Akhirnya sore berganti malam karena lokasi yang terlalu jauh jadi orang yang akan memperbaiki mobil Taeyong baru bisa datang keesokan harinya akhirnya mereka meminta izin untuk menginap satu malam di rumah keluarga tuan Kang +
Dan sekarang mereka sedang makan malam berempat +
"Jadi, kalian sudah tunangan?" tanya nenek Kang
"Nde halmonie" jawab (Y/N)
"Kalian sedang apa di Incheon?" tanya kakek Kang
"Kami menghadiri pesta teman yang baru membuka restoran" jawab (Y/N)
"Ohh jadi begitu" +
"Anggap saja ini rumah kalian sendiri ya" nenek Kang tersenyum hangat +
"Ini makan, makan" nenek Kang mengambil daging lalu meletakkan di piring (Y/N), Taeyong terus menatap setiap gerak-gerik yang terjadi +
Ntah kenapa dia merasa sedikit aneh +
"Kenapa tidak makan? Apa makanannya tidak enak?" Taeyong terkejut saat kakek Kang melempar sebuah pertanyaan sambil menatapnya intens +
"Ha? Tidak ini... Enak kok" +
(Y/N) menatap Taeyong lalu mengisyaratkan untuk pria itu memakan makanannya +
Taeyong menurut dan memakan makanannya dalam diam sambil melihat keakraban (Y/N) dan nenek Kang
+
(Y/N) sedang sibuk mengambil piring-piring di atas meja lalu meletakkannya di atas tenpat cuci piring, walaupun rumah keluarga Kang ini sederhana tapi dapurnya terlihat sangat minimalis dan modern +
"Eh tidak usah, biarkan halmonie saja yang mencucinya" +
"Eiiii, mana bisa seperti itu halmonie, lagipula aku ini lebih muda dan lebih kuat" +
Nenek Kang tersenyum, dia memperhatikan (Y/N) yang sedang sibuk mencuci piring +
"(Y/N)-ah" +
"Nde halmonie" +
"Kau dan Taeyong kalian saling mencintai?"
(Y/N) menoleh, tapi tangannya tetap sibuk menggosok permukaan piring dengan sabun +
"Tentu saja halmonie" balas (Y/N) sambil tersenyum sendiri dan menunduk +
"Kau tidak akan pernah meninggalkannya kan?" senyumnya tiba-tiba menghilang kenapa nenek Kang bertanya seperti itu? Dengan raut wajah yang serius pula +
"Ehm itu..." (Y/N) sedikit terbata menjawab pertanyaan daei nenek Kang +
"Aku......" +
"Tentu saja tidak akan meninggalkan Taeyong, aku tau rasanya ditinggalkan oleh orang dicintai itu seperti apa, aku dan Taeyong tidak memiliki keluarga dan kami saling membutuhkan karena itulah aku tidak akan pernah meninggalkannya dan lagipula hal yang paling penting itu karena aku....."
"Mencintainya"
Makan malam sudah selesai dan sekarang Taeyong sedang duduk bersantai di depan rumah di atas meja yang biasa di pakai oleh orang awam seperti kedua pasangan kakek dan nenek di rumah itu +
Tiba-tiba Kakek Kang datang dan duduk di samping Taeyong +
Taeyong langsung menunduk saat kakek Kang datang +
"Tidak usah seperti itu, bersikap normal saja" +
Taeyong diam dan mengalihkan pandangannya menatap langit +
"Apa kau mencintai gadis itu?"
Taeyong menoleh kepada Kakek Kang yang baru saja melemparkan pertanyaan +
"Tentu saja harabojie" +
Kakek Kang menoleh menatap Taeyong dengan dalam, Taeyong merasakan sesuatu di hatinya saat kakek Kang menatapnya seperti itu, perasaan apa itu? +
"Bagaimana kehidupanmu?"
"Ha?" +
"Hidupku.... Baik-baik saja"
"Baguslah kalau begitu terlihat dari penampilanmu kau tumbuh dengan baik" +
"Apa pekerjaanmu?"
"Ha? Yaaa pekerjaan orang biasa di......kantor" +
"Banyak yang bilang jika cinta itu kadang memabukkan kadan menyakitkan"
Taeyong menoleh mencoba mengerti maksud dari ucapan kakek Kang +
"Maksudku, walaupun keadaan sesulit apapun kau jangan pernah meninggalkannya, karena jika kau sudah melepaskannya dia akan berubah" +
Taeyong terdiam, dia mengerti maksud dari kakek Kang +
"Ini dia minumannya" nenek Kang dan (Y/N) tiba-tiba datang, dengan (Y/N) yang membawa nampan besar berisi minuman +
(Y/N) satu-oersatu menaruh minuman +
"Yang ini milikku, Taeyong tidak suka teh kan? Berikan kopi saja" +
Semua orang terdiam menatap kakek Kang termasuk Taeyong yang terkejut +
'Bagaimana dia bisa tau?' batin Taeyong +
"Bagaimana harabojie bisa tau?"
"Ha? Itu.... Ehm.... Bukankah memang setiap laki-laki dewasa minumnya kopi kan? Haha" kakek Kang tertawa lalu menyeruput tehnya +
"Ohhh iya benar juga haha" balas (Y/N) +
Taeyong hanya diam berusaha tidak menanggapinya +
"Aneh sekali"
+
(Y/N) bangun lebih dulu dia membuka pintu dan menghirup udara segar dibelakangnya Taeyong muncul +
(Y/N) memperhatikan nenek dan kakek Kang yang sudah rapi menggunakan pakaian ala orang yang mau berkebun +
"Halmonie dan harabojie mau kemana?" teriak (Y/N) +
"Kami mau ke kebun (Y/N), kembalilah ke dalam isthirahat bersama Taeyong" +
"Kebun?" gumam (Y/N), Taeyong yang berada di belakang hanya diam dan memperhatikan lalu dia menyentuh pundak (Y/N) membuat gadis itu berbalik +
Taeyong mengisyaratkan untuk masuk ke dalam dengan gerakan kepalanya +
"Kami pergi dulu Taeyong dan (Y/N)" teriak nenek Kang +
Taeyong yang mendengar itu hanya melempar senyum setengahnya dan berbalik beranjak masuk ke dalam +
"Tunggu halmonie harabojie kami mau ikutt" +
Taeyong menoleh terkejut, apa yang dikatakan oleh gadis itu tadi? Ikut? Jangan bercanda!
Taeyong dan (Y/N) sudah berganti pakaian dengan pakaian yang semestinya khusus datang ke kebun mereka juga memakai topi,sarung tangan dan sepatu bot +
"Kenapa kau mau ikut (Y/N)?" bisik Taeyong
"Memangnya kenapa? Harabojie dan halmonie bekerja di ladang masa kita di rumah santai-santai tidak mungkin lah oppa, hitung-hitung sebagai refreshing otak" +
Taeyong hanya mendesah pelan +
"Kita sudah sampai" gumam kakek Kang +
"I...ini semua milik harabojie dan halmonie?" tanya (Y/N) benar-benar Takjub, kebunnya sangat luas, sangat sangat luas +
"Disini kami menanam 3 jenis sayur-sayuran, ayo" ajak nenek Kang, (Y/N) dan Taeyong mengikuti dari belakang +
"Disini adalah sawi,disebelah kanan sana Lobak dan disana mentimun" 1
"Wuahhhh kalian hanya menanamnya berdua?" tanya (Y/N) antusias +
"Iya, setiap hari kami selesaikan walaupun sedikit demi sedikit" jawab Kakek Kang +
"Sekarang ayo kita kerja, semangat!" teriak nenek Kang +
"Semangat!" balas kakek Kang dan (Y/N) semangat +
Saat melihat Taeyong hanya diam saja, (Y/N) menyenggolnya dan memberi isyarat untuk mengikutinya mengatakan semangat +
"Iya iya semangat" Taeyong mengikutinya tapi dengan tidak semangat, ya jadilah daripada dia tidak mau 2
Kakek Kang memulai pekerjaannya dia pergi ke arah kebun lobak dan mulai mencabutinya karena memang sudah siap panen +
"Mau aku bantu harabojie?" tanya (Y/N)
"Jangan (Y/N) ini membutuhkan kekuatan, ehm Taeyong kemarilah!" panggil kakek Kang kepada Taeyong yang sedang berdiri sambil melihat-lihat +
Dengan sedikit terpaksa Taeyong menghampiri kakek Kang +
"Ayo cabut lobak ini" suruh kakek Kang
"Ini?" Taeyong menunjuk ke lobak yang ada di depannya, dibalas anggukkan oleh kakek Kang +
Taeyong menunduk lalu mencoba menarik bagian atas Lobak ternyata ini tidak seperti dibayangannya, lobak itu tidak mau tercabut dengan mudah +
Taeyong terus berusaha dengan sekuat tenaganya dan ternyata karena sangking kuat tenaganya dan lobak berhasil di cabut namun Taeyong terjatuh ke belakang sambil memegang lobak +
Semua orang tertawa melihat Taeyong jatuh termasuk (Y/N) yang menutup bagian mulutnya dengan tangan +
Taeyong melihat kakek Kang dan (Y/N) tertawa dia merasa malu lalu dia menunduk dan tertawa kecil +
(Y/N) maju ke depan lalu mengulurkan tangannya untuk bermaksud membantu Taeyong berdiri +
Taeyong menggapai tangan (Y/N) lalu berdiri
+
(Y/N) menyusun sawi-sawi yang sudah di cabut dari tanah, dia membawa beberapa sawi besar di tangannya bermaksud untuk meletakkannya di keranjang besar namun gadis itu keberatan membawanya +
Taeyong dari jauh mengawasi kegiatan (Y/N) langsung berjalan pelan dan mengambil semua sawi di tangan (Y/N) +
Mata mereka bertemu saat Taeyong mengambil sawi-sawi itu, saat Taeyong berada di depannya meninggalkannya untuk meletakkan sawi-sawi itu (Y/N) tersenyum karena pacarnya itu sangat perhatian menurutnya +
Taeyong berbalik ke belakang menatap (Y/N), mereka sama-sama tertawa kecil entah kenapa +
Pekerjaan dilanjutkan dengan (Y/N) yang memanen mentimun +
Taeyong juga ikut di sampingnya +
Taeyong terkejut saat tiba-tiba saat memanen mentimun lebah mendekatinya, Taeyong sangat takut dengan serangga alhasil dia langsung berlari terbirit-birit +
"Oppa!" panggil (Y/N) +
Lagi-lagi mereka tertawa karena kelakuan Konyol Taeyong +
Taeyong yang berlari sambil mengibaskan tangannya ke atas kepala mengusir lebah itu dan ternyata lebah itu malah berhasil menyengat tangan Taeyong
(Y/N) sedang memberikan obat ke tangan Taeyong yang terkena sengatan lebah tadi sekarang +
"Ish pelan-pelan (Y/N)!" gerutu Taeyong
"Hu salah sendiri mangkanya kenapa langsung berlari seperti itu jadinya dikejar oleh lebah kan!"
"Aku kan tidak tau"
"Mangkanya oppa-"
"Sudah sudah oleasi saja obatnya" potong Taeyong
"Cih" (Y/N) tertawa kecil +
"Dasar Lee Taeyong" gumam (Y/N) masih terus mengolesi obat yang diberikan oleh nenek Kang +
Taeyong dia memperhatikan wajah (Y/N). Kulit putih bersih,alis yang tebal,mata cokelatnya yang indah, pipinya yang terlihat sangat lembut, dan bibirnya yang merah. Terlihat sangat indah +
"Sudah selesai"
"Sudah?"
"Hmm" +
"Taeyong,(Y/N) ayo makan dulu semangkanya" tiba-tiba nenek Kang datang sambil membawa semangka yang sudah di potong-potong +
"Wuahhh kelihatannya sangat lezat halmonie, selamat makan!" (Y/N) langsung menyambar semangka dan memakannya dengan lahap +
"Ini Taeyong" nenek Kang memberi semangka kepada Taeyong +
"Gamsahamnida" balasnya dan ikut memamakan semangka
Mereka akhirnya sampai di depan sebuah sungai yang sangat indah +
Nenek dan kakek Kang selalu kesini setelah bekerja di kebun dan makan siang disini +
(Y/N) membantu nenek Kang membentang kain panjang untuk duduk mereka seperti piknik saja +
Taeyong melihat-lihat ke arah sungai yang airnya sangat jernih sekali +
"(Y/N) kemarilah" Taeyong melambaikan tangannya mengisyaratkan (Y/N) untuk mendekat kepadanya +
"Wae oppa?"
"Lihat airnya jernih sekali" +
Taeyong membuka sepatunya serta menaikkan celananya +
"Kau mau apa oppa?" tanya (Y/N) kebingungan +
"Lihat saja nanti" setelah selesai menggulung celananya Taeyong mulai mencelupkan kakinya ke dalam sungai dan berjalan perlahan ke tengah +
"Oppa! Hati-hati itu berbahaya!" +
"Aku baik-baik saja" +
Taeyong memutar tubuhnya menghadap (Y/N) pria itu mengulurkan tangannya ke arah (Y/N) +
"Ha?" +
"Ayo, tidak apa-apa" (Y/N) dengan ragu menggapai tangan Taeyong sedangkan kakinya sibuk membuka alas yang berada di kakinya +
Setelah terbuka (Y/N) menunduk menatap kaki telanjangnya menyentuh air, dingin tapi tidak apa-apa +
(Y/N) kehilangan keseimbangan hampir saja dia terjatuh jika Taeyong tidak menggenggam kedua tangan gadis itu dengan erat dan menahannya agar tidak terjatuh +
Mata mereka bertemu bertatapan satu sama lain +
"Ehem" mereka tersadar lalu saling menjauhkan diri saat deheman kakek Kang terdengar +
(Y/N) merasa malu karena itu dia berjalan cepat melewati Taeyong sedangkan kakek dan nenek Kang tertawa melihat tingkah kedua anak muda itu +
(Y/N) tidak sengaja menghentakkan kakinya ke dalam air karena licin membuat Taeyong terciprat air +
Taeyong membalas, (Y/N) berbalik +
"Wae?" tanya Taeyong +
(Y/N) menunduk lalu mengambil gumpalan air dan melemparkannya kepada Taeyong +
"Yak!" +
Taeyong lagi-lagi membalas sehingga membuat (Y/N) basah kuyup +
"Lee Taeyong!" teriak (Y/N), Taeyong menunduk sambil tersenyum senang +
(Y/N) membalas dengan menyipratkan air kembali dan begitu pula dengan Taeyong hingga mereka tidak sadar baju mereka sudah basah semua
(Y/N) mengusak rambut panjangnya yang masih terlihat basah dengan sebuah handuk Taeyong datang sambil membawa dua gelas mug cokelat hangat dan meletakkan disisinya dan (Y/N) +
"Minumlah"
"Gomawo oppa" (Y/N) meraih gelas mug berisi cokelat hangat itu dan menyeruputnya pelan-pelan +
"Enak?" tanya Taeyong
"Hmm" +
Mereka berdua terdiam sambil melihat ke arah hutan yang luas di depan mereka ini sudah sore dan tidak terasa sudah seharian mereka membantu nenek dan kakek Kang +
"Apa mobilnya sudah diperbaiki?"
"Hmm, kita berangkat besok pagi saja malam ini kita harus tidur disini lagi" Taeyong meletakkan gelas +
"Bagaimana menurutmu dengan tinggal disini?" tanya (Y/N)
"Disini?" +
"Suatu saat apakah kau mau tinggal disini seperti halmonie dan haraboji Kang? Memiliki kebun sendiri menikmati masa tua disini bersamaku?" gumam +
"Bukankah seharusnya keluarga harus berkumpul?" (Y/N) menoleh menatap Taeyong
+
"Nanti pasti mereka mencari hidupnya masing-masing, dan lagipula aku tidak memiliki siapapun" +
Taeyong menoleh pelan ke arah (Y/N) yang lagi menunduk +
Mata Taeyong mengarah ke tangan (Y/N) +
Perlahan pria itu mengangkat tangannya dan mengenggam tangan (Y/N) +
"Aku ada disini dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu" +
Deg deg +
Jantung (Y/N) berpacu, ucapan Taeyong tadi barusan benar-benar membuat dia salah tingkah sendiri +
Debaran jantung (Y/N) benar-benar tambah kacau saat tiba-tiba Taeyong mendekatkan dirinya dan membawa kepala (Y/N) ke pundaknya +
Taeyong mengecup pelan puncak kepala (Y/N) +
'Aku merasa kau memang sangat mencintaiku oppa' batin (Y/N) +
'Maaf (Y/N)'
+
"Terimakasih halmonie harabojie" (Y/N) membungkuk di depan kakek dan nenek Kang +
Pagi ini mereka akan kembali ke Seoul +
(Y/N) memeluk nenek Kang +
"Gomawo halmonie" +
"Kalian sudah kami anggap sebagai cucu sendiri" +
"Baiklah kami berangkat dulu halmonie, harabojie" Taeyong menarik (Y/N) +
Taeyong membukakan pintu mobil untuk (Y/N) +
"Hati-hati di jalan ya, suatu saat nanti mampirlah lagi" +
"Nde halmonie" jawab (Y/N) +
Taeyong terdiam dan sebelum tangannya bergerak membuka pintu mobil dia menoleh menatap kakek dan nenek Kang dengan dalam +
"Jagalah diri kalian baik-baik, jangan sampai sakit" kakek dan nenek Kang terkejut beberapa saat lalu mengangguk dan tersenyum ke arah Taeyong +
mobil Taeyong berjalan menjauhi nenek dan kakek Kang +
Kakek Kang merangkul nenek Kang disebelahnya +
Sesaat setelah mobil semakin jauh tubuh kakek dan nenek Kang berubah lebih terlihat muda dan kurus +
"James, kau lihat dia? Dia benar-benar tampan mirip denganmu saat masih muda dulu"
"Dia benar-benar tumbuh dengan baik seperti yang terlihat Hwayong"
"Akhirnya aku bisa menyentuhnya kembali, suatu hari nanti aku harap dia memanggilku dengan sebutan eomma"
"Jangan khawatir sayang itu pasti akan terjadi"
"Melihat gadis itu disisinya aku sangat yakin kehidupan mereka akan baik-baik saja untuk ke depan"
"Aku berdoa untuk itu"
"Taeyong, eomma harap kau selalu bahagia"
"Begitu juga dengan appa Taeyong" 2
Benar, kakek dan nenek Kang itu hanyalah jelmaan dari ibu dan ayah kandung dari Taeyong +
"Kurasa (Y/N) mampu mebahagiakan Taeyong" gumam Hwayong ibu Taeyong
"Ya aku sangat yakin sayang" +
"Ayo kita kembali" ajak James ayah Taeyong
"Kita harus berterimakasih kepada David karena telah memberitahukan lokasi Taeyong" gumam Hwayong +
"Hmm nanti"
Mata Taeyong bergerak menatap ke arah kaca spion di sampingnya +
'Kalian berani menampakkan diri dihadapanku?' 1
'Ternyata kalian baik-baik saja' +
"Oppa" Taeyong menoleh saat merasakan (Y/N) mengguncang badannya +
"Kenapa melamun? Apa yang kau pikirkan?" tanya (Y/N) +
"Ha? Tidak ada" Taeyong kembali fokus menyetir +
'Syukurlah' batin Taeyong
Jaehyun sedang menghadap komputer tangannya dengan lincah menggerakan mouse +
Tok tok tok +
"Masuklah" +
Mark membuka pintu lalu langsung menuju ke meja Jaehyun +
"Ini tuan kita berhasil" +
Jaehyun yang semula cuek dan hanya menulis tiba-tiba terdiam dia langsung mendongak menatap ke arah Mark yang menyerahkan sebuah map +
Jaehyun merebut map di tangan Mark dan membukanya +
Ternyata isi map itu sebuah kaset. Dia memasukkan kaset ke dalam komputer dan membukanya di komputer +
"Kena kau Lee Taeyong" gumamnya setelah menonton apa yang terdapat di dalam kaset +
Jaehyun mengeluarkan kaset itu dan kembali memasukkannya ke map seperti semula +
"Bagaimana tn. Jung?" tanya Mark
"Sesuai yang kita tebak Mark" balas Jaehyun, Mark tersenyum +
"Ayo kita lihat apa reaksi (Y/N) saat mengetahui isi di dalam kaset ini" Jaehyun menyeringai sambil memainkan map itu
Haluuuuuuu✋ +
Author comeback, akhirmya setelah sekian lama author update lagi hehe +
Kemarin sempat stuck dan sekarang idenya udah muncul lagi. Ngomong-ngomong ini ff udah jelas lo mau dibawa kemana endingnya ya palingan 3-5 chapter lagi lah atau mungkin lebih dari itu +
Gak ada yang bingung kan maksud dari kakek dan nenek Kang? +
Mungkin perlu author jelasin? +
Oke karena author baik hati,cantik,dan tidak sombong author akan menjelaskannya +
Kakek dan nenek Kang itu sebenarnya adalah ibu dan ayah kadung Taeyong mereka takut kalau ketemu dengan Taeyong dengan wujud asli Taeyong bakalan marah mengingat saat kecil Taeyong ditinggalkan begitu saja di depan panti asuhan +
Tapi mau ditutupin bagaimanapun Taeyong tetap bakalan tau kalo sebenarnya kakek dan nenek Kang itu adalah orangtuanya tapi dia diam aja +
Udah jelas kan readers? Yakali takut aja ntar gagal paham sama yang author tulis hehe +
Sekian dulu ya dari author, bye bye sampai jumpa di chapter depan +