Deku membuka matanya kesekian kali. Dia memegang kedua tangannya dengan sedikit gemetar..
Mimpi itu lagi..
_
_
Sosok yang sudah semakin pucat itu duduk di atas tempat tidurnya. Menghitung awan dilangit karena hanya itu yang bisa ia lakukan di rumah sakit ini.
"Satu.."
"Dua.."
Brak
Deku terkejut saat melihat tampang Lida yang tampak kucek seperti disambar petir.
Deku berhenti menghitung awan. Dan duduk menunggu Lida mengambil nafas.
"Ada apa Lida. ..?"
"Ke.. keluarga ku deku.., kami..broken home..", seru Lida sangat sendu..
Hingga akhirnya menangis keras di pelukan deku.
"Broken home.., lalu... bagaimana dengan pernikahan mu?" tanya deku lagi.
"Ka..kami akan mempercepat keberangkatan ke Jepang.., "
Deg
Jantung deku tiba tiba berdetak sangat kencang. Hingga rasa sakit menyerang dadanya.
Deku tidak bisa berpikir apa apa lagi, rasa sakit dan hampir saja tidak bernafas membuat pikirannya kalut ..
Lida terlihat kaget dan pucat ketika deku mulai terduduk dan memegang dadanya sembari bernafas tersengal Sengal.
"Deku..kau tidak apa ..?" tanya Lida bingung harus melakukan apa..
Deku menolak tangan Lida yang mencoba merangkulnya. Deku memandangi Lida dengan pipinya yang berkeringat..
Lida seketika berdiri dan berteriak memanggil suster ataupun dokter.
Deku memandangi sekitaran langit dengan rasa sakit .
Ingat .. seperti dulu..
Bruk
Samar samar aku mendengar suara seseorang yang berteriak memanggil ku. Itu Lida ..., ah berisik.
Deg
Deg
suara nya perlahan menghilang dan deku berada di dunia kegelapan lagi.
Sudah beberapa kali ia berada disini hingga terbiasa.
_
_
_
Tak
Tak
Deku memandang bunga bunga yang ada di kakinya. Mimpi itu di mulai lagi.
Mimpi yang selalu sama akhir akhir ini, seolah mengingatkan ku pada akhir hidup ibu..
_
_
Di suatu hari yang indah, seorang wanita paruh baya sedang berjalan bertatih tatih. Dia terlihat kurus dan tidak terurus.
Seorang anak lelaki kecil berusaha memapahnya dan beberapa kali pula terjatuh.
_
_
_
"Ibu.., kau yakin.. tidak mau beristirahat?"tanya anak kecil itu memandangi ibunya dengan khawatirkan.
Ibunya hanya mengelus kepala deku dengan penuh kekuatan. Tapi itu sangat lemah. Semua orang saat itu hanya memandang kami dengan tatapan seolah kami adalah orang asing.
Mereka menatap seram pada ibu seolah dia adalah tengkorak ataupun penyebar penyakit.
Semua orang menatap deku dengan tatapan kasihan seolah deku dipaksa melakukan itu.
_
_
Bruk..
Akhirnya sang ibu terjatuh . Lagi lagi tidak ada yang menolong.
Deku memegang ibunya dengan air mata di kedua pelupuk matanya.
"ibu..jangan Tinggalkan deku .."
Ibu itu hanya mengelus kepala deku, dan perlahan senyuman tersungging di bibirnya.
Senyuman yang sangat lesu, sangat menyedihkan dan sangat terpaksa.
"Sayang..suatu saat kau akan mendapatkan penyakit seperti ini, saat itu tiba...terus lah tersenyum ya"
Deg
Deg
_
_
"De..deku !!" teriak Lida ketika deku membuka matanya perlahan. Tangannya bergetar pelan karena mimpi itu.
"Kau benar benar tidak apa.." seru Lida hampir saja menangis karena takut.
Deku hanya tersenyum lirih. Seperti kata ibu..teruslah tersenyum..
"Tidak apa kok.. maaf aku tiba tiba pingsan.." seru deku lagi . Berusaha duduk dan bersikap normal.
"Kau hebat deku.., Lida bahkan sama sekali tidak bisa setenang itu"
Salah Lida ..., deku hanya tersenyum sendu. Ini hanyalah bentuk kekuatan terakhir nya.
"Bagaimana nanti kalau Lida berangkat dan deku...--"
Lida berhenti berbicara dan menutup mulutnya dan perlahan badannya mulai bergetar mengeluarkan air mata.
Deku mengelus kepala Lida, sama seperti mimpi itu. Lida tidak boleh memikirkan ku lagi.
Tentu saja aku tidak akan selamat , sama seperti ibu waktu itu. Makanya tidak ada siapapun yang boleh menangis untukku.
Semuanya lupakan saja aku seperti awal .., seperti awal sebelum bertemu kalian.
Itu lah dasar kekuatan ku, kepasrahan ...
_
_
"Lida.., berangkat saja. Kehidupan Lida masih ada.., aku akan selalu memikirkan Lida... walaupun Lida sudah pergi.." seru deku tersenyum lebar.
Lida merasa dadanya panas dan rasa bersalah mengerumuninya..
"Maaf.."
"Maaf!!"
Deku mengelus Lida lagi. Dengan senyum pahit tetap menghiasi wajahnya...
Mimpi itu..
_
_
Masa lalu yang mengerikan..
_
_