*Cuit* *Cuit* *Cuit* Aku bangun dan mendengar suara burung berkicau dipagi hari. Aku pergi keluar dan menghirup udara yang segar.
"hahh..., segar sekali." nikmatiku menghirup udara segar dipedesaan.
"Apa kakak-kakak belum bangun ?" tanyaku.
"hihihi, kalau begitu, aku akan berbaik hati membangunkan mereka." tawaku jahil.
"Tok, tok, tok. kakak apa kamu sudah bangun ?" aku bertanya dan masuk kekamar Yeong-sik lalu berbaring ditempat tidurnya.
Aku menatap wajah tampan Yeong-sik dan memegangnya.
"Wah..., wajahnya tambah tampan kalau dilihat dari dekat. Kulitnya juga lembut. Perawatan apa yang dia jalani ? Apa dia wanita,....aku juga ingin kulit sepertinya !!" gumamku.
Karena merasa iri dengan wajahnya yang mulus aku mulai mengurungkan niatku membangunkan dan mulai mengusilinya.
"Jangan salahkan aku untuk ini k.a.k.a.k !!" aku mulai menjalankan aksiku kepada Yeong-sik.
Aku segera keluar dari kamar Yeong-sik dan pergi ketarget selanjutnya.
"Tok, tok, tok. Halo, halo, apakah ada orang disana ?" aku bertanya dan masuk kekamarnya.
"Hmm..., kak Kwang-il juga belum bangun ?"
Melihatnya tertidur lelap aku juga berbaring disampingnya dan hampir tertidur. Tapi aku mendengar suara ponsel yang terus berdering.
"Hm ?, nontivikasi ?" aku mengambil ponselnya dan melihat banyak nontivikasi.
"Apa-apaan, kenapa banyak sekali pesan dari manajernya ?" kagetku.
"Jangan-jangan dia hanya bilang kepada mereka dan belum mendapatkan izin !?" kecurigaanku muncul kembali.
"... Hebat sekali kamu kak !!" gumamku.
Aku meletakan ponselnya dan mengusilinya seperti yang kulakukan kepada Yeong-sik.
Aku keluar dari kamar Kwang-il dan pergi kekamar terakhir.
"Tok, tok, tok.
"Hmm..., seperti kamu belum bangun juga !?" pasrahku kepada hyuk-ji.
Aku menatapnya dan kemudian melemparkan tubuhku ketempat tidur dan menutup mataku. Setelah beberapa saat aku membuka mataku dan berpaling melihat hyuk-ji.
"Sudah kuduga wajahnya yang imut ini mirip anak anjing. Tetapi saat dia tidur kenapa imut sekali !!?" hatiku seperti melelehkan saat melihatnya.
"Sangat disayangkan aku harus menjahilinya karena dia imut." hatiku bimbang.
"Tapi, karena kak Yeong-sik dan kak Kwang-il sudah aku jahili, tentu saja aku harus adil." hatiku semakin bimbang dan gemetar tapi tetap harus kulakukan.
Setelah selesai aku cepat keluar dari kamar hyuk-ji dan menenangkan hatiku. Karena bosan aku memutuskan untuk keluar rumah dan berjalan dipedesaan. Saat berjalan aku bertemu dengan teman yang kami jumpai kemarin didesa.
"Halo Bong-ki, apa yang kamu lakukan disini ?" tanya Areum seorang perempuan cantik didesa.
"Halo semuanya, aku hanya ingin berjalan-jalan disekitar sini untuk mencari udara segar." jawabku
"Kalau begitu, bagaimana jika kami pergi menemanimu ? tanya Dong-sun pria berhati baik didesa.
"Jika kalian tidak keberatan aku mohon bantuannya." jawabku dengan senang.
"Ngomong-ngomong dimana kakak-kakakmu ?" tanya soo-jin seorang putri orang kaya didesa.
"Kakak-kakakku sedang tid-" jawabku terpotong.
"Bong-ki !!!" "Bong-ki, dimana kamu !!?" "Bong-ki, Diman- !!!" Aku mendengar teriakkan-teriakkan kakak-kakakku
"Kakak, itu Bong-ki. Dia disana !!" hyuk-ji menunjuk kearahku.
Setelah mengetahui keberadaanku mereka semua lari menghampiriku.
"Bong-ki !!!, apa kamu tau kami sangat khawatir padamu." khawatir Yeong-sik sambil memelukku.
"Kemana saja kamu, apa yang kamu lakukan disini !?" bentak Kwang-il dengan sedih.
"Apa kamu tau bagaimana perasaan kami saat kamu tidak ada divila !?" marah hyuk-ji yang tidak pernah memarahiku.
"Aku minta maaf sudah membuat kalian khawatir. Aku hanya ingin mencari udara segar. Seharusnya aku meninggalkan surat untuk kalian sebelum pergi. Maaf, kakak !!!"