"Bik Inem, aku kangen mas Bagas
Beberapa kali aku meneleponnya sampai nggak tersambung. Sinyal di pulau lebih banyak lelet. hhmm...," keluh gabriel, sambil mengelus-ngelus perutnya seolah lagi berkomunikasi dengan dede bayi.
'Ah, sudahlah. Aku coba telepon saja nomernya lagi."
Tuut...tuut....
Nomer yang Anda tuju sedang sibuk. Silahkan menelepon beberapa saat lagi, telkomsel menjawabnya berulang-ulang.
"Huft." Gabriel melongos.
Gabriel menaikkan sudut mulutnya dan mengangkat alis, pertanda sudah pasrah. Helaan napas panjang membuatnya bergeming.
Tiba-tiba suara berdering di ponsel muncul nama Bagas di layar dengan nada bergetar. Gabriel kegirangan dengan antusias segera mengangkat ponsel dengan kata, Sayang!
"Hello sayang, apa kabarmu,"
"Bagaimana kabar anak kita?" Balasnya dari seberang telepon disertai suara ombak membuatnya sulit mendengar isi pembicaraan Mas Bagas.
"Baik, Mas, gabriel bahagia dapat kabar darimu, mas,"
"I love you, Honey"
"Muach, muaachh,"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者