"Huh?" Sakura menatap dia kebingungan.
"Kemarin kau kesulitan ingin bertemu ayahmu bahkan menyebut nama dia bisa membuat PTSD-mu kambuh, sekarang kau bisa mengucapkan nama ayahmu dengan lancar," kata Reon lembut, bangga dengan kemajuan ini.
"Aku ...." Sakura mengembuskan napasnya, "Sejujurnya ketika kita berbicara dengan Tou-ean tadi, PTSD-ku kambuh, tapi aku bisa menahannya." katanya pelan, "Aku bukan Dewa, Reon."
"Apa?" sepertinya dia salah mengartikan ucapannya, "Aku bukan bermaksud negatif, aku senang kau bisa lagi mengucapkan nama ayahmu tanpa harus kambuh."
"Sungguh?" Sakura bertanya-tanya, "Aku juga sendiri terkejut, sebelumnya aku selalu terpikir masa lalu jika menyebut Tou-san. Lalu sekarang?" katanya, "Kejujuran memang benar bisa menjadi senjata yang kuat seperti yang Kaa-san bilang."
Ibu ....
Reon sudah mengetahui hubungan masa lalu dia dengan ayah dia, tapi ia sedikit mengetahui tentang ibu dia.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者