Hadyan masih menatap Tasia penuh tanya.
Tasia tertawa kecil, namun air mata tanpa sengaja menggenangi sudut mata bulatnya "Saat aku mengatakan bahwa kau adalah rumahku. Aku mengatakannya dalam keadaan sadar, aku bersungguh-sungguh. Karena saat ini, aku sudah menyadari bahwa kau lah rumah untukku pulang."
"Bagaimana kau bisa mengatakan itu? Aku bahkan tidak pernah melakukan apa pun untukmu. Yang ada.. aku.. terus saja menyakitimu." Suara Hadyan semakin mengecil.
"Apa yang kau katakan, Hadyan? Kau sudah memberiku segalanya. Kau memberikan cinta yang sangat besar padaku." Tasia menyondongkan tubuhnya lebih dekat pada Hadyan. "Apa kau tau apa yang aku alami?"
Hadyan mengedipkan matanya berkali-kali, lalu menjawab dengan nada ragu "Em.. Kau.. menderita..?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者