webnovel

THE BASTARD IS BACK

WARNING TYPO !

.

"Sayang, kamu mau kemana?"Tanyanya yang tidak dijawab.

Galang punya dunianya sendiri, wujud Dita di depan matanya seakan tidak terlihat. Dia hanya sibuk memakai baju, kemudian mengambil jaket dan berjalan melewati Dita yang sudah cantik dengan gaun tidurnya yang cantik dan menggoda. Ini semua dia lakukan untuk suaminya.

"Mau kemana, sayang aku tanya loh!"Dita mulai cemas karena Galang bergegas mengambil kunci mobil dari atas nakas dan berjalan keluar pintu.

Dita berteriak, dia tidak mau Galang pergi.

"Sayang! Jangan pergi, kamu sudah janji sama Arsa."Katanya mengingatkan.

Tapi yang Dita dapatkan adalah kekecewaan itu kembali.

"Aku bakalan pulang sebelum Arsa bangun, aku pergi."

"Kemana?!!"

Dita segera mengejar, dia mengambil cardigan di walk in closet sebelum keluar untuk mengikuti suaminya ke garasi mobil. Di garasi itu, Galang sudah membuka pintu mobil dan Dita tentu langsung menahan tangan suaminya tetap ingin mengetahui kemana dia akan pergi walau sudah tahu jika Galang pasti akan marah padanya seperti yang sudah-sudah.

"Sayang, jawab dulu mau pergi kemana?"

"Lepasin!! Aku mau pergi kemanapun itu bukan urusan kamu, awas. Besok pagi aku pulang, jangan ngadu yang nggak-nggak ke Arsa kalau semisal aku belum balik subuh!"Peringkat Galang pada istrinya itu.

Dia berucap tajam dan sudah menuduh yang tidak pernah dipikirkan, Dita tidak pernah berpikir untuk mengatakan hal-hal buruk tentang Galang di hadapan Arsa. Suaminya adalah ayahnya, tidak mungkin dia membuat nama Galang buruk di depan anak lelakinya yang begitu dia sayangi.

"Jawab aku dulu, kamu mau kemana!!"

"AKU MAU KE RUMAH SAKIT, SEKARANG MINGGIR!!"Teriak Galang dengan penuh emosi.

Dia kehabisan kesabaran pada istrinya yang selalu saja bersikap merepotkan, Dita yang mendapatkan jawaban kasar itu hanya bisa terdiam dengan mata berkaca-kaca. Dia terkejut dan memikirkan ini kembali, suaminya setelah dia melahirkan Arsa selalu seperti ini. Apa yang salah dengan bertanya kemana suaminya akan pergi, kenapa dia selalu salah di mata Galang.

Melihat mobil suaminya keluar dari bagasi dan menghilang dari pandangannya, air mata yang tadi tertahan itu perlahan jatuh dan mulai mengalir dengan cepat membasahi pipinya.

Dita menengadah untuk menghalau air matanya."Hahhhh...."Menghela nafas untuk melepaskan sesak di dadanya.

Dia berbalik untuk masuk ke dalam rumah, tapi dia menemukan Arsa, berdiri di pintu depan sambil berdiri memegang pintu. Menatap dengan mata merah kelincinya yang menahan tangis, dia mendengar teriakan ayahnya, bersembunyi ketakutan dia segera menunggu sampai suara ayahnya menghilang bersama deru mesin mobil yang mengecil.

Dan tidak percaya jika ayahnya pergi setelah membentak ibunya, dia tidak akan paham, yang dia tahu ayahnya marah dan berteriak mengerikan kepada ibunya yang bertanya. Itu jahat sekali bagi kepala kecilnya yang belum mengerti masalah sebenarnya.

Dita tertegun, air matanya jatuh pun tidak bisa lagi di usap cepat karena melihat air mata anaknya lebih dulu jatuh sambil merentangkan tangan ke arahnya.

"Mamaaaa...papa jahat, papa jahat... hikss... Arsa takut sama ayah, ayah marah-marah kayak orang jahat."Ucapnya ketika Dita berhasil memeluk tubuh anaknya.

Nisa, pengasuh Arsa tidak datang yang artinya anaknya terbangun dengan sendirinya atau karena keributan yang dilakukan keduanya di dalam rumah membuat Arsa bangun tanpa membangunkan Nisa di kamarnya.

"Gapapa, Arsa anak baik. Ayah cuman lagi capek, jadi marah-marah. Arsa harus ngertiin papa, kalau orang sedang capek mereka pasti akan melakukan sesuatu dengan penuh emosi negatif karena lelah."

Arsa menangis, dia hanya diam mendengarkan ibunya sambil memeluk leher Dita erat. Baru pertama kali Arsa mendengar suara teriakan ayahnya, tentu dia mengenali suara Galang.

....

Pagi harinya, Dita bangun sedari subuh setelah selesai dengan kewajibannya sebagai umat beragama. Kemudian pagi ini, dia membuat sarapan untuk anaknya. Sambil menunggu telur matang di wajan, Dita mengambil empat roti yang baru saja matang di toaster. Kemudian menaruhnya di atas dua piring, dia menaruh potongan keju di sana.

Menaburkan ayam chicken yang sudah matang, kemudian mendekat kembali menuju kompor listrik untuk melihat jika telur mata sapi sudah matang dia meniriskannya dan menaruh di atas ayam chiken sebelum menutupnya dengan roti panggang setengah matang itu di atasnya.

Setelah selesai, Dita kembali ke kamarnya. Dia melakukan keseharian ini selagi santai, rumah tangganya sama seperti rumah tangga orang kebanyakan. Menyiapkan sarapan, memasak, kemudian melakukan kegiatan seorang istri dengan berbelanja kebutuhan rumah maupun kebutuhannya sendiri.

Apalagi sekarang sudah ada Arsa, kadang dia membeli kebutuhan Arsa juga beserta suaminya. Kadang kala jika Galang akan dinas ke luar kota untuk ikut meninjau lokasi syuting dengan sutradaranya. Maka Dita juga akan menyiapkan pakaian suaminya, mencocokannya kemudian mengantarnya ke bandara.

Pagi ini, matanya kembali memberi bekas hitam dan bengkak. Semalam dia menangis setelah berhasil menidurkan kembali sang putra. Hari ini ada jadwal temu dengan beberapa klien, dia juga mendapatkan laporan jika fashion show sudah dijadwalkan akan diadakan dua bulan lagi dan mereka perlu bersiap.

Dia sudah mempercayakan semuanya pada manajer dan juga designer yang dipekerjakan di butik miliknya.

"Nisa, tolong siapin baju untuk Arsa. Saya mau ketemu klien kamu juga ikut,"ucapnya sebelum kemudian berjalan menuju dapur.

Dia mengambil roti, alpukat juga keju. Dia akan buat sarapan pagi untuk dia dan putranya, sudah sangat lapar di jam enam pagi mungkin karena semalam dia terlalu lelah dengan pertengkaran batinnya sendiri. Dita sudah melalui hari kemarin, dia akan lalui hari ini tanpa suaminya dan pertengkaran kemarin. Ia sudah biasa seperti ini, melupakan yang kemarin untuk melindungi hatinya yang rapuh agar tidak kembali terluka.

Karena jika ditilik dengan teliti, sebenarnya Dita sendiri sudah babak belur.

Dia berkutat di dapur, pembantu belum terlihat disana mungkin saja mereka baru selesai membereskan yang lain atau memang sedang mandi sebelum beraktifitas. Memang dia tidak begitu ketat pada pembantunya, asalkan mereka tidak malas-malasan bisa langsung memberikan sanksi.

Apalagi jika di hadapan suaminya, Galang, para pembantu tidak berani membantah karena sikap kerasnya yang menginginkan hal yang cepat dan sempurna. Jika salah dia akan marah dengan segera, nada pada suaranya pun meninggi. Sama seperti saat Galang marah padanya karena lambat.

Dia tidak apa, Dita selalu bilang pada dirinya. Dia sudah biasa dengan sifat arogan dan keras kepala yang dimiliki suaminya.

Dita berkutat dengan roti bakar miliknya, kemudian setelah matang menaruh telur, alpukat juga dan setelah itu selesai. Sandwich kesukaan putranya untuk sarapan juga sandwich untuk dirinya sendiri, dia juga memanggang nugget ayam untuk Arsa yang selalu menginginkan naget ada di sarapan paginya.

Sejak dia keluar dari rumah sakit, dokter menyarankan agar Arsa pantang dengan yang berminyak dan juga makanan manis. Tenggorokannya yang radang kemarin juga di sebabkan dari makanan ditambah dengan dia yang berteriak setiap malam menunggu ayahnya, membuat di lelah juga.

Di kamar, Arsa bangun. Semalam dia tidur bersama ibunya, dia tidak ingin tidur di kamarnya sendirian, dia bilang pada Dita kalau papanya pulang dia akan memarahi dia karena memarahi mama dan juga membuat dia menangis menunggunya pulang semalam.