Bakugo duduk dengan tenang dan gelisah di ujung tempat duduk. Todoroki dan lida juga duduk dengan tenang.
Suasana hening beberapa saat, tidak ada seorang pun di koridor karena sudah malam. Dan tidak ada seorang pun selain mereka yang ada disini.
Deku benar benar tidak mempunyai siapapun selain mereka.
Deku benar benar sendirian.
_
_
"Hoi.."
Bakugo menoleh ke arah suara. Tampak todoroki memandang nya dengan tatapan wajahnya yang selalu datar.
"Apa?" tanya bakugo marah.
"Kau selalu saja marah. Dasar singa pemarah!!" seru todoroki dengan nada sedikit mengejek.
"Apa masalahmu??, kau benar benar penganggu. Diam saja sana?!" seru bakugo kesal.
"Dasar beginilah si stundere. Padahal sendirinya kesini ??"
Bakugo benar benar marah. Apaan orang ini. Sudah jelas mereka dalam suasana mencengkam .
"Aku bukanlah stundere. Lagipula aku kesini bukan karena deku!!"
"Siapa yang bilang kau kemari karena deku..., kau benar benar merindukan nya kan?"
Bakugo terdiam, benar kata todoroki. Ia kemari karena merindukan deku sekaligus mengkhawatirkan operasinya.
"Gak, aku gak peduli sama sekali soalnya" seru bakugo acuh.
Todoroki menghela nafas, bakugo sangat keras kepala. Dia itu pemarah dan tidak suka di baca isi hatinya.
"Kau gak ada manisnya sama sekali, gak seperti Lida kan..?" seru todoroki mengoda . Todoroki memeluk pundak Lida dan mengecup sekilas pipi Lida.
Lida yang barusan mencengkam karena todoroki dan Lida seketika memerah .
"Hah sempat sempat nya. Padahal deku sedang dirawat. Dasar Gak punya perasaan?!" seru bakugo menatap sosok berwajah beku itu.
Deg
Todoroki menatap bakugo dengan tatapan serius. kedua manik matanya menatap lurus pada bakugo.
"A..aapa?. Kau jelek sekali berwajah seperti itu"
"Kuharap kau segera menyadari perasaan mu bakugo.." serunya lagi serius.
Apa sih urusannya, padahal ini urusannya. Tidak ada kaitan nya dengan dirinya atau siapapun.
"Ini gak ada hubungannya denganmu, berhenti berbicara denganku!!"
"Bagaimana pun, ini ada hubungan nya dengan deku kan. Kuharap kau bisa berbicara dengan baik padanya"
Sejenak bakugo terdiam. Mencerna perkataan todoroki. ia merencanakan semua ini tanpa berbicara dengan siapapun.
Kesal, walaupun terpaksa. Todoroki memang benar. Ia harus berbicara sesegera mungkin pada deku.
Berbicara baik..?, berarti ia harus apa?
_
_
"Ah.., aku beli minuman dulu" seru todoroki mengambil uang di dompet nya kemudian pergi.
Lida menolah wajah bakugo yang tampak marah. Sekarang dirinya di tinggalkan sendiri bersama bakugo.
Seumur hidup ia tidak pernah sendirian bersama bakugo. Lida tidak tau bagaimana harus menghadapi si pemarah bakugo.
Lida terdiam saat bakugo bergerak. Ia sama takutnya dengan deku.
_
_
"Hoi kenapa takut begitu?"
Lida menatap bakugo . Bakugo tepat didepannya. Darahnya tersikap.
"...N..n..ggak" seru Lida gugup. Suaranya sangat lemah hampir tidak terdengar.
Lida sangat takut di depan bakugo hingga tidak tau apa yang harus di ucapkan.
BUK
bakugo memukul kepala Lida membuat Lida hampir saja menangis dan bakugo dengan tenang duduk disamping Lida.
"Sakit tau dasar,.." seru Lida cemberut.
"Gak lucu jangan cemberut begitu" seru bakugo lagi. Lida mendengus kasar.
Memang bakugo mulutnya kasar sekali, bagaimana sih si deku bisa merindukan bahkan mungkin mencintai sosok seperti dia..
"Neh..", bakugo mulai berbicara sedikit melembut. Lida masih menunduk marah.
"Bagaimana keadaan deku..?"
"Eh..aku kira kau gak peduli padanya"
"Jangan bodoh!!, bukannya aku gak peduli. Hanya saja bukankah penyakitnya itu mematikan"
Lida terdiam menatap wajah bakugo yang menunduk. Tampak sekali dari wajahnya ia mencemaskan deku.
"Yah benar, keadaan nya sangat mengenaskan. Mungkin saja ia tidak akan bertahan saat kami akan berangkat"
"Kapan kalian berangkat?"
" Setelah deku operasi"
"Cepat ya.., hah..benar benar kacau deh"
Bakugo mengacak rambutnya perlahan. Kemudian dia menunduk dengan sendu.., Masalah ini masalah itu dia benar benar kacau sekarang.
"Bagaimana perasaan mu pada deku?"
Deg
BUK
lida kaget ketika bakugo memukul kursi nya. Kemudian dia menutup mulutnya.
Tersirat berkas merah di kedua pipinya. Lida perlahan tersenyum.
Ternyata seorang bakugo bisa juga mencintai seseorang. Deku sangat beruntung..
Perasaan nya terbalaskan..
_
_
"Kenapa, itu gak penting kan, lagipula deku itu cuman samsak tinju ku"
"Kau benar benar bodoh bakugo.."
"Hah kau bilang apa aku tadi??!!!!"
"Bodoh, kau gak ngerti.."
Bakugo merasa marah dan menggenggam erat tangan nya dan lantas mengarahkan nya tepat di wajah Lida. Bagaimana bisa si anak anak ini mengatakan dia bodoh??
Tetapi dahinya berkerut saat melihat Lida hanya menatapnya dengan wajah serius. Lida mode dewasa.
_
_
"Aku gak ngerti, jangan bicarakan itu lagi..." ngalah bakugo mendengus nafas pelan.
"Kau mencintai deku kan.."
"Hah, gak..siapa bilang. Aku gak suka sama si lemah itu!!"
Srek.., lida menekuk kedua pipi bakugo. Memaksanya diam.
"Kau suka, lalu kenapa kau kesini. Atas dasar apa kau kesini. Bukan tanpa alasan kan?"
Bakugo terdiam, ia kesini karena deku.., tetapi itu tidak berarti ia mencintai deku kan.. lagipula ia berjanji akan membuat deku membenci dirinya.
"Kau jangan membohongi perasaanmu bakugo. Jika kau benar benar mencintai deku katakanlah. "
"Tapi.., ia akan..ia akan .."
"Kau takut saat ia akan meninggal dan selalu mengingatmu, kau benar-benar bodoh. ..".
"Jangan katakan aku bodoh tau!!", kasar bakugo. Kesal sekali di katakan bodoh berkali kali.
"Kau bodoh.., makanya katakan pada deku tentang perasaan mu ya?"
Bakugo terdiam. Perasaan ya?. Memang sejak pertama bertemu deku ada sesuatu didadanya yang selalu mengganggunya.
Perasaan aneh yang membuat dirinya nyaman saat bersama deku. Yang membuat nya nyaman saat melihat wajah nya setiap hari.
Perasaan itu..cinta..kah?
_
_
Srek..
Bakugo terkejut, saat todoroki tiba tiba datang dan menempelkan minuman pada pipi Lida serta memeluknya dari belakang.
Seketika tangan Lida terlepas dari pipi bakugo.Dan matanya sedikit membulat karena terkejut.
"Jangan menggodanya loh..."
Bakugo tidak jadi menangis ia malah menatap todoroki dengan tatapan tidak terima.
"Siapa yang menggodanya, huh dasar !!"
Todoroki tersenyum tipis, bakugo untuk pertama kalinya tersenyum hangat meskipun yah masih kasar sih..
"Terima kasih ya,..kalian berdua.." seru bakugo menatap todoroki dan Lida kemudian tanpa sadar tersenyum lebar...
Todoroki dan Lida hanya tersenyum lega menatap bakugo.
_
_
_
"Scene tersembunyi 🌝"
_
_
"Eh..kau ngapain tadi sama bakugo hm..., pegang pegang pipi lagi?" seru todoroki menatap Lida yang sedang asyik meminum minuman nya.
"Ga..gak ada..kok"
"Yakin..hm.." seru todoroki mulai menyentuh bagian pantat Lida dengan perlahan.
Lida tidak jadi minum. Matanya perlahan menatap todoroki meminta jangan..
Tetapi Todoroki tetap pada wajah datarnya. Dia menatap Lida kemudian mulai menggoda nya.
"A..ah.. hentikan..".
Todoroki mendekatkan mulutnya pada telinga Lida . Lida terpaku dan hanya diam. Entah kenapa setiap bersama todoroki dirinya merasa bodoh sekali.
"Kita kan akan menikah tidak apa kan?"
Lida merasa kedua pipinya memerah sempurna. Ia benar benar tidak mengira kalau todoroki akan semesum ini!!
_
_