"Sebenarnya aku memiliki satu hal yang harus kau dengar dan tidak bisa aku sembunyikan terus-menerus"
David menyipitkan matanya sambil menatap punggung kokoh Taeyong dari belakang menanti kata apa yang akan dikatakan oleh pria itu nanti
"Aku..."
"Tidak pernah mengambil kekuatanku"
"Apa?!!" David langsung berdiri dari kursinya, sangat terkejut
"Bagaimana bisa? Tapi aku yakin malam itu kau-"
"Tidak aku tidak mengambilnya"
"Kau tau itu artinya apa bukan? Kau sama seperti manusia walaupun mungkin kau memiliki sedikit kekuatan"
"Aku lebih baik hidup seperti ini daripada harus memiliki kekuatan dan hidup dengan menyedihkan"
"Tapi suatu saat nanti kau akan memerlukan kekuatan itu Taeyong"
"Tidak! aku tidak perduli aku hanya akan tetap hidup seperti ini sampai aku mati, aku tidak mau berakhir seperti ayah dan ibuku"
David membungkam mulutnya dia tidak bisa lagi berkata-kata
"Jika mungkin kau berubah pikiran masih ada satu cara untuk mengambil kekuatan itu" Taeyong berbalik menatap manik David
"Kau bisa mengambilnya kapanpun tapi hanya pada saat malam bulan purnama dan hanya pada saat yang mendesak"
David berjalan perlahan kepada Taeyong lalu dia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah kertas yang dilipat lusuh lalu meletakkannya di tangan Taeyong
"Apa ini?"
"Hanya berjaga-jaga jika kau membutuhkan kekuatan itu, ucapkan lah mantra yang ada di dalam kertas itu dan otomatis kekuatan itu akan segera datang"
"Aku tidak membutuhkannya" Taeyong berniat untuk memberikannya kembali pada Taeyong tapi langsung dicegah oleh David
"Tidak Taeyong! Hanya untuk berjaga-jaga" Taeyong akhirnya menghentikan aksinya dan mulai menurut kepada David di dalam hatinya dia merasa sangat percaya pada David
"Aku harus segera pergi, ucapkan salamku pada kekasihmu itu teh buatannya enak" 1
David membuka lebar jendela yang berada di belakang Taeyong tadi lalu berdiri tepat di ujungnya
"Sampai jumpa lagi" David menjatuhkan dirinya keluar jendela, saat Taeyong mengejarnya untuk melihatnya David sudah menghilang bagaikan angin
Taeyong menatap ke arah kertas yang diberikan oleh David tadi perlahan dia mulai membuka lipatan kertas itu
Tok tok tok
Cklek
Tangan Taeyong terhenti saat berada di lipatan terakhir karena tiba-tiba pintu ruangannya diketuk, buru-buru dia menyembunyikan kertas itu di laci mejanya
(Y/N) menyembulkan kepalanya di pintu melihat kesekeliling ruangan kerja Taeyong
"Eoh kemana tuan itu tadi oppa?"
"Dia sudah pergi"
"Apa? Huh padahal aku barusan mau bertanya dia mau makan apa untuk makan malam nanti karena aku kira dia akan bermalam disini"
"Tidak dia sudah pergi tadi"
"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak melihat dia turun ya?"
"Ha? Tadi dia keluar saat kau tengah menyusun kimchi di taman belakang"
"Ohh begitu? Pantas saja aku tidak melihatnya oh iya, oppa mau makan apa?"
"Tidak usah kita makan diluar saja"
"Eh tumben sekali oppa tidak biasanya" ucap (Y/N) terheran-heran entah kenapa sikap Taeyong semakin hari semakin manis menurutnya
"Wae? Kau tidak mau?"
"Anni tentu saja aku mau, tapi kenapa tiba-tiba" (Y/N) menggaruk leher belakangnya yang tidak terasa gatal
"Tidak apa-apa aku hanya ingin sekali mengajakmu makan diluar"
"Baiklah kalau begitu sekarang aku harus siap-siap dulu" (Y/N) segera berjalan kearah kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap karena jarang sekali Taeyong mau makan diluar seperti ini, ini kesempatan bagus bukan?
Sepeninggal (Y/N) Taeyong kembali membuka laci berisi kertas yang diberikan oleh David tadi, dia hanya membukanya tanpa ada niat sedikitpun untuk mengambil kertas itu dan membacanya
Cukup lama ia memperhatikan kertas itu smapai akhirnya dia kembali menutup dan berjalan keluar meninggalkan ruangan itu
~~~~~~~
(Y/N) menggandeng tangan Taeyong memasuki sebuah restoran dengan riang dan tawa, dia benar-benar bahagia sekarang
Taeyong menarik kursi untuk (Y/N) dengan senang hati (Y/N) langsung duduk
"Kau mau pesan apa (Y/N)?"
"Terserah oppa saja"
Taeyong terlihat memanggil pelayan dengn cepat pelayan itu menghampiri meja kami
"Aku tadi yang memesan dengan nama Lee Taeyong" bisik Taeyong, (Y/N) memperhatikan dengan penasaran
"Ohh baiklah tuan" jawab pelayan itu dan tak berselang lama pelayan itu meninggalkan meja setelah selesai bicara dengan Taeyong
"Oppa tidak perlu melihat menunya lagi?" tanya (Y/N)
"Tidak" jawab Taeyong sambil menggeleng
Mata (Y/N) terbelalak saat beberapa orang pelayan membawa sebuah sajian makan yang banyak serta ada yang membawa bunga dan bahkan ada pemain musik klasik yang membawa biola dan gitar
"Oppa apa ini?"
Tanpa membalas pertanyaan dari (Y/N), Taeyong segera berdiri lalu mengambil bunga dari tangan pelayan itu dan mengulurkannya kepada (Y/N)
Masih dengan keterkejutan yang sama (Y/N) yang menutup mulutnya karena sangat takjub dengan kejutan dari Taeyong. Dia hanya mengira akan makan malam dengan pria itu bukannya mendapatkan kejutan seperti ini
Ini benar-benar membuatnya terpana sungguh! Taeyong memang dingin tapi dia tau cara bagaimana membuat (Y/N) bahagia
"Aku menyiapkan ini semua untukmu" (Y/N) meraih bunga itu lalu menciumnya
"Kau selalu membuat aku terkejut oppa" (Y/N) rasa mungkin dia ingin menangis sekarang
Mereka berdua kembali duduk lalu segera menikmati hidangan yang telah di pesan sebelumnya
(Y/N) sedari tadi hanya memandangi wajah Taeyong. Seperti ada ribuan kupu-kupu di dalam perutnya yang siap berhamburan keluar sangking senangnya
(Y/N) meraih tangan Taeyong lalu menggenggamnya membuat pria itu terkejut dan menatap kebingungan kepada (Y/N)
"Terimakasih oppa" ucapnya Story continues below
"Aku sangat berterimakasih pada tuhan karena telah memgirimmu padaku" ucap (Y/N) yang dibalas senyuman singkat oleh Taeyong
Alunan-alunan musik terdengar merdu keluar dari biola serta gitar dari pemain yang berada disamping mereka berdua mengiringi mereka menghabiskan waktu berdua sambil menyantap hidangan mewah yang sudah disiapkan
••••
(Y/N) dan Taeyong tengah menunggu hidangan penutup yang mungkin sebentar lagi akan datang, sedari tadi (Y/N) tak henti-hentinya tersenyum bahagia
"Kenapa terus tersenyum eoh?" pertanyaan Taeyong membuat (Y/N) sadar lalu menatapnya masih sama dengan senyuman yang terus menempel di wajahnya
"Wae apa tidak boleh?"
"Anni kau terlihat seperti orang gila kau tau?"
"Ishh dasar jahat"
Taeyong menundukkan kepalanya lalu tersenyum saat melihat reaksi lucu (Y/N) yang menggembungkan pipinya
"(Y/N)?" mereka berdua menoleh ke samping saat mendengar suara dari seorang laki-laki yang berjalan mendekati meja mereka
"Jaehyun oppa?" gumam (Y/N) sambil mendongak menatap Jaehyun
"Jadi kalian makan malam disini?" tanya Jaehyun, jujur saja Taeyong kurang suka jika Jaehyun berada disekitar (Y/N)
"Nde oppa" jawab (Y/N) dengan semangat 1
"Lihat ini oppa! Taeyong oppa bahkan memberikan ini bukankah dia romantis?"
"Romantis ya?" gumam Jaehyun pria itu tersenyum miring lalu menatap Taeyong mengartikan sesuatu
Mata Taeyong bertemu dengan Jaehyun mereka saling pandang penuh dengan kebencian
'Dasar pembunuh' batin Jaehyun
Taeyong mengulas senyuman, sebenarnya dia bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Jaehyun di dalam hatinya
"Ya aku tidak mengira jika Taeyong adalah orang yang sangat romantis begini" Jaehyun mengalihkan pandangannya ke arah (Y/N) lagi
"Eh, oppa kenapa bisa disini?"
"Hem? Kami sedang makan malam kantor tadi dan sekarang kami mau lanjut ke tempat berikutnya (Y/N)"
"Ohh jadi begitu"
"Sepertinya aku mengganggu (Y/N) lebih baik aku pergi dulu sampai jumpa nanti (Y/N)"
"Sampai jumpa Taeyong" Jaehyun melenggang menjauhi (Y/N) dan Taeyong. Taeyong menatap tidak suka kepada Jaehyun
"Oppa kenapa kau diam saja?" Taeyong menatap (Y/N) yang baru saja melontarkan sebuah pertanyaan padanya
"Apa kau masih marah padanya oppa karena masalah yang kemarin?"
"Tidak (Y/N)"
"Baguslah kalau begitu" (Y/N) berusaha menyembunyikan rasa penasarannya sebenarnya ada apa dengan Taeyong dan Jaehyun sebenarnya
Taeyong POV
"Bersiaplah kita pulang saja"
"Ha? Wae oppa bahkan hidangan penutupnya belum sampai"
"Tidak usah ayo kita pulang" tanpa berkata apapun aku langsung berdiri lalu berjalan menjauhi meja itu, aku bisa melihat kalau (Y/N) terburu-buru mengambil bunganya dan menyusulku, aku kehilangan mood karena pria itu tiba-tiba
Setelah membayar semuanya aku segera menggenggam tangan (Y/N) dan menariknya menuju mobilku yang terparkir tidak jauh dari restoran itu
Aku menarik pintu mobil dan mempersilahkan (Y/N) masuk
Selama di perjalanan aku terdiam, sesekali (Y/N) mengajak aku berbicara tapi aku tidak benar-benar merespon dengan baik dan hanya fokus dengan jalanan yang ada di depanku, mungkin karena kelelahan akhirnya gadis itu tertidur
Drrttt drrrttt
Aku merasakan ponselku bergetar, aku segera meraihnya dan menjawab telepon itu
"Yeobseo?"
"Tuan Yang memintamu datang ke rumahnya"
Aku terdiam saat mendengar nama tuan Yang disebut
"Taeyong?"
"Baiklah aku akan segera kesana"
Aku memutuskan telepon secara sepihak lalu kembali fokus ke jalan di depan
••••
"(Y/N) bangun lah kita sudah sampai" aku mencoba menggerakkan pelan tubuhnya agar dia segera sadar
"Eunghh.." lenguhnya dia mulai membuka matanya
"Oppa kita ada dimana?"
"Tentu saja dirumah, masuklah"
"Oppa tidak ikut?"
"Aku punya urusan sebentar"
"Baiklah oppa" dia membuka pintu mobil lalu segera keluar
Sebelum pergi aku menyempatkan diri untuk mmebuka kaca jendela dan melihatnya yang berdiri menatap ke arah mobil
"Tidurlah jangan tunggu aku, kau mengerti?"
"Nde oppa hati-hati" dia melambaikan tangannya padaku, aku segera menginjak gas meninggalkan kawasan tempat tinggalku sesegera mungkin menuju tempat yang memang sudah aku rencanakan tadi
~~~~~~
Aku berjalan menyusuri rumah besar ini, masih sama tidak pernah berubah dari terakhir aku kemari, menaiki tangga untuk menuju ke atas melewati lorong-lorong yang panjang di rumah ini
Rumah ini masih terbilang sangat klasik karena di bangun sudah sangat lama, saat melihat ruangan di ujung sana aku segera mempercepat langkahku aku tidak ingin membuat seseorang menungguku lebih lama dan lagipula aku juga ingin segera beristhirahat
Tok tok
Aku mengetuk pintu
"Silahkan masuk" setelah mendengar seseorang menyahut dari dalam aku segera memutar kenop pintu dan membukanya. Menatap setiap orang yang berada di ruangan itu, orang-orang berjas hitam tengah berdiri dengan tegap memenuhi ruangan dan di pusat ruangan dia berada tn. Yang
"Mendekatlah Taeyong"
Aku berjalan pelan menuju tn. Yang dan berdiri di hadapannya sambil menunduk
"Kau tau kenapa aku memanggilmu kemari?" tanyanya padaku
"Anni sajangnim" jawabku masih dengan kepala yamg menunduk, bukan karena aku takut padanya ini hanya sikap hormatku padanya karena aku telah bekerja padanya selama bertahun-tahun, aku sama sekali tidak takut padanya karena di dunia ini tidak ada yang aku takuti karena aku yakin aku kuat
"Kau terlalu lambat, aku ingin kau segera menyelesaikan tugas itu"
"Tolong berikan aku sedikit waktu lagi"
Aku menaikkan kepalaku menatap wajahnya
"Baiklah, tapi ingat satu hal ini Lee Taeyong!"
Aku mematapnya menunggu apa yang akan dia katakan lagi
"Jika kau mengkhianatiku aku pastikan kau akan terbunuh"
Walaupun dia mengancamku seperti ini aku sama sekali tidak takut benar-benar tidak takut, aku tidak peduli sama sekali karena dia tidak akan pernah bisa membunuhku
"Baiklah sajangnim"
"Pulanglah" aku membungkukkan badanku lalu segera keluar dari ruangan itu
••••
Aku membuka pelan pintu kamar mencari (Y/N) yang sepertinya sudah tidur. Aku masuk lalu menutup pintu dengan pelan agar tidak menghasilkan suara yang besar bisa membuat (Y/N) terbangun. Mendekatinya dan duduk di pinggir kasur menatap wajahnya yang sedang tidur dengan lelap. Entah kenapa aku sangat senang melihat wajahnya yang damai seperti sekarang
Aku menggerakkan tanganku dan menyentuh pipinya mengelus sedikit rambutnya. Entah sejak kapan aku mulai memperhatikan (Y/N) lebih dalam seperti ini
Aku melihat ponsel (Y/N) yang berada di atas nakas meja di sebelahnya, aku meraih ponsel itu dan menghidupkannya. Hal yang pertama kulihat adalah fotoku yang menjadi screenlocknya bahkan walpaper dan galerynya berisi fotoku semua. Aku menatap kembali wajah tenang (Y/N) dan kembali meletakkan ponselnya
"Aku mencintaimu (Y/N)"
TBC...
Dari sini udah ada yang tau jalan cerita nantinya? Hehe author cuman kepo aja sama apa yang dipikirin readers sma cerita yang author bikin kali ini