Impian mempunyai keluarga bahagia kandas.
Namun, ia masih berharap Sang Khalik mempertemukan gabriel dengan suami tercinta. Jika impian tidak terwujud, semakin susah meraihnya. Lebih baik fokus merawat sang buah hati dari buah cinta kasih sayang kita.
"Mas Bagas, teganya kau berlaku tak adil, kemana dirimu, mas," batin gabriel berspekulasi gamang.
Setiap hari gabriel tetap menulis tentang apa yang ia rasakan. Semakin hari kepiawaian menulis semakin berdaging. Skill yang terus terasah menjadikan gabriel sebagai modal untuk merubah kehidupan.
Tidak selamanya ia dapat menggantungkan harapan pada suami. Pembekalan diri sewaktu waktu ada hal yang tak terduga.
Bayi imut semakin tumbuh kembang, ia butuh sosok figur seorang ayah.
Hhmm...teringat Bik inem bagai malaikat tanpa bersayap. Bik inem tiada meminta gaji karena hidup kami pas-pasan.Tapi sayang kami harus berpisah di sini. Gabriel tak mungkin bertahan dengan status single parent ginian.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者