webnovel

Semakin Akrab

"Anak-anakku tidak bangun?" tanya Gisel.

"Tidak, aman," jawab Clarine. "Mari aku bantu," ucap Clarine yang beranjak dari tempat duduknya dan mengambil kantong belanjaan Gisel.

"Wah Clarine, ini tidak berat. Padahal aku bisa membawanya sendiri," ucap Gisel, kemudian mereka berjalan bersama menuju ke lantai dua rumahnya. Gisel pasti mengajak Clarine ke kamar Kayla dan Kean, karena Gisel baru saja membeli popok Kayla dan beberapa kebutuhan untuk anak-anaknya. Sementara itu mereka meninggalkan Aaron di ruang tamu sendirian.

"Dia memang baik. Tapi baiknya seperti tidak wajar. Apa dia sedang mencari perhatian Bass dan Gisel? Tapi untuk apa?" gumam Aaron bertanya-tanya.

***

Bass baru saja tiba di kantor, ia langsung menyiapkan beberapa berkas dan juga bahan presentasinya untuk meeting pagi ini. Sementara itu, Aaron yang sudah lebih dulu tiba darinya, masih asyik bermain gadget, melihat-lihat isi beranda pada media sosialnya.

"Ron, materi presentasimu sudah dipersiapkan?" tanya Bass.

"Aku sudah memahaminya sejak kemarin. Kau tenang saja, Bass. Tander ini pasti kita lagi yang akan memenangkannya," jawab Aaron, begitu percaya diri.

"Baguslah jika seperti itu. Aku tidak sempat mengulang untuk memahaminya tadi malam. Aku resah karena Gisel pergi bersama Clarine hingga jam sembilan malam. Dia pergi membawa Kayla dan Kean," ujar Bass, seolah tengah mengungkapkan isi hatinya.

Aaron meletakkan ponselnya dan menarik kursinya mendekat pada Bass.

"Apa kau merasakan hal aneh?" tanya Aaron.

"Aneh bagaimana?" Bass balik bertanya.

"Aku merasa kalau Gisel dan Clarine semakin dekat," jawab Aaron.

"Memang seperti itu kenyataannya."

"Iya. Tapi aku merasa ada yang tidak beres dengan Clarine. Aku berpikir seperti itu, bukan karena menilai orang seenaknya. Tapi memang aku sudah melihatnya dengan—"

"Selamat pagi …," sapa Anton yang baru saja tiba di kantor dan membuat Aaron bungkam, tidak melanjutkan pembicaraannya lagi.

"Yang sedang dibicarakan istrinya, yang datang suaminya," bisik Aaron menggerutu. Ia pun memundurkan kursinya, tidak lagi berdekatan dengan Bass, yang semula sedang mengajak Bass bicara.

"Apakah itu bahan presentasi kita?" tanya Anton.

Aaron memperhatikan Anton yang terlihat sok akrab dengan Bass. Entah mengapa, ia menjadi kurang begitu suka dengan Anton dan juga Clarine, saat melihat Clarine yang terlalu berlebihan mendekati Gisel. Seolah seperti orang yang sedang mencari muka, Clarine tak henti memuji dan berkata manis kepada Gisel.

Pada akhirnya, Aaron pun memilih untuk bungkam sesaat. Karena belum saatnya ia membicarakan tentang kedektan Gisel dan Clarine. Aaron menunggu waktu yang tepat, untuk ia membicarakan hal tersebut dengan Bass.

***

Hari ini, lagi-lagi Gisel memiliki acara bersama Clarine. Mereka akan pergi berbelanja lagi, dan tak lupa membawa kedua anaknya –Kean dan Kayla-. Gisel yang mulanya jarang berpergian kemanapun jika tidak bersama Bass, kini menjadi kerap pergi bahkan hingga larut. Sementara itu Bass di rumah menunggunya dengan resah, karena ia pergi dengan membawa kedua anaknya.

Pertemanan Gisel dan Clarine yang semakin akrab, justru membuat Bass menjadi resah. Apalagi dengan penuturan dari Aaron. Meski Aaron belum selesai mengatakannya, namun Bass sudah bisa menebak, apa yang akan diargumetasikan oleh Aaron tentang Clarine dan Gisel.

Malam ini, lagi-lagi Bass harus menunggu Gisel pulang. Saat ini jam baru menunjukkan pukul tujuh malam, namun Bass sudah resah dan menunggu Gisel di teras rumahnya. Bagaimana tidak, Gisel izin untuk pergi bersama Clarine, sejak jam 2 siang dan sekarang sudah malam. Entah apa yang dilakukan oleh mereka hingga pergi selama itu.

Mobil Gisel menepi di depan rumahnya. Bass yang sedang menunggunya sembari bersandar pada pilar dengan tangannya yang dilipat di atas perut, terlihat seperti tidak senang dengan Gisel yang akhir-akhir ini selalu pergi keluar bersama Clarine.

Gisel terlihat keluar dari dalam mobil bersama Clarine. Mereka pun segera membuka pintu mobil bagian belakang, untuk mengeluarkan kedua anak Gisel.

"Bass, bantu aku," perintah Gisel, meminta bantuan dari sang suami.

Bass yang terlihat enggan membantunya pun memilih untuk tetap menghampiri dan membantu sang istri. Tugasnya yakni membawa belanjaan yang ada di bagasi belakang mobil. Clarine membantu menggendong Kayla yang sudah tertidur, sementara Kean digendong oleh Gisel.

Bass menyusul dari belakang dengan raut yang tidak mengenakkan.

"Clarine, terima kasih banyak. Tidurkan Kayla di sofa saja," ucap Gisel, saat mereka baru saja memasuki rumah.

"Sama-sama Gisel. Aku senang sekali bisa berteman akrab denganmu. Aku jadi memiliki teman untuk main dan menghilangkan jenuh," balas Clarine dengan murah hati.

Sementara itu Bass memilih untuk terus melanjutkan langkahnya menuju ke dapur, meletakkan belanjaan Gisel yang ternyata isinya hanyalah bahan masakan dan juga isi camilan juga buah untuk persediaan mereka.

Setelah itu, Gisel dan Bass sama-sama menuju ke kamar anak-anak mereka, bekerja sama menggantikan pakaian kedua anaknya dan menidurkan mereka. Namun Bass hanya diam, sama sekali tidak mengucapkan apapun kepada Gisel. Hingga mereka selesai pada tugasnya masing-masing dan bersama menuju ke kamar untuk istirahat, Bass pun mulai angkat suara.

"Jangan terlalu sering berpergian, Gisel," ucap Bass, ia berusaha untuk menasehatinya.

"Bass, baru juga beberapa kali aku main. Lagipula selama ini aku sering di rumah, bukan?"

"Tapi akhir-akhir ini kau selalu berpergian, Gisel!" balas Bass, kali ini dengan nada tinggi.

Gisel diam, ini adalah pertama kalinya Bass berbicara kepadanya dengan nada tinggi. Bass membesarkan matanya, merasa bersalah karena telah berbicara dengan nada tinggi seperti itu.

"Sayang, bukan maksudku memarahimu, aku hanya tidak ingin kau salah bergaul. Salah memilih teman, karena nantinya kau sendiri yang akan sengsara. Aku melihat kau semakin hari semakin akrab saja dengan Clarine," ujar Bass, menjelaskan maksudnya.

"Aku salah memilih teman? Clarine itu adalah istri dari teman kantormu, Bass … Kau sendiri yang bilang kalau mereka adalah orang baik. Apa salahnya aku berteman dan semakin akrab dengannya sejak menjadi tetangga?!"

Gisel mengambil selimut dan juga bantal yang ada di atas tempat tidurnya dan berlalu dari kamar. Bass mengejar dan menarik lengan tangannya, menahan istrinya tersebut.

"Kau ingin tidur dimana?" Tanya Bass.

"Kamar anak-anak." Gisel menepis tangan Bass dan masuk ke dalam kamar anak-anaknya.

Bass meninju dinding yang ada di hadapannya, merasa sangat kesal dengan apa yang diucapkannya sendiri. Ia menyesal karena telah berbicara dengan nada tinggi kepada istrinya.

***

Saat keluar dari rumah, Bass melihat kalau mobil Anton sudah tidak ada. Namun ada Clarine yang keluar dari dalam rumahnya, dengan membawa dua tas kecil dan ia berjalan menghampiri Bass.

"Bass, bolehkah aku meminta tolong kepadamu?" Tanya Clarine.

"Ada apa, Clarine?"

"Tolong titip ini pada Anton," ucap Clarine memberikan tas yang berisikan bekal makan milik Anton.

"Oh, baiklah," balas Bass, menerima tas tersebut.

"Dan ini untukmu," ucap Clarine.

"Tidak perlu, Clarine. Aku bisa makan di luar," balas Bass.

"Sudah, terima saja. Kau bisa makan siang bersama Anton, tidak perlu mencari makan keluar. Gisel pasti lelah, jadi ia tidak bisa menyiapkan bekal makan untukmu, bukan?"