Di tempat lain, Audrey sering senyum senyum sendiri, mengingat mas bagas yang semakin menggombalinnya. Lelaki kekar yang ia kenal dulu begitu mengusik mimpi mimpi di kala tidur dan menggantung harapan.
Sejenak, audrey melamun lalu menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang empuk. Ia merasa lega jatuh kembali dalam pelukan bagas.
Audrey seorang janda sedang mengincar duda keren, demikian sebaliknya. Keadaan yang memicu panah asmara membakar jiwanya yang hampir padam.
"Audrey, mas akan segera menghalalin dirimu. Kok, kita begini terus gak ada perubahan sedikit pun. Kita akan menikah siri, dan nanti waktunya akan datang!?" ujarnya penuh senyum.
"Mas bagaaas ...!?
"Gimana rasanya diganggu ibu ibu tetangga?!" tanyanya lugas.
"Bacinta di awak, bakawin di urang, hik hiks," sindir ibu-ibu di warung. Audrey kadung malu kalo digituin lagi.
"Maksud bagas kita segera ke penghulu, dek?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者