Deku , bakugo, todoroki dan Lida duduk di sebuah kamar. Tinggal satu hari lagi sebelum mereka pergi.
Deku sudah hampir sembuh meskipun masih belum cukup kuat untuk berjalan jalan jauh. Saat berjalan jalan bakugo selalu membantu nya.
"Bagaimana masa kecilmu deku?" tanya Lida di tengah kesepian itu.
Bakugo terlihat penasaran juga, tetapi ia berusaha terlihat sama sekali tidak perduli.
"Eh..aku cerita..?"tanya deku pekan. Ia malu kalau harus menceritakan masa lalu yang sedih.
"Ayolah, bakugo juga menunggumu loh" Seru todoroki dengan wajah datar tanpa berubah. Todoroki selalu saja bersikap datar tetapi selalu bisa membuat bakugo kalah.
Bakugo langsung menolak, tetapi ia tetap sangat penasaran kisah masa lalu ehem tunangannya itu..
"Aku gak tunggu sama sekali, tapi kalau mau cerita boleh!!"
Deku mengaruk tengkuknya dengan malu malu. Jujur ini pertama kalinya ia bercerita tentang dirinya pada orang lain.
"A..aku.., dulu .. punya keluarga utuh,..
Punya ibu..punya ayah.., tapi.."
Tiba tiba badan deku bergetar , bakugo tanpa terkira . Langsung mengenggam tangan nya tanpa mengatakan apapun.
Deku hanya tersenyum tipis.., dan melanjutkan bercerita.
"Ibu.. meninggal karena penyakit ini. Dan ayah meninggal kan kami"
"Eh..jadi ini penyakit turunan?" seru Lida terlihat kaget.
Deku hanya tersenyum,.."Iya , keadaan tubuhku yang lemah juga merupakan turunan dari ibu.."
Deku menarik nafas, ini bagian terburuknya.., rahasia terbesar nya ..
"Aku.. selalu saja Berusaha berada di lingkungan ku sendiri. Aku.., masih tidak bisa menerima kalau..aku.. dikelilingi oleh orang orang"
Deku menunduk sedih, dia tau pernyataan ini akan membuat sahabat terbaiknya sedih. Tetapi ia sekarang akan berusaha agar bisa menjadi teman yang baik untuk mereka.
Lida hanya tersenyum , senyum yang sangat hangat dan tulus.
"Aku senang, deku menceritakan isi hatinya" seru Lida ia mendekati wajah deku dan tersenyum lagi.
Deku terdiam. Dia senang sekali, tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa ia akan memiliki teman teman yang ada di sisinya.
Ia percaya dan sudah menyerah jika nanti ia akan meninggal. Toh tidak ada yang peduli..
"Ma..maaf.., aku .." seru deku berkaca kaca. Ia merasa bersalah merahasiakan ini semua kepada mereka.
"Tidak, sebenarnya ini adalah hak mu deku. Kau mau menceritakan ataupun tidak itu sama sekali tidak masalah, lagipula betul seperti kata Lida, kau itu baik dan juga kuat"
"Todoroki..." seru deku terpaku. Todoroki berdiri dan berusaha menyemangati nya,
Bakugo mengeratkan tangannya, dia berusaha menyemangati ku tanpa berkata apa apa.
"Terimakasih...semua"
_
_
"A..aku??" seru Lida ketika deku selesai bercerita.
Lida mengambil duduk dan mulai berusaha bercerita.
"A..aku.., waktu kecil. Banyak yang bilang aku ini sangat dewasa dari umurnya, aku juga seringkali mendapat penghargaan.."
"Tapi.., sejak dulu aku selalu saja tidak pernah punya teman tetap. Biasanya mereka akan selalu meninggalkan ku.."
Lida berhenti bercerita dan mulai menatap teman teman di depannya, sambil kedua pipinya memerah.
"Jadi..aku senang sekali, kalian ada di dekatku.."
Deg
Deg
Todoroki langsung memeluk Lida. Lida sampai kaget. Tetapi ia merasa tenang kembali saat todoroki mengelus rambut nya .
"Kau itu sahabatku dan aku mencintaimu..Lida"
Bakugo dan deku juga menatap Lida,
"Kau imut Lida , mungkin hanya kami yang beruntung melihat sifat aslimu, kau menyenangkan kok"
Lida membulatkan matanya saat melihat deku yang tersenyum ramah.
"Huh. kau seperti anak anak. Selalu saja semaunya sendiri dan susah diatur . Kau mana mungkin membosankan!!" seru bakugo dengan nada kasar.
Walaupun bakugo mengatakan hal yang kasar dan mengejek.. Tetapi bakugo sama sekali tidak menyalahkan nya.
Mereka semua memang sahabat terbaik, sahabat terbaik yang pernah di dapatkan.
_
_
"Hah aku tidak mau!!" seru bakugo dengan tegas menolak.
Tetapi Todoroki, Lida dan deku memaksa nya. Sehingga bakugo menurunkan egonya dan mulai bercerita.
"Aku dulu pernah membunuh, karena dia sudah memperkosa ibuku. Dan .., cih dia pria brengsek sedunia. Bahkan ia membunuh ibu. Aku..juga pernah masuk ke kantor polisi tetapi entah kenapa polisi itu mengeluarkan ku"
Bakugo berhenti bercerita, ia tidak suka di kasihani. Menyedihkan sekali jika dirinya di kasihani. Ia bersyukur bisa membunuh ayah brengsek itu.
Tetapi Lida , todoroki dan deku sama sekali tidak merasa kasihan. Mereka malah memandang dengan kagum.
"Wah kau hebat sekali bakugo" , seru Lida membulatkan mata berbinar nya.
"Hah apanya!!"
"Kau membela ibumu, menurutku ayahmu yang salah!!" seru Lida lagi .
"Be..betulkah, " seru bakugo kaget. biasa nya mereka akan mulai menyalahkan dia kenapa ia membunuh ayah nya..
Tetapi teman temannya malah , eh mereka bukan temannya. siapa sih yang disebut teman!!
"Iya , kau hebat sekali" puji todoroki tetap pada wajah datar.
Bahkan todoroki yang selalu menyebalkan memujiku.
"Benar , menurutku kau melakukan yang terbaik bakugo" seru deku lagi.
Bakugo terdiam, sebenarnya ia tidak pernah di puji karena melakukan ini. Jadi..agak aneh gitu liatnya ...
"Ma..makasih" seru bakugo pelan..
Lida , todoroki, dan deku hanya diam. Seolah tidak Percaya seorang bakugo mau mengucapkan terima kasih.
Bakugo yang sempat reda itu mendadak marah saat melihat reaksi mereka seperti itu.
"Apa. , memang aneh. Sudah jangan lihat..dasar bodoh!!!"
_
_
Sekarang hanya todoroki yang belum. Semua menatapnya,
Todoroki menghela nafas, sebenernya ini adalah rahasia terbesarnya. Dia tidak ingin siapapun tau.
_
_
Sebenarnya dulu sekali todoroki selalu saja disebut sebagai anak perempuan, karena wajahnya yang berbeda.
Todoroki juga suka sekali dipakaikan baju perempuan. Mana mungkin ia bercerita seperti itu.
Tapi.., sekarang bagi todoroki hanya Lida yang tampak seperti perempuan, dia manis sekali.
_
_
Srek.., Todoroki segera memeluk Lida dan mengecup pipi Lida dengan sekilas.
"Itu rahasia.."
Bakugo tentu saja tidak terima. Tetapi Todoroki tetap datar pada wajahnya. Todoroki memang penuh rahasia, tentu saja rahasia ini hanya boleh diketahui istrinya.
Dan istrinya yaitu Lida..
_
_
_
"Ini rahasia kita ya" seru todoroki tersenyum tipis tetapi dengan wajahnya yang selalu tampan .
_
_