webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · 青春言情
分數不夠
97 Chs

Mellisa #10

Akhir minggu ini, semua orang sibuk menghibur diri dengan berlibur bersama teman-teman atau keluarga mereka. Steven sempat mengajak Nadia untuk jalan-jalan, namun gadis itu menolak karena ingin beristirahat di rumah.

Nadia baru selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut sambil mengutak-atik ponselnya saat David masuk ke kamarnya.

"Ada acara hari ini?" tanya David yang sempat membuat Nadia kaget dan membuat David tertawa lucu sambil meminta maaf.

"Lain kali jangan ngagetin, bisa nggak?!" omel Nadia.

"Iya iya, sorry… Ada acara nggak, hari ini?" tanya David lagi.

"Nggak ada. Pengen di rumah aja." Jawab Nadia santai.

"Di rumah aja, atau di rumah Alex?" goda David.

"Emang kenapa sama Alex? Harus di rumah Alex?" tanya Nadia bingung.

"Eng... Enggak juga sih... Cuman mau godain aja. Nggak tau kalo responnya bakal gitu." Jawab David bingung. Nadia hanya mengangguk paham.

"Trus kenapa nanyain Nadia soal ada acara ato nggak?" Nadia balik bertanya.

"Mo ngajak kamu jalan. Udah lama kita nggak jalan berdua." Kata David bersemangat. Nadia menyetujuinya dan akhirnya mereka memutuskan untuk nonton.

Mereka sampai di bioskop dan segera membeli tiket film yang sedang dimainkan hari itu. Sebelum masuk ke dalam studio, David mengajak Nadia untuk mengambil beberapa foto berdua dengan alasan bahwa sudah lama mereka tidak melakukannya. Mereka akhirnya duduk dengan nyaman sambil menikmati popcorn dan es teh yang sudah dibeli di counter.

Film sudah dimulai dan keduanya sama-sama terdiam menikmati alur cerita dan karakter setiap pemain dalam film. Nadia tertawa beberapa kali saat ada adegan yang menurutnya lucu dan membuat David menatapnya seolah Nadia tidak pernah tertawa lepas seperti itu sejak lahir. Tawa Nadia, memang hal yang sangat langka. David rela menukarkan apa saja demi mendengar gadis itu tertawa dan hari ini ia sama sekali tidak menyesal mengajak Nadia jalan berdua.

Setelah film selesai, keduanya bergegas ke food court, mencari tempat makan untuk mengisi perut yang keroncongan. Selesai makan yang menghabiskan waktu cukup lama, keduanya lalu berjalan-jalan dan window shopping hanya untuk menghabiskan waktu berdua hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhirinya di sebuah frozen yogurt café.

David membawa pesanan mereka ke meja yang telah di tempati adiknya. Nadia dengan segera mencoba pesanannya yang langsung membuatnya tersenyum senang. Sekali lagi, David merasa sangat bersyukur dapat menghabiskan waktu bersama Nadia hari ini.

"Udah mau lulus SMA, masih aja makan froyo kayak anak TK." Kata David lalu mengusap ujung bibir Nadia dan membuat gadis itu tersenyum malu.

"enak?" tanya David lembut.

"Nggak, biasa aja." Jawab Nadia datar.

"Lah itu, sampe belepotan! Apanya yang biasa aja?!" protes David.

Sekali lagi Nadia tertawa karena sikap kakaknya. David merasa gemas padanya hingga mencubit hidungnya.

"Gimana ujian kemaren?" tanya David membuka percakapan

"Mm… Biasa aja." Katanya santai.

David hanya menggeleng tak percaya. Gadis itu benar-benar tidak menganggap ujian secara serius, namun ia selalu bisa mendapat peringkat kedua dengan otaknya itu.

"Gimana kabar Steven?" tanya David lagi.

"Nggak tau. Coba tanya sama Kak Rebecca."

"Kakak lagi nggak ngomong sama dia." Tiba-tiba nada bicara David menjadi dingin.

"Kenapa?" tanya Nadia santai.

"Kakak nggak suka aja dia masih nggak bisa nganggep kamu sebagai anggota keluarga. Dia selalu berpikir kalo kamu itu anak adosi. Dan kakak nggak suka." Jelas David malas.

"Ah… Tapi kan, emang bener." Komentar Nadia.

"Kalo kamu nggak keberatan diomongin kayak gitu, kakak yang keberatan. Kita kakak adek! Nggak ada embel-embel adopsi ataupun enggak." Protes David dan Nadia hanya mengangguk paham.

"Mulai berat pembicaraannya. Well, karena kakak udah mulai, silahkan dilanjutkan pembicaraan beratnya." Kata Nadia santai.

"Kamu sama Alex kenapa?" tanya David serius.

"Nggak kenapa-kenapa." Jawab Nadia cepat. David menyamarkan senyumnya.

"Kemaren kakak ngobrol sama Steven, katanya si Alex ganggu banget."

"Itu! Kakak ngobrol sama Steven, kenapa tadi nanyain kabar dia sama Nadia?" kata Nadia kesal.

"Eh... Pembicaraannya jangan dirubah dong, cantik!" goda David sambil tersenyum lucu.

Nadia membuang tatapannya dan memilih untuk melahap froyonya. Obrolan mereka dari tadi sempat menyita perhatiannya hingga membuat froyonya mulai mencair.

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts