***
Tidak ada yang memulai pembicaraan di antara ke duanya sejak keluar dari Kediaman Ivan. Mereka sibuk melihat pemandangan di luar jendela ketika melewati hiruk pikuk jalan di pusat kota.
Balges melirik putranya yang tengah mengamati rakyat dengan wajah tanpa ekspresi. Wajahnya memang sangat mirip dengan Balges, sifatnya juga mirip, tapi yang membedakan hanyalah ekspresinya. Raut wajah yang dibuat bocah itu lebih mirip dengan Ibunya daripadanya.
'Apa yang sedang dia pikirkan dengan wajah tanpa ekspresi itu?'
"Apa liat-liat?" tanyanya sinis, menoleh pada Balges.
"Memangnya tidak boleh?" timpal Balges bersedekap.
"Boleh, kalau tidak mengganggu saya," cetusnya, kemudian kembali melihat ke luar jendela.
"Memangnya aku mengganggu?"
"Tatapan anda menganggu, sampai membuat wajah saya terasa panas."
Dia tersenyum meledek. "Kau malu, Nak?"
Alis anak itu mengerut, sangat tidak setuju. "Tidak. Tatapan anda terlalu panas sampai membuat saya merasa terbakar."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者