Clayton menggeliat kecil di atas kasurnya yang terasa sangat nyaman. Ia membuka kedua matanya dan mendapati seorang wanita di sisinya ketika Clayton baru saja terbangun. Senyuman manis pun tercetak dengan jelas melihat Zevanya yang tertidur pulas.
"Kadang kamu ngeselin, tapi aku sayang." kata Clayton bergumam pelan.
Clayton pun memilih untuk lebih lama lagi berbaring di kasurnya, sembari memperhatikan setiap inci dari lekuk wajah Zevanya. Zevanya adalah kekasihnya Clayton yang sudah lama Clayton kenal sebelum mereka memulai hubungan spesial seperti sekarang. Tangan Clayton terangkat menyentuh pipi Zevanya dan mengelusnya dengan lembut.
Keiyona.
Clayton terdiam sejenak ketika mengingat nama itu. Nama seorang gadis yang merupakan tetangganya sendiri. Kemarin malam, Clayton dapat melihat sosok Keiyona yang berdiri di depan pagar gerbang rumah gadis itu. Seakan memang Keiyona sedang menunggunya. Clayton sebenarnya tidak enak hati karena Keiyona baru keluar dari rumah sakit dan itu juga karena dirinya. Kalau saja kemarin Zevanya tidak pulang bersama dirinya, maka mungkin Keiyona akan memarahinya habis-habisan.
Namun, alasan Clayton membawa Zevanya ke rumahnya karena ia tidak ingin kedua orang tua Zevanya berpikir kalau Clayton adalah kekasih yang buruk. Membiarkan anak perempuan mereka mabuk-mabukan seperti itu.
"Kamu lagi mikirin apa?" tanya Zevanya yang ternyata sudah bangun, tapi Clayton sama sekali tidak menyadarinya.
"Kerjaan." jawab Clayton berdusta.
"Masih pagi kamu udah mikirin kerjaan? Jangan terlalu keras sama diri sendiri, Clay. Perusahaan kamu juga enggak akan bangkrut kalau kamu enggak kerja sehari." kata Zevanya yang melihat kekasihnya itu dengan prihatin.
"Aku mandi dulu." kata Clayton berpamitan dan kemudian melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
Zevanya pun memilih untuk tetap merebahkan diri di kasur empuk milik Clayton, dimana ia menginap disana semalaman penuh.
"Gue tahu lo sayang sama gue Clay, tapi kayaknya itu enggak akan bertahan terlalu lama lagi." batin Zevanya sembari menatap langit-langit kamar Clayton yang kosong.
***
Keiyona baru saja menyelesaikan acara makannya di meja makan. Sedari tadi Mbak Lasti tersenyum penuh melihat Keiyona yang sudah berada di ruang makan pagi-pagi begini dengan pakaian lengkap seragam sekolahnya. Ini pertama kali selama setahun ini Keiyona kembali duduk disana pada pagi hari karena biasanya Keiyona tidak pernah mau makan di pagi hari. Itulah mengapa Mbok Lasti sangat bahagia pagi ini.
"Makan yang banyak, non." kata Mbok Lasti yang masih mempertahankan senyumannya.
"Mbok?" panggil Keiyona pelan.
"Iya, non?"
"Mereka enggak akan pulang lagi?" tanya Keiyona pada Mbok Lasti, ingin memastikan kapan kedua orang tuanya itu pulang dalam waktu dekat.
"Dalam waktu dekat mungkin minggu depan non, tapi bisa jadi bulan depan juga. Mbok enggak tahu pasti." kata Mbok Lasti menjawab.
"Apa enggak bisa dia enggak usah pulang lagi?" sarkas Keiyona terdengar sangat kesal mendengarnya.
"Mbok juga maunya gitu non, tapi mereka suka kepikiran sama nona Kei. Mereka pikir Mbok mempengaruhi, non." kata Mbok Lasti lagi.
Keiyona menggeram kesal dan langsung melepaskan sepasang sendok dan garpunya di atas piring, sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras di ruang makan yang besar itu.
"Enggak usah di pikirin, mbok. Kalau mereka berani macam-macam sama mbok, kasih tahu Kei." kata Keiyona memberitahu Mbok Lasti.
"Iya, non. Sekarang non Kei berangkat ya, nanti terlambat." ingat Mbok Lasti karena memang sudah waktunya Keiyona berangkat ke sekolah.
Keiyona pun menganggukkan kepalanya, lalu melenggang pergi tanpa berpamitan kepada Mbok Lasti. Sebelum Keiyona memasuki mobilnya, Keiyona melihat ban mobilnya yang kembali kempes. Keiyona sudah menyuruh satpam kompleks untuk memompanya kemarin, mungkin ban mobilnya bukan kempes. Melainkan bocor ban.
"Shit, kenapa enggak hilang aja lo sekalian!" ketus Keiyona pada ban mobilnya sambil menendangnya kuat.
Keiyona mengusap wajahnya dengan kasar. Kalau begini ia menjadi sangat malas berangkat ke sekolah apalagi suasana hatinya yang terbilang buruk pagi ini. Masalah keluarga dan apa yang terjadi kemarin malam semakin memperparah suasana hati Keiyona. Ia benar-benar sangat ingin melampiaskannya.
Keiyona pun dengan segera menghubungi Jason, teman dekatnya. Siapa tahu Jason belum berangkat, sehingga temannya itu bisa menjemput Keiyona. Namun, Jason tidak juga mengangkat sambungan teleponnya.
"Ck. Kemana sih tuh anak!" ketus Keiyona yang kemudian menatap lurus ke depan, melihat pemandangan yang tidak ingin ia lihat pagi ini.
Keiyona pun memilih untuk berpura-pura tidak melihat, ia segera melangkah berjalan untuk bisa sampai di depan kompleks rumahnya. Namun, mobil mewah milik tetangganya itu berhenti tepat di sampingnya.
"Saya antar." kata Clayton yang sudah berhenti tepat di samping Keiyona berdiri.
"Enggak perlu." kata Keiyona yang hendak berjalan kaki, tapi Clayton langsung mengejarnya dengan mobilnya yang melaju pelan.
"Naik, Kei." pinta Clayton lagi.
Keiyona menoleh ke dalam mobil dan melihat Zevanya yang duduk di samping kemudi. Memang nasib Keiyona gini amat. Tanpa berpikir panjang lagi Keiyona memilih untuk naik ke atas mobil Clayton. Ia memilih untuk diam sepanjang perjalanan, begitu juga dengan sepasang kekasih di hadapannya saat ini.
"Kamu nanti pulang jam berapa?" tanya Zevanya yang bertanya pada Clayton.
"Belum tahu, nanti masih ada rapat sampai sore." jawab Clayton dengan nada bicara sangat berbeda saat pria itu berbicara dengan Keiyona.
"Aku juga nanti ada acara kumpul sama teman. Kamu enggak perlu jemput." kata Zevanya memberitahu Clayton.
"Oke."
Hanya satu jawaban yang langsung membuat Zevanya terdiam. Ia berharap kalau Clayton akan memaksanya menjemput, tapi ternyata tidak. Memang sudah seharusnya Zevanya tidak berharap banyak sama makhluk seperti Clayton ini. Zevanya memperhatikan Clayton yang fokusnya terlihat terganggu karena beberapa kali Clayton mencoba melirik ke bangku penumpang di belakang melalui kaca spion tengah.
"Menyebalkan sekali." gerutu Zevanya dalam hati.
Keiyona menghelakan napasnya dengan kasar. Ia terjebak di antara moment yang sama sekali Keiyona tidak ingin tahu dan tidak mau berada disini. Ia juga tidak bisa melarikan diri dari sana. Keiyona hanya memilih pasrah dan berdiam diri. Hingga tiba-tiba saja pandangannya jatuh kepada seseorang di luar sana.
Jason.
Keiyona langsung membulatkan matanya melihat teman dekatnya itu yang sedang berhenti tepat di depan sebuah warung pinggir jalan dengan motor kesayangan Jason.
"Regal, stop!" teriak Keiyona dengan heboh.
"Ck. Stop!" kata Keiyona lagi, sehingga Clayton secara mendadak menghentikan mobilnya yang membuat mereka sedikit terhuyung ke depan.
"Kenapa berhenti?" protes Zevanya tidak suka.
"Gue turun disini." kata Keiyona yang cukup mengejutkan Clayton.
"Sekolah kamu masih jauh. Saya antar kamu sampai ke sekolah." kata Clayton menawarkan, tapi Keiyona menolak dan langsung keluar dari dalam mobil Clayton.
Keiyona langsung berlari menghampiri Jason yang ada disana dan memeluknya erat.
"Jason!" panggil Keiyona yang juga dapat di dengar oleh Clayton yang membuka setengah jendela kaca mobilnya.
"Itu orang yang bernama Jason?" pikir Clayton dalam hati.
"Ayo jalan, Clay."
"Ah, iya."
***