tapi kami tidak sembarangan membunuh orang tak bersalah. Kurasa James benar. Suatu saat ada harga yang harus dibayar saat kami memasuki organisasi ini. Ada dosa yang harus dibayar oleh kami.
Apakah inikah akhir dari cerita Nostra Santino? Semua anggota kami dibunuh satu per satu begitu saja? Aku memang benci mengakuinya tali kurasa inilah akhir dari semuanya. Batin Luke saat keluar dari selokan bawah tanah itu disertai ledakan yang membuat jalanan retak dan kemudian hancur.
Luke akhirnya sampai di pintu rahasia rumah sakit James. Ketika dia berjalan di wilayah khusus sambil memakai topi dan tudung hoodienya tidak ada yang mengenalinya karena rumah sakit bagian pintu rahasia memang sangat sepi. Hanya anggota Nostra Santino, dokter, dan perawat khusus yang boleh berada disana. Kemudian di berhenti disekitar mesin makanan rumah sakit yang terbuka karena masih dalam perbaikan.
Dia langsung memasukkan flash disk itu di mesin makanan tanpa ada yang menyadari sebelum luka lukanya ditangani. Dia berniat akan mengambil flash disk itu kembali saat dia selesai diobati. Tapi dia tak menyadari Vincent yang berada di salah satu kamar pasien kosong dan mengamati Luke dari jauh.
Kini luka lukanya sudah ditangani oleh dokter khusus yang telah disiapkan James untuk situasi semacam ini. Ketika ia kembali ke mesin makanan, saat ingin mengambil flash disk itu. Sungguh tidak percaya karena flash disk itu menghilang. Wajah Luke seketika berubah menjadi pucat. Ketika dia melihat bayangan seseorang dan anjing doberman dibelakangnya. Luke langsung tahu bahwa itu Vincent. Seketika dia mendorong dan menarik Vincent sampai ke ruang pasien kosong.
"Katakan dimana flash disk itu Vincent!"
"Hei santai saja, bung! Tidak usah marah! Aku hanya membantumu menyimpankannya!"
"Dimana benda itu?! Apa isinya?! Apa kau sudah membukanya?!"
"Jangan tanya aku seolah aku tahu segalanya!"
"Kenapa kau berada disini?! Kau pasti tahu sesuatu, bukan?!" Tanya Luke dengan ekspresi marah dan memegang kerah kemeja Vincent.
"Baiklah, aku memang tahu sesuatu. Aku kesini karena aku mengira kau sudah membawa Robert kesini untuk diobati karena yang pasti dia terluka. Namun kelihatannya kau masih belum menemukannya. Dan yang kuketahui hanyalah The Black Hawk memang sudah ada sejak sebelum kita lahir. Memang tak masuk akal dan aneh tapi beginilah kenyataannya. Collins adalah pemimpinnya. Dia mengendalikan semuanya. Mereka menyerang, dan membunuh dengan peluru yang memiliki daya rusak tinggi. Mereka juga punya serbuk hitam aneh yang melapisi bagian luar peluru itu. Mereka menyebut serbuk hitam itu batu kematian. "
"Saat melawan mereka rasanya seperti bukan melawan manusia. Merekalah yang membunuh semua anggota kelompok CIA yang kupimpin. Semua itu hanya menjadi salahku karena tak bisa melindungi anggota dengan benar karena itu aku meninggalkan CIA. Kalau tentang isi flash disk itu aku tidak tahu, bung. Aku sama sekali belum membukanya. Apakah benda itu sangat penting bagimu sehingga kau menjadi sesensitif ini?"
"Robert sudah tiada, Vince... Dia memberikan flash disk itu dan berkata padaku untuk tidak mempercayai siapapun."
Vincent terdiam beberapa saat. Kemudian Luke menceritakan semua yang terjadi kepada Vincent.
Vincent hanya bisa diam. Dia tidak tahu apalagi yang harus ia katakan. Pertamanya ia kira apa yang Luke bicarakan adalah omong kosong tapi melihat luka luka Luke saat datang dan keseriusan Luke saat menceritakannya.
Ia tahu bahwa Luke tidak berbohong.
Vincent seperti ingin menyangkal dan tidak percaya dengan cerita Robert. Luke awalnya juga seperti Vincent tidak mempercayai cerita Robert saat Robert menceritakannya. Tapi ketika mengingat Robert adalah orang yang pemarah dan tidak suka bercanda, ditambah lagi cerita ini berhubungan. Tak ada alasan lagi bagi Luke untuk tidak percaya. Memang tidak masuk akal namun begitulah kenyataannya.
"I don't believe it, man. He died? Just like that?"
"Well believe it now, Vince. This is the truth. I know that sounds like a fantasy story but Robert won't lie when he is almost dead.
"I mean he's the smartest and genius I've ever met. I mean he is angry but he doesn't deserve to die."
"None of us deserve to die just because of Arthur's deeds. But what else can we do? We can only hide and survive. All of our mafia men have been hunted. No one can be trusted."
"Then what will we do now? Because I will only follow you."
"We will go to the nostra santino mansion, find the secret door, the core of energy, Abigail Thazaky's book and then stay hidden there."
***
Vincent dan Luke bersembunyi dikejauhan. Ternyata seperti dugaan mereka benar bahwa para pasukan S.W.A.T. sudah berada di kediaman Nostra Santino.
"Sial! Kalau begini bagaimana cara masuknya?" Tanya Vincent
"Beberapa kilometer darisini ada sebuah rumah yang kosong. Kau ingat kan rumah kosong itu bisa menembus masuk ke dalam Nostra Santino. Kau akan masuk ke dalam lewat sana."
"Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Vincent
"Aku akan masuk ke dalam sumur tua yang tidak dipakai yang letaknya tidak jauh dari Nostra Santino. Dulu saat aku terjatuh ke dalam sana. Kurasa di balik bebatuan sumur yang besar itu, ada ruang rahasia yang menembus ke dalam Nostra Santino. " Kata Luke
"Tapi bagaimana cara agar kau tidak ketahuan saat masuk?"
"Anjing Doberman yang pintar ini akan mengalihkan perhatian mereka." Ucap Luke sambil mengelus kepala anjing yang ada didekatnya. Kemudian Luke tiba tiba memberikan flash disk pemberian Robert kepada Vincent.
"Aku percaya padamu Vince." Ucap Luke
Vincent menerimanya dan memasukkan flash disk itu di balik jasnya.
"Kalau begitu sampai jumpa di dalam, Luke. Hati hati saat kau memasuki mansion itu." Kata Vincent sambil melangkah pergi.
"Rex, aku ingin kau pergi untuk mengalihkan perhatian mereka supaya aku bisa masuk ke dalam sumur tua itu." Ucap Luke kepada anjing itu. Kemudian ia pergi diam diam menunju sungai sambil membawa tali dan palu besar.
Tak lama setelah Luke pergi anjing itu langsung keluar dari semak semak berlari dan menggong-gong pada tim S.W.A.T. Sehingga perhatian mereka teralihkan.
Ketika mendengar gongongan anjing. Luke langsung turun ke dalam sumur tua yang besar itu dengan perlahan dengan menggunakan talinya.
Ketika salah satu tim S.W.A.T mendekati anjing itu dan berkata.
"Ada apa sobat? Kau tersesat?" Tanya orang tersebut kepada anjing itu.
Seketika Rex langsung pergi menjauh, berlari menyusul Vincent yang sudah berjalan jauh.
"Ada yang terjadi dengan anjing itu?"
"Sudahlah lebih baik kita kembali bekerja." Ucap salah satu kawannya.
Vincent yang baru saja sampai di rumah kosong langsung terkejut ketika melihat Michael yang tak lain adalah sahabat Draco sudah berdiri di rumah itu. Anak itu sama terkejut dengan Vincent saat melihat Vincent.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Vincent sambil menarik lengan anak itu sampai masuk ke dalam rumah.
"A-aku mencari Draco. Aku khawatir pada berita itu. Maksudku dia tak mungkin kan melakukan hal yang seperti itu? Tidak mungkin kan dia mafia?"
"Kalau tentang berita itu. Semuanya bohong. Kami tak melakukan semua itu. Kalau kau berfikir dia bukan mafia maka kau salah. Dia memang mafia begitu pula dengan aku beserta teman temanku yang ada di berita. Setiap orang punya rahasia sendiri sendiri. Bahkan kau diam diam menjadi gangster bukan?"
"Bagaimana kau bisa tahu semua itu?"
"Itu tidak penting. Pertanyaanku daritadi adalah bagaimana kau bisa tahu kami ada disini?"
"Aku khawatir dengannya karena dia menjadi buronan. Lalu aku pergi ke mansion Kingstone. Memang disana sudah dipenuhi wartawan dan petugas kepolisian. Kakeknya bilang Draco tidak ada disana. Mau kalian cari sampai mayi pun dia tidak ada disini. Kalian sudah tahu kan dia waktu itu menghilang? Bagaimana kalian bisa berpikir bahwa dia tinggal disini?Namun ketika aku bertemu dengan kakek Draco untuk menanyakan keberadaan Draco. Dia langsung berbisik kepadaku untuk pergi kesini."
"Hhh... kalo begini jadinya. Kau sekarang tak akan bisa kemana mana. Karena aku belum mempercayaimu. Jadi kau harus menjadi sandra sementaraku." Kata Vincent menginjak injak labtai kayu di sekitar rumah itu.
"Kau tidak akan membunuhku kan?" Tanya Michael
"Tidak. Aku tidak akan mungkin membunuh sahabat yang Draco kenal sejak kecil." Ucap Vincent yang masih saja menginjak injak lantai kayu.
"Sedang apa kau?" Tanya Michael tak mengerti.
"Diam dan perhatikan." Ucap Vincent sambil menginjak injak lantai kayu kesana kemari untuk mencari pintu rahasia. Kemudian dia berhenti menginjak dan langsung membuka satu per satu bagian lantai kayu itu dengan tangannya. Sehingga sekarang terciptalah sebuah lubang besar. Michael juga melihat ada sebuah tangga yang didisain menurun menuju tempat yang gelap gulita.
Vincent langsung mengambil senter dan menyalakannya. Ia dan Michael menuruni tangga perlahan. Ketika baru beberapa langkah menuruni tangga. Vincent tiba tiba berhenti dan mendengar suara dari atas.
"Apakah ada sesuatu?" Tanya Michael kepada Vincent. Vincent tak mempedulikan pertanyaan Michael dan kemudian dia berbalik ke atas dan bersiap menodongkan pistolnya. Jantung Vincent berdetak lumayan cepat. Dia pikir akan ada seseorang menemukannya dan membunuhnya. Namun tidak. Ternyata itu hanya Rex.
"Dasar sialan. Kukira kau orang lain." Ucap Vincent sambil menyimpan lagi pistolnya dan mengelus kepala anjing itu.
Sedangkan Luke memukul keras bebatuan di balik sumur dan langsung saja bebatuan itu runtuh sehingga menciptakan jalur bebatuan yang bisa ditembus.
Ketika dia berhasil masuk ia langsung di sambut puluhan kelelawar. Luke langsung menembaki kelelawar itu agar mereka pergi. Seketika mereka sudah pergi. Kini ia seperti berada di dalam gua.
Dia tidak sadar bahwa dia telah menimbulkan suara sehingga beberapa tim S.W.A.T. menuju sana.
Ketika dia baru saja menyadari perbuatannya yang mengundang tim S.W.A.T. kemari. Dia langsung dengan cepat cepat berlari dan mencari jalan keluar. Dan benar ketika ia berlari ke depan ia menemukan jalan yang berbentuk bebatuan menuju ke atas. Namun ternyata jalan itu tertutup oleh batu bata. Dengan cepat ia memukul batu bata itu dengan palu besarnya. Sehingga terciptalah lubang besar di perapian.
Tentu saja pukulan Luke mengundang para tim S.W.A.T. yang ada di dalam Nostra Santino mendatangi sekitar perapian. Namun mereka terlambat Luke sudah keluar dari sana, mengambil beberapa senjata dari balik sofa dan bersembunyi di balik pintu. Ketika mereka sudah berada di ruangan itu. Luke langsung menembaki tim. S.W.A.T yang mendatanginya.
Setelah berjalan cukup lama. Vincent akhirnya menemukan pintu di depannya yang berupa dinding. Vincent juga mendengar suara tembakan dari luar dinding itu.
Vincent betul betul punya firasat buruk. Karena itu dia mulai meraba raba dinding itu untuk mencoba membuka pintu yang menyerupai dinding itu.
Luke memang sudah kewalahan untuk melawan mereka dia kini bersandar tepat di balik dinding yang ingin dibuka Vincent. Dia sekarang terluka parah, nafasnya terengah engah.
Ketika Vincent akan mengambil kapak yang ia temukan saat menuju ke dalam pintu rahasia itu. Michael langsung dengan cepat berkata pada Vincent.
"Aku rasa pintunya dibuka dengan cara digeser." Kata Michael
Vincent kemudian menggeser pintu yang menyerupai dinding itu dengan perlahan. Ia langsung terkejut ketika ia melihat Luke berada di depannya dengan bersimbah darah. Luke tersenyuk kepada Vincent dan berkata.
"Sampai jumpa kawan."
Dari kejauhan tiba tiba beberapa orang menembakinya. Sehingga ia terjatuh ke bawah lantai dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Vincent sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Saat ini dia sangat sangat marah. Dia langsung mengambil kapak dan melemparkan kapak itu sampai mengenai kepala salah satu orang yang menembaki Luke.
Sementara Rex langsung menyerang leher orang orang itu. Vincent masih saja menembaki mereka dengan kedua pistolnya. Kemudian setelah ada kesempatan lolos dari mereka. Vincent langsung menarik lengan Michael dan pergi ke kamar James. Kemudian disusul oleh Rex.
Vincent langsung mengunci pintu itu dan menghadang pintu dengan lemari besar James.
Vincent dengan cepat membuka jendela kamar James dan menggeledah semua barang barang James.
Para tim S.W.A.T mulai mengetahui keberadaan mereka dan mendobrak pintu kamar James.
Ketika Vincent menemukan tali yang tebal kemudian dengan cepat mengikatkan tali itu untuk ke menuju ke bawah.
"Kita akan benar benar turun bukan?" Tanya Michael kepada Vincent.
"Aku hanya akan mengecoh keparat keparat itu." Ucap Vincent
Ketika sudah selesai dengan tali itu. Ia langsung menggeser lukisan yang letaknya tepat di atas dinding kasur James dan mencari lubang di balik lukisan James. Kemudian ia menemukan salah satu pinggiran lukisan itu bisa digeser sehingga ia menemukan lubang kecil disana. Ia langsung memasukkan cincin anggota Nostra Santino miliknya.
Seketika itu juga dinding di balik lukisan itu terangkat ke atas otomatis. Menunjukkan bahwa disana ada ruangan lain untuk ditujunya. Tanpa berpikir panjang Vincent langsung masuk ke jalan rahasia itu. Disertai oleh Michael dan Rex.
Ketika mereka sudah masuk, pintu itu langsung menutup secara otomatis lagi. Jadi ketika di lihat dari luar. Pintu rahasia itu hanya dinding biasa.
Ruang rahasia itu mirip seperti bunker rahasia.

Vincent, Michael, dan Rex terus saja mengikuti arah ruangan rahasia itu. Sampai mereka menemukan pintu bersandi disertai pemindai sidik jari
Vincent langsung menekan sandi n08tr484nt1n0 dan meletakkan sidik jarinya kesana.
"Welcome Vincent Travolt."
Secara otomatis pintu langsung terbuka. Setelah dipikir pikir ruangan rahasia itu mirip rumah kecil dengan beberapa pinru misterius.
Vincent langsung memasuki pintu itu dan mencari brankasnya sedangkan Michael mencari hal lain yang berguna.
Michael akhirnya menemukan pintu yang berisikan semua CCTV di dalam Nostra Santino. Kemudian di bawah layar komputer yang banyak itu ada beberapa tombol tapi yang paling menarik bagi Michael adalah tombol yang bertuliskan security for intruders.
Sedangkan Vincent yang baru saja menemukan brankasnya langsung saja mencoba membuka brankasnya.
Michael masih berpikir dan memperhatikan ke arah CCTV. Yang pasti jika dia adalah Vincent yang menemukan tombol itu. Vincent juga pasti akan menekan tombol itu. Meskipun dia sendiri sedikit ragu tentang kegunaan tombol itu. Tanpa berpikir panjang lagi dia langsung menekan tombol itu.
Seketika itu dari berbagai balik dinding ruangan di dalam Nostra Santino keluar semacam robot robot tengkorak dengan membawa senjata dan menembaki semua orang yang ada di dalam Nostra Santino. Menurut Michael ketika melihat robot robot itu menyerang, mereka seperti prajurit yang menjaga mansion ini.
"Aku sudah membereskan orang orang yang ada di dalam Nostra Santino!" Kata Michael sambil pergi ke arah Vincent yang baru saja berhasil membuka brankas.
"Benarkah? Bagaimana?"
"Ada tombol bertuliskan security for intruders. Ketika kutekan tombol itu, langsung saja dari balik dinding, bangunan bangunan ini mengeluarkan robot robot yang bertujuan untuk membunuh penyusup."
"Lalu bagaimana kalo aku yang keluar? Apakah robot robot itu akan membunuhku juga?"
"Tidak. Robot itu tak akan membunuhmu karena kau adalah salah satu peninggi Nostra Santino." Kata Michael
"Bagaimana kau begitu yakin?" Tanya Vincent
"Entahlah itu hanya menurut firasat dan pendapatku saja." Kata Michael
Vincent langsung mengambil bola kaca biru terang dan sebuah buku.
Kemudian Vincent tiba tiba menceritakan semuanya kepada Michael.
Setelah Vincent selesai menceritakan semuanya.
"Aku salah tentangmu, nak. Kau bisa dipercaya." Kata Vincent sambil memberikan buku dan flash disk itu kepada Michael dan membawa pergi bola biru itu.
"Kenapa kau memberikannya kepadaku? Kau mau pergi?" Tanya Michael
"Karena aku mempercayaimu. Aku rasa ada jalan keluar lain untuk membawaku ke sekitar hutan. Mungkin robot robot itu tahu." Ucap Vincent
"Setelah aku berhasil keluar. Aku ingin kau mematikan mode security for intruders. Lalu kau keluar dan pulang ke rumahmu tanpa ada yang mengetahui. Aku akan pergi ke Atlanta untuk mengaktifkan robot robot itu."
"Rex, Jaga bocah ini!" Kata Vincent kepada anjing itu sambil keluar dari pintu rahasia.
***
Vincent sudah tiba di markas The Black Hawk yang berada di Atlanta. Sekilas dia melihat memori lamanya dan melihat kejadian konyol saat mereka meledakkan pesawat mereka sendiri.
"Sial..." Umpat Vincent kemudian Ia berjalan menuju pintu rahasia yang berisikan robot robot yang pernah ia temui waktu itu.
Vincent lalu mengeluarkan bola biru itu dan menengadah ke arah robot robot itu. Tapi tidak ada yang terjadi.
Vincent lalu mengguncang guncangkan bola itu.
"Ayolah kenapa tidak bekerja, sialan!" Umpat Vincent
Kesabarannya Vincent kali ini benar benar habis.
"Cukup sudah omong kosong ini! Aku hanya datang kemari untuk omong kosong ini?! Yang benar saja! Luke mati karena omong kosong itu seharusnya kami bersembunyi saja! Dasar berengsek!" Kata Vincent sambil melempar bola itu ke arah salah satu robot.
Ketika ia hendak mau pergi tiba tiba. Ia seperti orang yang baru saja dirasuki sesuatu. Ia berbalik kemudian mengambil bola biru itu dan bediri di salah satu robot itu sambil memegang bola dan tangan satunya memegang kepala robot yang berukuran seperri manusia dan berkata.
"In the darkness there is always light.
In the light there is always hope.
In hope there is always love.
In joy or sorrow. In happiness or sadness we are always stand together and fight together. It doesn't matter how much risk we take. We will always protect each other."
Seketika itu sala robot yang ada di ruangan rahasia itu aktif.
"VT 05 siap melayani anda, Tuan."
***
Draco dan anggota Nostra Santino lainnya diborgol dan dipaksa masuk ke gedung laboratorium tua yang tak berpenghuni. Diablo sudah merasakan energi yang tak biasa saat memasuki gedung itu. Dia juga merasakan sihir yang dipakai untuk membuat bangunan itu kuat.
Saat ini mereka dipaksa masuk dalam ruangan seperti penjara yang diberi sihir sehingga mustahil bagi mereka untuk keluar. Bahkan Diablo pun dalam wujud hellhound tidak bisa keluar dari sana padahal sudah mencoba berkali kali.
"Bagus sekali kita terkurung disini kemudian mati terbunuh oleh musuh musuh yang kita benci." Kata Lucas
"Siapa pria botak berbadan besar yang memakai topeng itu? Sepertinya Thomas sangat benci pada orang itu ketika Tom melihatnya." Tanya Draco
"Namanya Astinos Haxes. Dialah yang mengalahkan Tom saat bertinju di ring." Ucap Ray
"Dia bukan manusia. Dulu dia adalah salah satu werebear di Wonderland namun pikirannya dimanipulasi oleh Collins cukup lama. " Kata Diablo
"Pantas saja saat melawannya seperti bukan melawan manusia." Gumam Tom
"Kenapa kau menyerah padahal kau punya kekuatan iblis?" Tanya Charlie
"Aku tak punya pilihan. Collins menyandra paman kita. Jika aku melawan. Maka Collins mengancamku. Aku juga tidak terlalu bisa mengendalikan kekuatan itu." Kata Draco
"Ck, dasar tidak punya nyali." Gumam Tom
"Dia buka tidak punya nyali. Dia adalah pria licik dengan segudang rencana. Bahkan mungkin Collins sudah melakukan sesuatu pada paman Draco. Aku mengenal si berengsek itu selama berabad abad. Apa pun yang dia tawarkan pada kalian... Jika kalian menerimanya maka kalian hanya merugikan diri kalian sendiri." Kata Diablo
"Bukannya kau penguasa neraka yang kuat? Jika kau memang betul betul penguasa neraka maka kau seharusnya bisa membebaskan kami."
"Aku tidak bisa karena sebagian segelan dan kutukan sialan ini belum terbebaskan dariku. Ditambah kondisiku lebih lemah jika dibandingkan dengan dulu. Aku terlalu banyak bertempur dalam pertarungan dahsyat tanpa kusadari aku melemah dan tenagaku terkuras. Membuat iblist terkuat melemah beserta penduduk Wonderland. Memang sebenarnya sudah menjadi rencana Collins. Namun akulah yang paling terkena dampak dari rencana liciknya."
"Kenapa kau membunuh Adelline?" Tanya Draco tiba tiba.
"Siapapun yang menemukan batu kami. Aku atau Darius atau pun Demos akan tinggal dalam tubuh orang itu. Namun jika mereka bukanlah orang yang kami pilih dan bukan orang yang tepat maka mereka akan mati dan meninggalkan kutukan ke dalam keturunan mereka jadi kami harus segera dikeluarkan dari tubuh orang itu walaupun orang itu sendiri pasti mati jika kami keluar dari tubuh orang itu. Sudah bertahun tahun kami mencari tapi tetap saja kami tidak dapat menemukan orang yang tepat."
"Jadi menurutmu Draco orang yang tepat?"
"Entahlah. Yang hanya perlu kalian ketahui apapun yang membuat kalian tertarik bekerja sama dengan Collins lebih baik kalian lupakanlah apa yang dia perlihatkan ataupun ia tawarkan. Karena dia hanya menipumu. Dia itu memang senang sekali mengadu domba. Dia bisa menjadi siapapun jadi dia bisa menjadi aku atau kalian. Dia bisa memanipulasi pikiran seseorang dan mengendalikan seseorang menjadi seperti boneka yang ia gerakkan. Lebih kalian lebih berhati hati dalam membedakan kawan atau lawan kalian. Dia juga sangat kuat. Dia orang yang cerdas sampai sangking cerdasnya dia bisa membuat bangsa bangsa Wonderland berperang satu sama lain. Sama seperti dia merencanakan pembunuhan orang yang kalian sayangi."
"Apa yang kau maksudmu?"
"Sama seperti Draco dan Tom pertamanya mengira semua ini telah direncanakan. Collins adalah pemimpin asli The Black Hawk sejak dulu. Arthur Alfero si pengkhianat kalian, dan Duke Wattson sang juara tinju yang mengalahkan Thomas. Semua pembunuhan telah direncanakan olehnya. Termasuk orang tua Tom yang dibunuh lalu mereka membuat rumahnya mereka kebakaran jadi semua orang akan berpikir bahwa orang tua Tom meninggal dalam kebocoran gas, Anggota kelompok CIA yang dipimpin oleh Thomas mati karena The Black Hawk"
"Lalu kebakaran rumah Krystall, Istri Ray yang tertembak, Keluarga Lucas yang terbunuh, Adik perempuan John yang tewas tertimpa gedung yang meledak, Istri Vincent yang tewas saat ditabrak truk di perbatasan Meksiko, dan penculikan anak laki laki Vincent, Kematian Abigail Thazaky yaitu orang yang berarti bagi Robert, Semua anggota CIA yang dulu dipimpin oleh James terbunuh termasuk sahabatnya adalah ulah The Black Hawk."
"Tewasnya sang jenderal yaitu ayah Luke, Istri Luke yang saat hamil dipukuli oleh sekelompok gangster sehingga menyebabkannya meninggal saat melahirkan, Semua anggota CIA yang dipimpin John tewas terbunuh, tentara robot yang datang dari masa depan, Ron yang dinyatakan bersalah dan membuat ulah sehingga mengancam keberadaan Nostra Santino sebenarnya adalah ulah suruhan Collins sehingga semuanya terlihat seperti Ron yang bersalah lalu James terpaksa menyerahkan Ron, sehingga menurut Ron... James dan Charlie menjebaknya dan ingin membunuhnya. Apalagi dia dihasut oleh Collins dan Arthur, kemudian Ron menghilangnya putera Robert, lalu bocornya identitas kalian, dan dengan cepat beredarnya identitas kalian di public, tewasnya Benjamin Edward, kemudian Robert Severus yang mati. Lalu disusul oleh Luke Bernadeath."
"Dari mana kau tahu semua itu?"
"Kau tidak membual bukan? Robert tidak mungkin tewas."
"Aku bisa melihat masa lalu dan masa depan. Aku tahu segalanya meskipun tidak semuanya. Jika kau tidak percaya lihatlah sendiri." Kata Diablo sambil mengeluarkan api di tangannya dan muncullah sebuah ponsel John.
"Bagaimana kau-
"Itu tidak penting. Coba lihat tanda pengenal identitas yang menandakan anggota anggota Nostra Santino yang masih hidup. Jika anggota tersebut masih hidup maka akan berwarna hijau. Jika sudah mati maka tombol pengenal identitas akan berwarna merah. Setelah kau selesai. Cobalah lihatlah berita berita yang terbaru. Ada berita tentang ulah kalian dalam meledakkan gedung para CEO, menyerang gedung putih, menembaki para tentara militer, merampok berbagai bank, menembaki warga warga tidak bersalah, mereka juga menemukan bukti bahwa kalian memakai senjata buatan Severus Companny, kalian juga mengambil fasilitas dan percobaan para ilmuan, lalu ada berita tentang kecelakaan sahabat Tom, dan berita tewasnya Robert. Kalian diadu domba dan kalian yang tidak bersalah menjadi kelihatan bersalah di mata orang orang."
Semuanya terdiam beberapa saat. Apa yang dikatakan Diablo benar benar bukan bualan.
"Kurasa satu per satu dari kita akan mulai mati. Tamatlah Nostra Santino! Semua anggota utama dan anak buah kita diburu! Apalagi Arthur membocorkan semuanya dan memberikan petunjuk pada mereka. Semua yang kita lakukan seperti memakai sarung tangan, topeng, membayar polisi, bekerja sama dengan keluarga Kingstone, semuanya sia sia." Kata John
"Padahal kami sama sekali tidak meledakkan gedung para CEO, kami bahkan tidak menyentuh gedung putih, kami tidak menembaki tentara militer, kami bahkan tidak melakukan satu pun hal yang diberitakan! Kita memang benar benar dijebak!" Kata Tom
"Jika kami membunuh pun tidak akan terang terangan seperti itu. Dan kami pasti memikirkan keuntungan dan resiko dari tindakan kami. Kami selalu berpikir dulu sebelum bertindak." Kata Charlie
"Charlie benar, kami tidak pernah menggunakan senjata Severus Companny. Mereka mencuri senjata itu dari perusahaan Robert. Jika kami menggunakan senjata tidak mungkin ada tulisan Severus Companny di senjatanya. Itu gila. Kau tahu itu sama saja dengan bunuh diri. Memang awalnya semua orang tahu tentang Nostra Santino. Tapi mereka hanya mengetahui bahwa Nostra Santino adalah organisasi mafia terbesar dan terkejam di dunia. Bahkan anak buah kami tidak diketahui identitasnya. Bukankah kepolisian tidak merasa aneh jika mereka menemukan kita semudah ini?" Tanya Draco
"Mereka terkadang tidak tahu itu. Mereka hanya tahu bahwa kita bersalah." Kata Ray
"Keluarga Kingstone tidak akan bisa membantu kita di hadapan publik jika begini situasinya." Kata James
"Apakah sahabatku benar benar tewas karena ulah Collins?" Tanya Tom
"Awalnya dia sudah tewas tapi putera bungsu Demos membangkitkan jiwanya kembali. Jadi jangan khawatir, dia masih hidup. Kalian lebih baik memikirkan nasib diri kalian sendiri."
"Kenapa kau membantu kami? Bukannya kami hanya manusia yang biasanya kaum iblis benci?" Tanya Tom
"Bukan aku yang membantumu. Leo yang meminta putera bungsu Demos melakukan itu. Jika kau mau berterima kasih, berterimakasilah pada putera putera Demos, dan Leo." Kata Diablo
"Daritadi kau berekspresi tenang namun jauh di lubuk hatimu kau sangat gelisah. Ada apa, Drac?" Tanya John
"Dia tahu sesuatu. Sepertinya dia melihat sesuatu yang akan terjadi. Sesuatu yang buruk." Kata James
"Setelah keluar dari sini aku harus menghancurkan mesin portal untuk ke dimensi lain. Kalian lebih baik hati hati pada batu kematian. Batu itu bisa membunuh manusia ataupun kaum Wonderland." Kata Diablo
"Memangnya mesin itu nyata?" Tanya Lucas
Tiba tiba, sihir sihir yang mengurung dan mengelilingi mereka tiba tiba menghilang. Begitu pula borgol mereka yang tiba tiba menghilang.
Rupanya Cassius dan Karen yang membebaskan mereka. Ketika mereka keluar Charles, Edward, Annie, Bill, dan Caspian sudah ada di depan mereka.
"Maaf apa aku mengenal kalian?" Tanya Ray
"Tidak, mereka hanya teman teman ayahku." Kata Draco
Tiba tiba sosok robot muncul dan berdiri di tengah tengah mereka.
Ternyata di dalam robot itu hanyalah Vincent.
"Darimana kau dapatkan itu?"
"Percayalah aku sama bingungnya dengan kalian." Ucap Vincent
"Tugas VT05 selesai." Ucapnya sambil mengambil inti energi yang berada di tangan Vincent.
Seketika mereka melihat inti energi Edward, Caspian, Cassius, dan Karen langsung terkejut.
"Hei apa yang kau lakukan dengan itu? Kau mau kemana?" Tanya Vincent.
"Memberikan inti energi ini pada seseorang yang bisa menjaganya." Ucap robot itu sambil berteleport menghilang.
"Suruhan Abigail ya? Bukannya dia sudah mati-
Cassius yang belum selesai berbicara langsung saja Edward menutup mulutnya.
"Kau mengenalnya?"
"Dulu sekali... Tapi kami tak ada waktu untuk membicarakan itu. Aku ingin para anggota Nostra Santino mengambil masing masing sebotol dari kotak ini." Ucap Edward sambil membuka kotak yang berisikan 10 botol kecil yang berisi cairan terang berwarna merah yang kehitaman."
"Apa isinya? Itu bukan racun, bukan?" Tanya Tom
"Tidak. Minum saja dan jangan banyak tanya kalau kalian mau selamat." Ucap Caspian
Masing masing dari anggota Nostra Santino mengambil sebotol kecil cairan itu dan meminumnya. Sehingga sekarang tersisa 2 botol. Karen langsung mengeluarkan sihirnya dan menyimpan kotak itu dengan sihirnya.
"Rasanya seperti meminum cairan pembersih toilet." Kata Vincent kepada Ray.
"Ayah senang melihat kalian baik baik saja."
"Aku juga senang melihat ayah baik baik saja." Kata Charlie, sedangkan Draco daritadi hanya berekspresi datar.
"Draco, ayah minta maaf. Ayah terlalu keras padamu."
"Terserah." Jawabnya datar.
Karen dan Cassius bisa melihat aura gelap yang muncul dari Draco. Sekejap mereka langsung melirik tajam pada Diablo. Seolah olah menuduh Diablo. Diablo yang melihat itu langsung marah.
"Jangan melihatku sialan! Aku tidak tahu apapun dan aku tidak melakukan sesuatu yang aneh padanya!" Kata Diablo kemudian mendekat ke telinga Karen dan Cassius
"Di dalam tubuhnya aku hanya melihat segel Kingstone yang mulai terlepas. Di dalam pikirannya saat ini sedang kacau. Dia ingin mencari pamannya." Bisik Diablo pada Cassius dan Karen.
Diablo kemudian mengambil beberapa langkah dan menyerap kekuatan Cassius dan Karen sehingga ia dapat berubah menjadi Cerberus.
"Setidaknya ini lebih baik daripada hellhound."
"Dasar tidak tahu terimakasih." Kata Karen
"Hei sialan! Tidak ada yang mengijinkanmu untuk menyerap kekuatan kami, bodoh!" Kata Cassius
"Tutup mulutmu bocah! Kalian masih punya kekuatan lainnya bukan? Bukannya kalian kan bangsawan kuat?"
"Kalian lebih keras kepala dari yang kukira. Sudah kuduga hasilnya akan seperti ini." Kata Collins yang tiba tiba muncul di belakang mereka.
"Bocah sial lagi lagi muncul." Gumam Diablo
"Kau tetap saja lemah Diablo. Kau tetap saja tak bisa melawanku. Kau dengan pasukan mana yang akan melawanku? Dengan pasukan ikan teri ini? Jika mau mengalahkanku seharusnya kau bawa seluruh Wonderland kepadaku. Hahahahaha."
"Dasar gila! Kekuatanmu berasal dari Wonderland tempat bangsa kami berada! Kau tak berhak mendapatkan kekuatan itu!" Kata Karen
"Benarkah? Kalau bukan karena ayahku kalian juga tidak mendapat kekuatan bukan?"
"Dengan atau tanpa dia. Inti dari kekuatan itu tetap saja milik Wonderland, sialan!" Kata Cassius
"Terserah kalian. Saat ini aku punya senjata yang lebih cocok untuk mengalahkan kalian." Kata Collins sambil tertawa.
Tidak lama kemudian muncullah Steven Kingstone dengan mata yang menjadi hitam. Begitu pula dengan aura disekitarnya. Ada bayangan gelap di sekitar tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan pada adikku berengsek?!"
"Tidak ada. Aku hanya membuat tekadnya menjadi kuat, sangking kuatnya dia sampai terhisap ke dalam kekuatannya sendiri karena itu aku mudah untuk mengendalikannya Hahahahahaha."
"Sial! Dia bakal jadi sangat berbahaya dan sulit sekali untuk membawanya kembali." Kata Diablo
"Aku akan melawan Draco Kingstone. Sedangkan Astinos Haxes, Arthur Alfero, dan Ronald Boston kalian bunuh saja anggota Nostra Santino." Ucap Collins sambil membuat dimensi lain untuk bertarung dengan Draco dan Diablo.
"Thomas Wolfhard adalah bagianku." Ucap Astinos sambil melompat ke arah Tom dan memukulinya bertubi tubi. Meskipun Tom sudah menangkis serangannya tetap saja Astinos lebih kuat.
"Tak kusangka aku akan membunuhmu seperti aku membunuh adikmu hahahahaha." Kata Astinos sambil menendang Tom sampai terhantam kaca kaca laboratorium.
"Kurasa 2 manusia kuat akan melawan 6 manusia biasa. Jangan khawatir... kami akan melawan kalian dengan tangan kosong, bukan dengan kekuatan kami hahaha." Kata Arthur sambil tertawa.
"Sudah basa basinya? Aku akan melawan bagianku. Aku akan melawan para anggota bangsawan The Fallen Angel. Jadi aku akan melawan kalian hahahahahaha." Kata Steven sambil terbahak bahak sambil menunjuk ke arah Charles, Edward, Cassius, Caspian, Karen, Bill, dan Annie. Sambil tertawa, Ia mengeluarkan asap hitam yang mengelilingi mereka. Kemudian membuat bayangan hitam yang mengelilingi mereka dan menusuk perut mereka, kemudian membawa mereka menuju ruang bawah tanah.
Sesampai ke ruang bawah tanah dengan keadaan masih tertusuk oleh bayangan gelap. Steven langsung melempar mereka dengan kekuatan telekinetisnya ke arah dinding.
"Pertama tama akan kukurung dulu kelas ikan teri seperti kalian ini. Kau tahu aku tidak mau menyakiti makhluk lemah. Tidak seru namanya." Seringai Steven sambil mengeluarkan bayangan hitam seperti tentakel. Dan dengan cepat bayangan hitam itu menuju ke arah Annie dan Bill. Bayangan bayangan itu menutupi seluruh tubuh Annie dan Bill. Lalu akhirnya bayangan itu menghilang beserta dengan Annie dan juga Bill.
"Aku tidak akan melawanmu. Kau adalah adikku." Kata Charles
"Benarkah? Omong kosong macam itu hahahahaha... sayang sekali aku sangat ingin bertarung dengan Darius sang penguasa para naga. Sungguhkah kau tidak mau bertarung?"
"Tidak."
"Baiklah." Steven langsung melangkah pergi namun langsung menendang Charles sampai Charles jatuh terseret ke bawah. Kemudian Steven menyerap kekuatan arus listrik dari gedung itu dan terus terusan menyerang. Sedangkan mereka sendiri membuat perisai dan mencoba melawan serangannya terus menerusan.
Edward langsung mengeluarkan rantainya secara membabi buta.
"Sialan! Jangan menghalangiku! Akan kubuat kalian menderita! Akan kubuat kau bertarung denganku Charles! Kelemahanmu adalah melihat orang yang kau sayangi mati. Akan kubuat kau menunjukkan kekuatan Kingstone sebebarnya." Kata Steven sambil bersiap mengeluarkan ledakan foton.
Dengan cepat mereka membuat sihir seperti perisai untuk melindungi mereka. Ketika Steven melepaskan ledakan foton yang besar disertai keiuatan kegelapan, perisai mereka seketika hancur dan mengenai mereka.
Mereka semua sekarang dalam keadaan jatuh tak berdaya di tanah dengan darah dimana mana yang ada di tubuh mereka.

"Kau baik baik saja?" Tanya Charles kepada Cassius yang juga mencoba bangun.

"Aku baik, tapi dia sudah tenggelam cukup jauh." Kata Cassius sambil menyembuhkan dirinya.
"Masih belum mati ya? Sudah kubilang jangan menggangguku tapi kalian tidak mau dengar."
"Kenapa kau lakukan ini? Kau masih mempunyai keluarga yang menyayangimu!" Ucap Cassius
"Keluarga? Hahahahaha. Istriku sudah tiada. Sahabatku Cedric Carter juga sudah tewas. Sedangkan putriku dan puteraku yang baru saja lahir hilang tanpa jejak. Aku tidak memiliki apa apa sekarang. Kau sebut itu keluarga?" Tanya Steven sambil menghampiri mereka dengan kekuatan api hitam di kedua tangannya.
"Kau masih punya saudara saudaramu yang menyayangimu Steven! Ini bukan kau! Aku sangat berharap padamu saat ini!" Ucap Charles selama beberapa saat langkah Steven terhenti dan api hitamnya menghilang. Kemudian dia menciptakan dimensi lain dan membawa mereka semua.
Dimensi itu mirip dengan neraka namun semuanya berwarna hitam dan dikelilingi oleh bayangan. Steven langsung menyerang mereka dengan bola bola api hitam dan mengurung mereka didalam bayangan api hitam besar itu.
Karen dengan cepat menyembuhkan dirinya beserta menyembuhkan teman temannya dengan sihir hijaunya.
Sebelum Steven belum selesai membuat kurungan bayangan besar itu sampai menguat dan tak bisa ditembus.
Dengan cepat Caspian memecah bayangan itu menjadi partikel roh.
Kemudian Cassius yang masih saja terluka langsung menyerap kekuatan dari dimensi buatan Steven dan menggunakan kekuatan itu untuk menyerang balik.
Edward mengeluarkan jutaan rantai besar dan menyerang Steven. Steven dengan cepat menangkisnya. Kemudian Ia menyerang Charles dengan besi dan metalnya sampai menembus perut Charles. Namun Charles menyeringai. Matanya kemudian perlahan berubah menjadi merah, kulitnya berubah sepucat mayat.

"Kau mau melawanku? Lawan aku dengan jantan!" Kata Charles sambil melepas segelannya dan mengeluarkan kekuatan gelap serta melepas Darius dari segelnya.
"Nah itu baru Charles yang aku kenal." Kata Steven sambil tertawa.
Seketika itu juga seluruh dimensi buatan Steven mulai dikelilingi es dan salju sekarang.
***
Arthur sibuk menyerang Vincent, Lucas, John, dan Ray.
Sedangkan Ron masih saja menghajar James dan Charlie dengan tangan kosongnya.
Dia terus terusan memukuli mereka. Kemudian melempar mereka sampai ke kaca laboratorium hancur.
Kemudian Ron pergi berjalan ke arah James lalu menarik kerahnya.
"Kau sudah membunuh keluargaku. Kau kemudian hampir membunuhku. Aku pasti sudah mati kalau Arthur tidak menyelamatkanku. Lalu kau mau membunuh putriku juga?" Kata Ron sambil memukul James berkali kali.
"Tunggu... Ron!" Ucap James dengan darah di wajahnya.
Ron kemudian menghentikan pukulannya.
"Aku tahu aku pernah membunuh keluargamu dulu. Tapi itu hanya kesalah pahaman. Mereka memberikan alamat rumah yang salah padaku! Mereka tidak ada hubungannya dengan ini! Begitupula dengan Charlie. Dia hanya menuruti perintahku saja! Kau benar semuanya memang salahku! Tapi kalau soal membunuh putrimu aku tidak akan pernah melakukannya. Karena dia tak ada hubungannya dengan ini semua. Namun semua yang Collins tawarkan padamu hanya omong kosong! Dia hanya mengadu dombamu! Setelah dia tak membutuhkanmu, dia akan membunuhmu."
"Cukup dengan omong kosongmu. Kau yang akan mati pertama." Ucap Ron mencekik James.
Charlie yang masih tergeletak di lantai dengan banyak luka di wajahnya mencoba bangun dan berteriak pada Ron.
"Ron jangan lakukan ini! Aku memohon kepadamu! Dia hanya korban! Collins adalah pelaku yang sebenarnya! Dia hanya mengadu domba kalian! Aku juga salah karena tidak memahamimu sebagai sahabat! Aku salah karena aku telah membiarkan sahabatku mati! Aku tahu apa yang terjadi tapi aku hanya berpaling darimu. Kau pikir aku senang setelah aku mengira kau mati? Tentu tidak. Aku mengutuk dan menyalahkan diriku selama bertahun tahun."
"Apakah kau bahkan pantas disebut sahabat? Beri aku satu alasan kenapa aku harus mendengarkanmu? Apakah kau bahkan layak?"
"Aku memang tidak layak sebagai sahabat tapi yang kutahu kau tak akan membunuh kami. Kau tahu mengapa? Karena keinginanmu yang sebenarnya bukan untuk membalaskan dendammu."
"Kau salah! Kau tidak mengenalku! Inilah keinginanku yang sebenarnya! Mendapatkan kekuatan yang besar dan membunuh orang orang yang meninggalkanku mati! Kebakaran di rumah Krystall akulah pelakunya dan seperti dugaanku. Aku menyaksikan kau lega karena mereka telah mati. Lalu kenapa kau bilang balas dendam bukanlah segalanya padahal kau membiarkan mereka mati"
"Tidak. Aku mengenalmu. Kau adalah sahabat yang baik, Ron. Kau hanya terluka karena dendammu bertahun tahun sehingga kau tak bisa berfikir jernih. Kau tidak ingin itu terjadi. Kau hanya ingin dicintai dan dimengerti. Membunuh orang orang yang telah jahat padamu bukanlah jawabannya. Percayalah aku telah mengalami itu. Aku membiarkan keluarga Krystall mati, memang sekejap aku terasa lega dan senang tapi tetap saja jauh di dalam lubuk hatiku ada rasa bersalah. Kau tidak bisa memperbaiki dirimu sendiri dengan menghancurkan orang lain. Aku tahu dunia memang kejam tapi memang begitulah cara kerjanya. terkadang kau ingin dunia berhenti untuk sesaat tapi dunia tetap saja berputar."
"Balas dendam terbaik adalah kebahagiaan. Karena tidak ada yang membuat orang lebih gila daripada melihat seseorang benar-benar memiliki kehidupan yang baik. Jadi aku menyesal telah membiarkan keluarga Krystall mati. Karena yang mereka lihat padaku saat mereka mati hanyalah anak dengan jutaan kegagalan. Aku menyesal karena aku tidak punya waktu untuk membuktikan mereka salah tentangku."
Ron kemudian melepaskan cekikan James. Sehingga James langsung terjatuh ke bawah dan terbatuk batuk.
"Kita semua hancur, tetapi kita memiliki satu sama lain untuk menyembuhkan luka kita. Yang kau butuhkan hanyalah harapan dan cinta untuk mencapai apa yang Anda butuhkan. Seperti cintamu pada putrimu Laura. Kau tidak bisa menyembunyikan semuanya dari Nostra Santino, Ron. Kau sudah tahu itu."
"Apakah dia meminta semua ini? Tentu tidak. Tidak ada yang pernah meminta semua ini. Dia adalah gadis yang baik. Teman yang baik, dan juga sangat pintar. Dia juga gadis yang riang bahagia. Namun dia hancur sepertimu. Dia terluka. Dia hanya menyembunyikan kesedihannya di balik kebahagiaannya. Dia mengharapkanmu Ron. Dia ingin seorang ayah disampingnya."
Tiba tiba Arthur menggunakan kekuatan telekinetisnya untuk mendorong Charlie sampai dia Chatlie tertimbun besi besi.
"Cukup sudah penghianat!" Ucap James sambil berubah menjadi weretiger dan menyerang Arthur.
Astinos tetap saja memukuli Tom habis habisan tanpa ampun. Seketika dia sekilas melihat dirinya di masa lalu yang tak berdaya saat di ring karena dipukuli Astinos habis habisan.
Melihat Tom sudah tak berdaya. Astinos langsung menghentikan pukulannya dan berkata kepada Thomas yang sudah dipenuhi luka.
"Kau lemah seperti keluargamu! Dan kau akan mati menyedihkan seperti mereka! Aku sangat ingat bagaimana aku membunuh mereka. Aku jadi ingat kejadian seperti ini. Aku mengingat mengalahkanmu habis habisan di ring. Sungguh saat saat yang menyenangkan hahahahahaha." Kata Astinos sambil tertawa.
"Kurasa saat kau mati. Aku juga akan membunuh anak dan istrimu." Bisik Astinos di telinga Tom.
Tom sangat marah dan langsung menerkam Astinos sampai jatuh ke lantai bawah. Tom mengerahkan sisa sisa tenaganya untuk melawan Astinos.
"Sudah cukup! Kau membuatku kesal! Rasa kasihan, peduli, persahabatan, dan cinta membuatmu lemah! Jika kau ingin menjadi kuat kau harus menghapuskan semua rasa itu! Ini sebabnya kau kalah Thomas! Kau tidak pernah belajar dari kesalahanmu! Seharusnya kau tidak mempedulikan orang orang lemah yang ada di sekitarmu! Buat dirimu sendiri menjadi kuat!" Kata Astinos sambil memukul Tom dengan keras sampai tumbang.
Kemudian Ia melempar Thomas sampai ke lantai semula. Lalu ia juga melompat sampai ke lantai atas pula. Seketika itu juga Astinos langsung menarik kaki Thomas dan menyeret tubuhnya sampai ke mereka masuk ke dalam salah satu pintu berwarna silver.
Astinos mengambil bola perusak kemudian mengikatnya ke Thomas.
"Sayang sekali kau harus mati hahahahaha." Kata Astinos sambil mengaktifkan mesin dan mengetik lokasi yang akan ditujunya.
"Kau... hanya... boneka..."
Buak!
Astinos menendang kepala Tom dan berkata.
"Kau bukan apa apa. Kau hanya sampah yang lemah." Kata Astinos sambil melempar Tom ke dalam mesin itu. Seketika itu Tom langsung terjatuh dan tenggelam di dalam lautan es.
Sedangkan Vincent, Lucas, John dan Ray terkapar di lantai dan babak belur.
"Daritadi... aku tak bisa berubah menjadi werepanther... Monster itu seakan tidak mau keluar dan menunjukkan dirinya... Jadi aku sama sekali tidak bisa melawan... Aku tidak tahu kenapa bisa jadi seperti ini..." Kata Ray
"Si...al! Kita akan... mati disini..." Gumam Lucas
"Ini belum saatnya bagi untuk mati. Lihat ke belakangmu. Di belakang pintu itu. Di balik pintu itu ada mesin portal. Paling tidak kita bisa menghancurkan itu sebelum mati." Kata John
"Ayo Lucas bangkitlah! Sebelum Arthur melihat kita." Kata Vincent yang mencoba berdiri sambil membantu Ray.
"Hei mau kemana kalian?" Ucap Astinos menyeringai. Ketika Astinos hampir menyerangnya dengan pecahan kaca. Charlie langsung keluar dari tumpukan besi itu sebagai werelion dan menyerang Astinos.
"Cepat pergi dan rusakkan mesin itu!" Teriak Charlie
Sementara itu Draco kesusahan dan terengah engah melawan Collins.
"Begini saja kemampuanmu? Kau itu keturunan bangsawan yang kuat kan? Kau memalukan nama keluarga Kingstone. Kukira kau adalah anak yang berbeda dan hebat. Kukira kau bisa diajak bekerja sama. Namun ternyata kau hanyalah pecundang berotak kecil. Jika kau mau bekerja sama denganku kau akan memperoleh kekuatan besar dan aku akan membuat segala sesuatu menjadi lebih muda. Tapi kau hanya memikirkan orang orang kemahmu itu. Kau adalah beban bagi keluarga Kingstone. Kau hanyalah anak yang tidak berguna. Kau hanya pembunuh. Apa kau memikirkan kau akan mengasihani korban korbanmu? Kau hanyalah seorang monster. Seharusnya kau tak pernah mengambil batu merah itu. Kau seharusnya tidak mempercayai Diablo. Karena Diablo selalu membawamu pada masalah. Sekarang kau hanya menghancurkan dirimu sendiri. " Kata Collins
"Tutup mulutmu berengsek!" Kata Draco berubah menjadi werewolf dengan sayap naganya mengeluarkan asap hitam yang tebal. Kemudian Ia kekuatan hitam gelap berbentuk seperti malaikat pencabut nyawa raksasa yang menyerang Collins dengan sekejap mata. Setelah menyerang Collins Draco langsung menghilang dalam asap dan menyerang Collins dengan cepat lalu menghilang lagi.
Sambil bersembunyi di asap Diablo menyerap kekuatan Collins dan menyerangnya menggunakan iblis iblis yang dikeluarkannya.
"Kau menggunakan pasukan iblis iblismu? Baiklah aku juga akan mengeluarkan pasukan iblis kematianku juga." Kata Collins sambil mengeluarkan arwah arwah iblis dan ksatria yang sudah mati.
Diablo langsung menyerang pasukan Collins dengan tornado tornado api yang besar. Ia juga mengendalikan badai api untuk menyerang pasukan Collins.
***
Cassius, Caspian, Karen, Edward sudah kewahalan menangani Steven karena dari tadi Steven meniru kekuatan mereka bahkan meniru kekuatan Darius untuk menyerang mereka.
Charles terlalu lama memakai kekuatan Kingstone dan kekuatan Darius cukup lama jadi sampai sampai ia tak sadar bahwa semakin lama dirinya terhisap oleh kekuatan itu sendiri. Emosinya menjadi semakin susah terkontrol. Lama lama mata Charles semakin menjadi hitam.
Steven lama lama kewalahan dengan serangan Charles yang semakin gila. Sebelum Darius ikut tenggelam karena kekuatan Charles yang menyebabkan raja naga itu sangat berbahaya sehingga mereka tak bisa membedakan kawan dan lawan. Steven langsung mengeluarkan asap tebalnya dan menghilang di tengah tengah asap itu. Sebelum pergi menghilang Steven yang berupa asap langsung berkata pada mereka.
"Tugasku sudah selesai membuatnya gila! Selamat tinggal Hahahahahahahaha."
Asap hitam muncul di depan Annie dan Bill. Steven kemudian menyembuhkan diri dan berkata.
"Baiklah tadi itu cukup menyenangkan untuk membuat kakakku menggila. Sekarang aku akan bermain main dengan kalian hahahahahahahaha."
Steven langsung dengan cepat menangkap Annie dan menghisap darah dari leher Annie.
"Kau sudah gila menghisap darah sesama vampir! Lepaskan gila!"
Ketika Bill mau menyerang. Dia sama sekali tidak bisa bergerak. Namun dia masih bisa berbicara.
"Aku meminum darah manusia dan vampir hanya untuk bersenang senang." Katanya sambil mendorong Annie terjatuh ke aspal dan mengusap darah yang ada di bibirnya.
"Sekarang mari kita lihat kemampuan kelas rendahan sepertimu ini." Ucap Steven sambil membebaskan Bill sehingga Ia dapat bergerak untuk menyerang Steven.
Berbagai serangan yang Bill lakukan untuk menyerang Steven tapi Ia bahkan tak bisa menyentuh Steven sama sekali. Malahan Bill yang terluka karena pukulan tangan kosong dari Steven sampai terjatuh. Dengan cepat Annie membantunya berdiri.

Kemudian dari kejauhan Steven langsung mengeluarkan besi besi melingkar dan akan menyerang mereka sambil tertawa.

Besi besi itu menyerang mereka dan menembus ke seluruh tubuh mereka. Besi besi itu menembus dari kaki, paha, perut, punggung, tangan, dan hampir mengenai jantung mereka. Sehingga sekarang mereka tidak bisa bergerak sama sekali
Melihat mereka sudah tak berdaya. Steven langsung menghampiri mereka yang terkapar dibawah aspal sambil tubuhnya tertembus oleh lilitan besi.
"Inilah akibatnya jika kalian berurusan dengan vampir bangsawan." Kata Steven

Kemudian Steven melempar mereka ke lautan dengan kekuatan telekinetisnya.
Steven merasa tidak puas hanya dengan menyerang Bill dan Annie karena itu Steven tertawa sambil membuat badai dan angin puting beliung berisikan besi dan metal yang membahayakan manusia dengan dengan kekuatannya.
Tiba tiba dari dalam lautan seorang pria pirang bermata biru serta berjas biru tua muncul dengan ombak airnya yang besar. Ia mengembalikan Annie dan Bill dan melepaskan besi besi yang menusuk ke dalan tubuh mereka dengan kekuatan telekinetisnya.
"Hentikan kegilaan ini Steven!"
"Memangnya siapa kau? Bagaimana kau bisa tahu namaku? Wajahmu mirip dengan adikku Chris. Apakah kau doppelgangernya?" Tanya Steven sambil tertawa.
"Aku kakak kandungmu yang asli. Aku hanya anak yang tertukar dengan May. Namaku Anthony Eugene Kingstone."
"Hahh.. omong kosong apa lagi ini. Buktikan saja jika kau memang keturunan Kingstone. Hanya saja kau bermata biru dan punya kekuatan memgendalikan air dan telekinetis belum tentu kau adalah keturunan asli Kingstone. Bisa saja kau hanyalah bangsawan yang mengaku saja." Kata Steven
"Hentikan semua ini Steven! Manusia lain bisa terluka!"
"Aku tidak peduli! Sudahlah! Jangan banyak bicara karena kalian semua akan mati!" Kata Steven sambil menghancurkan gedung dan menyerang mereka. Ia juga menyerang mereka semua dengan badai dan angin puting beliungnya. Ia kemudian menyerang mereka dengan bayangan hitam yang berbentuk monster monster dan mengeluarkan berbagai ledakan foton ke arah Anthony.
Namun Anthony membuat perisai dari kekuatan gelapnya untuk melindungi Annie, dan Bill. Kemudian Ia menangkis serangan itu semua dengan bayangan gelap yang menyerupai ksatria raksasa dan menghentikan badai itu dengan tsunami yang Ia buat.
Seketika Steven melihat tsunami itu dia membentuk sayap berwarna hitam yang berapi. Dia langsung terbang dan melindungi dirinya dengan sayap kegelapan itu.
Anthony lamgsung mengangkat tangannya ke atas dan mengendalikan matahari saat itu untuk menyerang Steven dengan kekuatan cahaya.
Ketika Anthony akan melawannya balik dengan kekuatan cahaya. Dengan cepat Steven mengepalkan tangannya berteriak dan menciptakan black hole yang mengalahkan kemampuan cahaya lawannya.

Seketika itu juga Anthony menyatukan kedua tangannya dan mencoba menutup black hole tersebut.
"Aku punya apa yang kau mau! Lepaskan mereka dan jangan sakiti orang yang tak ada hubungannya dengan masalah ini!" Kata Anthony
"Kau tidak tahu apa mauku! Steven yang dulu sudah mati!"
"Aku tahu apa maumu! Karena aku kakakmu meskipun kau tak mengenalku! Tapi aku mengenalmu! Kau ingin tahu keberadaan anak anakmu kan?! Ambil kompas bangsawan milikku! Kompas itu akan menunjukkan arahnya ketika kau bertanya kepada benda itu." Kata Anthony sambil melemparkan kompas itu kepada Steven. Seketika itu pula Steven berhenti menyerang, dan kekuatan Steven langsung mereda.
"Jika kau menipuku, aku akan memajang kepalamu di rumahku, kakak." Ucap Steven sambil mengambil kompas itu dan pergi menjadi kepulan asap.
***
Separuh dari tubuh Draco sudah menjadi bayangan hitam tapi Draco terus terusan menyerang Collins dengan seluruh tenaganya yang tersisa. Melihat Draco sudah hampir ditelan oleh kekuatannya, Diablo menggunakan energinya yang Ia punya untuk bersatu ke dalam tubuh Draco dan berubah menjadi bentuk aslinya.
"Inilah raja iblis yang ingin aku lawan." Kata Collins sambil tertawa.
"Tutup mulutmu!" Kata Draco sambil menyatukan kekuatan kegelapannya ke dalam kekuatan Diablo.
"Altair! Aku memanggilmu!" Kata Diablo sambil membuka gerbang neraka. Seketika itu juga iblis iblis dari neraka keluar dari gerbang dan menyerang pasukan Collins.
Tak lama kemudian muncullah iblis berwujud tengkorak berambut putih panjang dengan mahkota di kepalanya. Ia mengenakan baju seperti ksatria dan sebuah senjata yang mirip kapak.
Altair kemudian membuat portal untuk memanggil Charles yang masih berwujud Darius serta teman temannya.
Setelah memanggil mereka, Altair langsung menyerang Collins dengan kapak apinya yang besar. Altair juga mengeluarkan sihir sihir lain untuk mengendalikan iblis iblis lain yang bertujuan untuk menyerang Collins.
Diablo menyerang Collins dengan rantai rantai yang panas. Kemudian menyerang Collins dengan lava yang kekuar dari tangannya.
Tiba tiba sihir hijau keluar dari belakang Diabli dan muncullah Charles serta teman temannya.
Melihat Diablo sedang menggunakan sisa sisa energinya untuk melawan Collins. Darius langsung berteriak dan memperingati Diablo.
"Diablo! Jangan gunakan kekuatanmu! Kau akan mati! Lagipula kita butuh seluruh Wonderland untuk mengalahkan bajingan ini!" Kata Darius sambil mengeluarkan naga naga ksatrianya untuk menyerang Collins serta anak buahnya.
Diablo tetap saja tak mendengarkan Darius dan masih saja mengeluarkan iblis iblis besar berwujud api berwarna biru.
Karen, Cassius, dan Draco mencoba menyalurkan energi mereka kepada Diablo sambil bertarung agar tubuh Diablo tidak hancur saat memakai kekuatan yang sangat banyak. Namun tetap saja energi tersebut tidak cukup untuk mempertahankan Diablo dalam waktu yang lama.
Edward bertarung dengan mengeluarkan rantai rantai besarnya untuk memanipulasi pasukan Collins untuk menyerang kawannya sendiri. Sedangkan Caspian menyerang mereka dengan mengubah tubuh pasukan Collins satu per satu menjadi debu.
"Kalian merepotkan!" Kata Collins sambil menyerang mereka dengan energi besar yang dimilikinya. Kekuatan tersebut mirip sekali dengan ledakan bom atom. Namun ledakan serangan Collins berwarna hitam. Meskipun mereka melindungi diri mereka sendiri dengan kekuatan masing masing, tetap saja kekuatan tersebut dengan mudah menembus perisai mereka dan membunuh semua pasukan iblis diablo dan pasukan naga milik Darius.
Semua langsung tergeletak ke tanah dan sekarat. Tubuh mereka retak dan sedikit demi sedikit termakan oleh kekuatan Collins.
Diablo dan Draco yang mencoba bangun. Namun mereka sama sekali tidak bisa bergerak. Tubuh mereka masih menyatu dalam wujud asli Diablo tapi mereka sama sekali tidak bisa mengeluarkan kekuatan. Tubuh Diablo saat ini sebagian telah retak. Saat ini Draco dan Diablo hanya bisa berbicara dalam batin karena mereka bahkan tak bisa menggerakkan mulut mereka.
Sial kalau begini kita akan mati! Aku bahkan tak bisa mengeluarkan kekuatanku! Kata Draco
Itu tak apa... Aku sudah mengumpulkan energi daritadi... mungkin setidaknya itu cukup...
Apa yang akan kau lakukan?!
Diablo sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan Draco. Diablo menutup matanya dan kemudian Ia menggunakan seluruh energinya untuk membuat ledakan yang mirip nuklir sehingga pasukan Collins lenyap termakan api. Sedangkan separuh dari tubuh Collins menghilang dimakan api. Ia bahkan tak bisa menyembuhkan diri karena api itu terus terusan menggerogoti tubuhnya.
Namun disisi lain tubuh Diablo hancur menjadi kepingan batu merah.
Seketika itu Draco langsung bisa bergerak dan menyerang Collins dengan black hole yang Ia buat sehingga menyebabkan Collins sedikit demi sedikit terhisap ke sana. Namun Collins langsung mengerahkan seluruh kekuatannya dengan mengeluarkan tusukan tusukan batu kematian. Batu batu kematian besar yang lancip itu langsung menusuk dan menembus tubuh Draco. Kemudian tusukan terakhir mengenai jantung Draco.
Seketika itu tubuh Draco menjadi pucat dan retak. Anak itu langsung mati tergeletak dan di tempat. Setelah itu Collins langsung masuk menuju black hole dan menghilang.
Charles yang menyaksikan putera bungsunya mati merasa sebagian dari jiwanya langsung terasa hancur. Perbuatan Collins membuat Charles menjadi sangat marah dan menggila. Matanya yang merah langsung semuanya berubah menjadi hitam.
Charles langsung menyatukan tubuhnya dalam tubuh Darius. Kemudian Ia langsung mengejar Collins lewat black hole. Namun sayangnya Collins sudah menghilang ke dimensi lain. Charles tenggelam dengan kekuatannya karena dikuasai oleh perasaan dendam dan kebencian.
***
Setelah Astinos mengalahkan Charlie.
Astinos langsung membunuh Ray, Vincent, Lucas, dan John dalam sekejap.
Astinos juga mematahkan rusuk dan tulang tulang mereka. Dia kemudian mengendalikan pisau pisau dari batu kematian yang ada di sakunya dan membuat pisau pisau itu menembus tubuh tubuh mereka.
James yang baru saja dikalahkan oleh Arthur langsung bangkit dan menyerang Astinos.
"Dasar bajingan!" Ucap Charlie yang masih saja menggunakan seluruh tenaganya yang tersisa untuk menyerang Astinos. Seketika itu Arthur langsung mengeluarkan rantai hitamnya dari tanah. Rantai rantai itu menyerang dan kemudian mengikat Charlie.
Charlie sudah tak bisa melawan lagi. Ia sudah mencapai puncaknya. Seluruh tubuhnya memanas. Arthur mengangkat kepala Charlie dan menyeringai kepadanya.
Ia mengeluarkan pedang hitam yang tak lain adalah pedang yang terbuat dari batu kematian. Ia mengangkat pedang itu ke atas dan menusukkannya ke jantung Charlie.
"Ron! Jangan berdiri saja disana! Bantu kami untuk membunuh keparat ini! Mereka sedang menghancurkan portalnya!" Kata Astinos yang masih melawan James.
"Mau lihat kemana kau bajingan!" Ucap James sambil memukul Arthur dengan keras.
"Cukup sudah! Kau akan mati!" Kata Arthur sambil mengeluarkan batu kematian dari bawah tanah dan menusuki James.
Ron langsung pergi dan menyerang Astinos dengan merobohkan dinding di atas Astinos.
Dengan cepat kemudian Ia langsung menuju mesin portal itu dan mengetik lokasi lokasinya. Namun karena mesin itu sudah rusak akhirnya mesin itu mau meledak. Dan akan mengirim mereka satu per satu untuk menghilang.
Sebelum Ron menghilang dalam portal, Arthur dengan cepat melempar pisau yang terbuat dari batu kematian dan mengenai perut Ron.
Seketika itu juga mesin portalnya meledak dan membuat mereka semua yang ada disana menghilang.
Tubuh tak bernyawa mereka menghilang menuju dimensi yang lain.
Tubuh Vincent terjatuh dan tenggelam ke dasar danau. Tubuh Charlie dan Lucas terjatuh dan tenggelam dalam lautan segitiga bermuda. Tubuh John jatuh ke tengah tengah padang gurun dan tertutup pasir. Sedangkan tubuh Ray terjatuh di tengah tengah hutan kawasan Wereland.
In the end we all die but our goal is not to live forever but to die next to each other. Cause I'm already told my friends that in their death, a part of me dies and goes with them. Whenever they go, I also go, so they will never be alone. So, it's an honor for me to die beside my friends.