Edgar dan Olivier tampak sudah rapi mengenakan pakaian mereka masing masing, mereka memutuskan melanjutkan perjalanan dikarenakan hari mulai siang, matahari perlahan mulai berpindah ke atas mereka, namun cuaca hutan Bullwyn tetap sejuk dan segar.
Edgar bergelayut manja di tangan Olivier, hatinya berbunga-bunga, sama halnya dengan Olivier, ia sangat bahagia memiliki seorang kekasih seperti Edgar, entah kenapa sejak pertama kali melihat Edgar, Olivier merasakan hal yang berbeda, Ia yakin yang dirasakannya bukan hanya perasaan kagum, setiap melihat Edgar jantungnya berdetak lebih kencang, Ia selalu tersipu saat Edgar memandangnya.
"aaaakk jadi ini rasanya kencan" pekik Edgar mengejutkan Olivier
Wajah Olivier kembali memerah, ia tak sanggup menahan rasa tersipu, Edgar memang paling bisa membuat hatinya bahagia.
"jadi, menurutmu ini sebuah kencan Edd?
"tentu saja, berjalan di hutan dengan tangan saling bergandengan hehehe" Ujar Edgar terkekeh
"oh wait, kenapa benda ini bergerak lagi" Celetuk Edgar melihat selangkangan Olivier kembali membengkak.
"Olly, jangan katakan jika tebakanku benar, penismu berdiri lagi?" Tanya Edgar menyunggingkan senyuman menggoda.
"hehehe, jangan menggodaku Edd" Jawab Olivier tersipu.
toel
toel
toel
Tangan Edgar dengan isengnya menyentuh benda di selangkangan Olivier, Edgar mentowel seperti memberikan gelitikan pada benda yang masih terbungkus celana Olivier namun sudah membengkak, ujungnya menyembul mendorong kain celananya.
"oouch cukup Edd, kau membuatnya keras lagi"
"Apa karena Aku?"
"tentu saja, kenapa berlagak seperti bukan kau penyebabnya"
"ternyata kau mudah terangsang Olly"
"jangan bicara dengan nada menggoda seperti itu"
"kenapa tidak? bukankah kau pacarku"
"berhenti menggodaku, atau kau ingin benda ini kembali menancap di dalam tubuhmu?"
Edgar tertawa terbahak bahak, Ia sangat menyukai melihat ekspresi Olivier yang malu malu kucing saat digoda.
"kau harus bertanggung jawab Ed"
"oh tidak, kumohon jangan sekarang Olly" wajah Edgar berubah panik
Olivier gantian tertawa terbahak bahak melihat ekspresi Edgar yang panik.
"kau menertawaiku?" Edgar memanyunkan bibirnya.
Cuppp
Sebuah kecupan dari Olivier mendarat di bibir Edgar, Edgar tersipu malu, Ia menyengir dengan menunjukkan barisan giginya yang tertata rapi.
"hihihi" Edgar nyengir bagai kuda
Olivier mengangkat tubuh Edgar, ia mengendong tubuh mungil Edgar didepan dadanya yang tak dilapisi apapun, sehingga mata Edgar langsung tertuju pada Puting Olivier yang mengeras, dengan nakal Edgar mencubitnya.
"hei...hentikan..ouchhh" pekik Olivier
"aku haus, apakah benda ini mengeluarkan susu?" Tanya Edgar dengan nyaman bersandar di dada Olivier yang bidang.
"tidak ada, ada susu dibagian bawah jika kau mau"
"itu bukan susu, itu air mancur" celetuk Edgar.
kriuukkkk
Perut Edgar berbunyi, hari sudah semakin siang, Edgar hanya makan buah pagi tadi, sehingga ia merasakan kelaparan, apalagi ditambah persetubuhannya dengan Olivier yang cukup menguras tenaga.
"Kau Lapar Ed?" Tanya Olivier menghentikan langkahnya
Edgar mengangguk manja
"kau mau daging kelinci?"
"tidak, kau tega sekali hewan selucu itu mau kau buru" Ujar Edgar memarahi, ia memukul lengan kekasihnya dengan manja.
"kelinci itu pasti iri denganmu, karena kau lebih lucu" Puji Olivier yang membuat pipi Edgar tersemburat rona merah.
Olivier kembali berjalan, perasaannya bimbang, kegelisahan melanda hatinya, Dia tidak ingin membawa kekasihnya menjadi tumbal, dua hari bersama Edgar sudah cukup meyakinkan hatinya jika Ia sangat mencintai Edgar.
"Edd"
"hmmm" Edgar menjawab dengan malas, Ia tampak asyik merebahkan kepala di pundak Olivier yang besar, matanya memejam menikmati kenyamanan yang ia rasakan.
"Apa kau yakin kita akan meneruskan perjalanan?" Tanya Olivier tampak khawatir.
"kenapa tidak? bagaimanapun juga aku harus dikorbankan" Jawab Edgar masih memejamkan mata di pundak Olivier
"jika aku tidak mau bagaimana?"
"kau mau kita menjadi buron?" Edgar membuka matanya, Ia memandang ke wajah Edgar.
"asal bersamamu, aku tidak akan takut" Jawab Olivier mantap
Tangan Edgar yang merangkul leher Olivier ia pindahkan ke wajah, Edgar membelai wajah kekasihnya dengan lembut.
"tujuh hari kedepan bersamamu, sudah cukup bahagia bagiku Olly"
"aku ingin bersamamu tidak hanya dalam waktu singkat, aku ingin selamanya"
"jangan bodoh Olly, kau seorang panglima kepercayaan King, kau mau diburu oleh seluruh Fikseidon"
"asal bersamamu aku tidak takut Ed"
"tidak, aku tidak mau kau kenapa kenapa" Ujar Edgar mencium kening Olivier.
"entahlah, Aku merasakan perasaan dilema, apa Aku sanggup mengorbankanmu"
"kau cukup mengayunkan pedang ke kepalaku kan?"
"kau benar benar bodoh Edd"
"kenapa sekarang aku yang bodoh?" Edgar memanyunkan bibirnya
"berhenti memanyunkan bibirmu, kau tahu, itu ekspresimu yang sangat menggairahkan untukku"
Olivier kembali mengecup bibir manyun Edgar.
Edgar tersenyum lebar
Olivier tidak mengerti harus berbuat apa, dia tidak ingin menyerahkan Edgar begitu saja, apapun yang terjadi akan Ia hadapi, Olivier sudah membulatkan tekad, Ia tidak akan mengorbankan Edgar, Ia akan mempertahankan cintanya.
"Kau memikirkan aku Olly?" Tanya Edgar mendapati Kekasihnya terdiam, hanya fokus berjalan tanpa bicara sepatah katapun.
"apakah menurutmu aku memiliki orang lain yang aku pikirkan?"
"bicaramu manis sekali" Puji Edgar membuat wajah Olivier selalu merona saat mendengar pujian dari Edgar.
"Kau tidak perlu memikirkanku, ini sudah takdirku" Ucap Edgar lagi.
Olivier berhenti di sebuah pohon besar, Ia menurunkan tubuh Edgar dari gendongannya, Olivier duduk bersandar di bawah pohon itu, Ia menarik tubuh Edgar, memaksa Edgar duduk dipangkuannya berhadapan, bongkahan bokong Edgar tepat menggesek batang selangkangan Olivier.
"Aku mohon, ikutlah melarikan diri bersamaku" Pinta Olivier membelai wajah Edgar.
"jangan mengada-ada, Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu" Ujar Edgar memeluk Olivier lagi
"apa kau mengira kau tidak dalam keadaan buruk saat ini?"
"kemarin iya, tapi hari ini tidak, karena kau resmi menjadi kekasihku"
"you seduce me again, Edd"
"hahaha, kau Giant yang mudah terangsang"
"Edd, kumohon, kita hadapi bersama apapun resikonya"
"Kau akan menjadi buronan Fikseidon, Olly"
"Aku lebih baik mati bersama daripada harus hidup tanpamu Edd"
"kita baru saja meresmikan hubungan, semudah itu kau takut kehilangan" Ucap Edgar bergelayut manja.
"apa cinta harus hadir dengan proses waktu yang lama? bukankah hati tidak dapat dibohongi, sejak pertama melihatmu, aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama"
"kau gombal, Giant"
Edgar mencium bibir Olly, bibir lebar yang ia sukai, Edgar menghisap lidah Olly, lidah yang tadi pagi membuatnya menggelinjang hanya dengan satu sapuan saja, Olivier nengangkat tubuh Edgar, mereka kembali meneruskan perjalanan sambil berciuman.
Tiba tiba angin berhembus kencang, daun daun pepohonan berterbangan menggumpal, membentuk pusaran angin yang membuat daun daunan itu berputar didepan mereka, Olivier menghentikan langkahnya, pelan namun pasti daun daun itu membentuk menjadi tubuh yang berdiri menghadang perjalanan mereka, semakin nyata setelah angin kencang itu hilang, tampak sosok perempuan tua dengan rambut berwarna putih terurai, di kepalanya tampak dua buah tanduk berwarna hitam seperti kerbau, Ia mengenggam tongkat dengan hiasan tengkorak dengan tanduk yang sama seperti yang ada dikepalanya.
Mata Edgar terbelalak, Ia mengernyitkan dahi bertanya tanya didalam hatinya, siapa wanita tua yang menghadang perjalanan mereka.
"ternyata ramalan itu nyata, tampaknya seorang Guard telah jatuh hati kepada seorang Ficer" ucap wanita tua menyeringai bagai seorang Iblis yang siap menghabisi lawannya.
"Soka, apa yang kau inginkan?" Ucap Olivier yang mengenal wanita tua itu.
"tentu saja mengantisipasi agar kau tidak berbuat hal buruk untuk kelangsungan hidup kerajaan Fikseidon" Jawab Soka, si wanita tua.
"Kau mengenal nenek daun ini Olly?" Tanya Edgar dengan polosnya.
"jaga mulutmu Ficer, berani beraninya kau menyebutku nenek daun" Teriak Soka, suaranya yang parau menggelegar, menggema didalam hutan.
"bukannya dia datang bersamaan dengan daun daun kering tadi, kenapa dia memarahiku" Lirih Edgar berbisik pelan.
"menyingkirlah Edd" Ujar Olivier Pelan.
Edgar bersembunyi dibalik tubuh Olivier, sesekali Ia mengintip penasaran apa yang akan dilakukan oleh si penyihir tua.
Soka menghentakkan tongkatnya dua kali, menghasilkan asap tipis disampingnya, dari asap tipis itu keluar dua tubuh pria berbadan besar sama seperti Olivier.
"Tangkap bocah tengil dibelakangnya" perintah Soka.
Kedua Pria bertubuh besar itu melompat kedepan, namun dengan gesit Olivier mengangkat tubuh Edgar dan melompat kebelakang untuk menghindar.
Pria besar pertama melayangkan pukulannya, Olivier menangkis dengan kakinya, Pria besar kedua melompat keatas, Ia sudah siap melayangkan tendangannya, Olivier dengan gesit berputar, lagi lagi Olivier berhasil menghindari tendangan Pria besar yang kedua.
"Edd, aku butuh bantuanmu, kau arahkan pukulanmu ke matanya, kau paham!!" Ujar Olivier dijawab anggukan oleh Edgar yang berada digendongannya.
Pria besar pertama mulai menyerang lagi dengan pukulan yang lebih kencang, Olivier melempar tubuh Edgar keatas, Edgar melayang tinggi, Olivier menangkis pukulan dan mencengkram tangan Pria besar pertama dengan kuat, tubuh Edgar berhasil turun tepat bertengger di lengan Pria besar pertama, tanpa ampun Edgar memukul mata si Pria besar hingga berdarah, darahnya menciprati tubuh Edgar, Pria besar pertama berteriak keras kesakitan, teriakannya membuat burung burung yang sedang asyik bertengger berterbangan meninggalkan hutan.
Tubuh Edgar kembali terlempar karena kipasan tangan si Pria besar pertama, dengan sigap Olivier menangkap tubuh Edgar.
"Kau benar benar bisa diandalkan Edd" puji Olivier sempat sempatnya mencium kening Edgar.
"bukan saatnya bermesraan, pengkhianat" Seru Soka.
Soka mengarahkan tongkatnya ke arah Edgar dan Olivier, sebuah bayangan hitam seperti tali mengikat tubuh keduanya, membuat tubuh mereka melayang tak menyentuh tanah, Soka tertawa terbahak bahak, Pria besar kedua yang melihat situasi itu segera mendekat dan mengambil tubuh Edgar dengan kasar dari pelukan Olivier, Pria itu mencekik leher Edgar, Edgar kehabisan nafas, Ia pingsan seketika.
"lepaskan dia penyihir tua sialan" Maki Olivier.
"dia akan kulepaskan, tapi nanti setelah hari penyerahan tiba, hahahahha" Tawa Soka si penyihir sangat menakutkan.
"Bawa bocah itu padaku" Perintah Soka dengan lantang, Si pria besar dengan patuh melangkah mendekati Soka, melewati tubuh rekannya yang sudah tumbang.
Olivier berusaha meronta ronta meminta dilepaskan, namun sihir Soka bukanlah suatu yang mudah dikalahkan, Soka terkenal sebagai Ratu penyihir terkuat di wilayah Sura.
Saat Pria itu hampir mendekati Soka, sebuah portal muncul dibawah kakinya, karena terkejut, tubuh Edgar terlepas dari genggamannya dan Si pria besar terjatuh kedalam portal dengan menampilkan lokasi yang gelap didalam portal itu, tubuh Edgar yang pingsan tiba tiba melayang di udara, seseorang dengan jubah hitam menutupi seluruh tubuhnya muncul dari portal lain menangkap Edgar, dengan sekali kibasan tangannya, cahaya hitam yang melilit Olivier terlepas, Si misterius berjubah hitam menjentikkan jarinya, memunculkan portal lain dibawah jatuhnya tubuh Olivier, Si misterius ikut menyusul dan portal mengecil hilang bagai ditelan tanah.
"aaaaaaaaaarghhhhh SIAPA YANG BERANI BERANI IKUT CAMPUR URUSANKU" Teriak Soka dengan suara parau yang kembali menggelegar, memecah kesunyian Hutan Bullwyn.
Soka kembali menghentakkan tongkatnya, muncul sosok tubuh dua wanita muda yang cantik berparas mirip bagai pinang dibelah dua dari asap tipis seperti sebelumnya, kedua wanita itu mengenakan gaun panjang berwarna merah.
"Sora, Sona, cari tahu siapa yang mencampuri urusanku, Aku akan melaporkan hal ini kepada King" Perintah Soka
Dua wanita kembar bernama Sora dan Sona menghilang dari hadapan Penyihir tua itu.
"Aku tidak akan membiarkan rencanaku menjadi berantakan" Ucap Soka geram.