Kakek bertanya padaku bagaimana perkembangan deal dengan Kim Taehyung. Aku mencoba menjalaskan semua kejadiannya. Mendengar ceritaku, Kakek menunduk. Beliau menghela napas berat-aku tahu beliau kecewa. Perasaanku tidak enak, aku merasa diriku tidak berguna saat itu. Seharusnya aku dapat melakukan kesepakatan dengan baik. Aku tahu aku tak boleh mengecewakan kedua orang tuaku. Aku harus mampu menjadi penerus yang sempurna.
" Apapun yang terjadi, dengan segala cara kau harus berhasil membuat Kim Taehyung menandatangani kontrak dengan kita. Harga saham Kim Group semakin lama semakin rendah dari Park Group," kata Kakek saat itu penuh penekanan. Dan aku hanya bisa mengangguk seperti biasa, lalu keluar dari ruangannya. Aku tahu, aku harus bekerja lebih keras dan lebih baik hari ini.
Semua ini karena Kim Taehyung sialan ! kepalaku seperti mau pecah rasanya, aku pusing sekali. Apalagi harus kekampus dalam kondisi pikiranku yang kacau ini. Aku menghela napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku berdiri didepan gedung kampus berteduh sambil menatap hujan yang cukup deras sembari mendekap bahuku sendiri.
Aku sebenarnya menyukai hujan. Aku suka harum tanah basah yang menyeruak. Aku suka mendengar suara air yang turun dari langit. Aku suka hawa dingin yang menusuk tulang meskipun membuatku harus memeluk diriku sendiri. Sebenarnya suasana hujan itu menenangkan. Namun, sialnya hujan membawaku pada kenangan yang menyakitkan.