"Tetap bersamaku jangan pergi kemanapun."
"Setelah aku pikirkan lagi agak aneh ya kalau mereka tiba-tiba menikah," celutuk Gin. Matanya awas melihat ke kanan dan ke kiri. Kamu undangan tak anti hentinya melihat mereka.
Sejauh itu tidak ada terjadi hal yang tak wajar. Kamu undangan makan makanan yang tersedia dan tertawa bahagia atas kebahagiaan pernikahan Ansar dan Arsyil.
Gin pun duduk di salah satu kursi. Tinggal menunggu berapa waktu lagi mereka akan dipanggil untuk sesi berfoto keluarga.
Jin menatap aneh Syarif ketika lagi itu tiba-tiba memegang perutnya. Saat itu usia kehamilan Gin sudah mencapai 1 bulan.
"Dia adalah harta kita yang paling berharga, walau bagaimanapun aku tidak ingin kehilangannya."
Ucapan Syarif mengundang senyum di wajah Gin. Cukup berani Gin pun mengolok-ngolok Syarif atas ucapannya. Tidak memikirkan apapun mungkin menopang dagu sembari menatap Syarif sambil cekikikan geli.
"Jadi kau mulai mengakui kami?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者