Bram tidak juga menjawab, akan tetapi menguncikan tatapannya pada wajah Dreena. Bukan tanpa alasan dia memilih bungkam. Satu hal yang dia yakini apabila Dreena mengetahui kenyataan sebenarnya, pasti istri nya itu tidak akan mampu menanggung rasa malu, kecewa, marah, dan juga sakit hati atas perbuatan yang baru saja Calvino lakukan. Perbuatan menjijikkan yang telah mencoreng nama baik keluarga Kafeel.
--
Kebungkaman Bram telah membuatnya murka sehingga langsung melenggang dari hadapannya. "Tak ku sangka kau menjadi lelaki yang sangat memuakkan, Bramantara Kafeel." Desisnya beriringan dengan langkah kaki memasuki ruangan sang Putra.
Bermanjakan tubuh kekar terbaring di ranjang Rumah Sakit dalam kondisi lemah tak berdaya membuatnya mematung hingga beberapa saat.
"Ma, kenapa berdiri di situ? Kemarilah!" Calvino bersuara dengan susah payah.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者