Melihat Emma duduk gelagapan di sampingnya, membuat ia merasa terganggu. Sejatinya, Roger hanya tidak suka melihat orang lain merasa kesulitan. Perasaan itu sudah mengalir di dalam darahnya. Ia memang pria yang perhatian. Sayang saja, ia adalah seorang pecundang.
"Trimakasih, Roger." Emma tersenyum lembut. Meski Roger tidak menjawabnya.
"Kau adalah pria yang sangat baik, Roger. Sesuatu yang baik akan datang padamu. Hidup tidak sekejam itu memperlakukan seseorang." Lanjut Emma.
Roger menatapnya beberapa detik, lalu kembali menunduk ke dapan dengan senyuman mengejek "Sebaiknya kau mengatakan hal itu pada orang yang tidak memiliki nasib sepertiku. Karna hal itu hanya akan membuatku menganggap, bahwa hidup berlaku sangat tidak adil hanya kepadaku."
Mendengar jawaban Roger, membuat dada Emma berdenyut. Ia tau apa yang pria itu hadapi sangatlah berat. Sampai-sampai tidak tersisa lagi pikiran positif di dalam otaknya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者