"Hai! Antonio!" seru Aaron menyapa Anton agar segera menghampirinya yang sedang bersama Bass dan Carlos.
Anton terlihat ramah membalas sapaannya dan segera mengajak wanita tersebut untuk menghampiri teman-temannya.
"Siapa ini, Anton?" tanya Aaron, nadanya terdengar sangat modus.
"Oh, perkenalkan. Dia istriku … Clarine."
Wanita cantik nan seksi yang diaku istri oleh Anton, membuat para pegawai pria yang berada di sana merubah fokus padangan mereka dan tertuju pada Clarine. Anton dan Clarine sudah dua tahun menikah dan belum diberi momongan.
"Hai, aku Clarine," sapa Clarine memperkenalkan dirinya.
Dari seluruh mata pria yang memperhatikan setiap lekuk tubuh Clarine yang mengenakan kaos super ketat, hanya mata seorang pria yang sejak tadi memilih untuk tidak terlalu memperhatikan Clarine. Ia hanya terfokus pada Anton yang sejak tadi sedang berusaha berbaur dengan rekan kantor yang lainnya. Pria itu adalah Bass, pria yang terkenal dingin kepada siapapun, kecuali pada istri dan anak-anaknya. Bass memang terkenal sebagai pria hangat untuk keluarganya, ia sangat mencintai keluarganya.
Senyum Clarine memperlihatkan kalau dirinya senang berada bersama Anton pada acara fun day tersebut. Ia merasa bangga atas apa yang dimiliki oleh suaminya sekarang. Pria yang masih terbilang muda dan memiliki segudang prestasi dalam bidang pekerjaannya, sehingga membuat Anton bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang sangat baik.
"Sayang, kau boleh bergabung dengan para wanita di sana," ucap Anton memint Clarine untuk pergi bergabung dengan karyawan wanita yang kini terlihat sedang asyik bermain di tepi pantai. Sementara Anton masih ingin bergabung dengan rekan-rekan barunya di kantor.
"Baik, sayang," balas Clarine menuruti permintaan suami dan meninggalkan Anton bersama dengan Bass, Aaron dan beberapa orang lainnya lagi.
"Istrimu sangat luar biasa, Anton," tutur Aaron memuji Clarine. "Jika Clarine memiliki teman yang seperti dia, bisa diperkenalkan padaku," ucapnya memberi isyarat ingin mencari jodoh.
"Ah, kau … bukankah kau lebih baik seperti ini saja? Aku merasa kasihan pada istrimu nanti, jika ia tahu kalau suaminya mata keranjang seperti ini," cicit Bass membuat Aaron kesal.
"Hey, Bass … kau jangan sombong lagi. Sekarang bukan hanya kau yang memiliki istri luar biasa seperti Gisel, Anton juga ternyata memiliki istri yang sangat luar biasa. Kalian bisa menjadi saingan dalam segala hal," balas Aaron.
"Aaron … Aaron … Bass dan istrinya, lalu aku dengan Clarine, sudah dijodohkan oleh Tuhan. Tidak bisa dijadikan ajang persaingan. Sekarang hanya kau saja, bagaimana caranya Tuhan yakin padamu dan memberikan seorang gadis untukmu," ujar Anton, tidak setuju dengan ucapan Aaron.
***
Hari sudah sore dan acara pun akan segera berakhir. Bass dan teman-teman yang lainnya sedang memberikan acara penutup agar mereka bisa segera membersihkan area pantai dan lekas pulang untuk beristirahat.
Agenda akhir pun berlangsung, seluruh pegawai dibentuk dalam beberapa tim untuk membersihkan area pantai. Bass adalah salah satu ketua tim tersebut. Anggotanya berisikan Carlos, Clarine, dan tiga orang karyawan yang lainnya. Bass yang bertugas memegang polybag hitam sebagai tempat penampungan sampah, memilih untuk tidak ikut mencari sampah. Tugasnya hanya mengumpulkan sampah-sampah dari anggota tim dan ia masukkan ke dalam polybag hitam tersebut.
Bass melihat Clarine yang kesulitan mengambil beberapa piring berbahan styrofoam dan membuatnya memilih untuk membantunya.
"Biar aku bantu," ujar Bass, membantu mengambil beberapa piring dari tangan Clarine. Ia pun kemudian berlalu dan memasukkan piring-piring tersebut ke dalam polybag.
Clarine yang sudah menyelesaikan tugasnya, menghampiri Bass dan segera memasukkan piring-piring tersebut ke dalam polybag hitam yang sejak tadi berada di dekat Bass.
"Sampah kita sudah banyak?" tanya Clarine berbasa-basi.
"Sudah," jawab Bass singkat, tanpa menoleh pada Clarine.
Clarine yang menyadari kalau Bass sangat berbeda dengan pria pada umumnya, hanya tersenyum dan sesekali melirik pada pria tampan beristri tersebut. Lirikan mata Clarine ternyata membuat Bass tersadar, kalau sedari tadi Clarine terus memperhatikan dirinya dengan tatapan yang seharusnya tidak ia berikan.
"Clarine, aku harus menghampiri Carlos," ucapnya, kemudian berlalu meninggalkan Clarine.
Clarine hanya tersenyum, memperhatikan punggung Bass yang berlalu semakin jauh.
"Sayang, bagaimana tugasmu?" tanya Anton, menghampiri Clarine.
Raut Clarine tiba-tiba saja berubah, ia menoleh pada Anton dan sedikit mengerucutkan bibirnya.
"Aku lelah," jawabnya merengek manja.
"Sabar, sayang … jika kau lelah, sebaiknya kau duduk di sana bersama Aaron," ujar Anton.
"Baik, sayang …." Clarine berlalu lagi-lagi menuruti permintaan Anton. Clarine memang seorang istri yang patuh pada suami. Pantas saja jika Anton begitu mencintainya.
***
Cklek
Bass membuka pintu rumahnya yang begitu senyap dan gelap. Tidak ada anak dan istri yang biasanya menyambut. Bass tidak tersenyum sama sekali. Usai menyalakan lampu dan kembali menutup pintu utama rumahnya, Bass memilih untuk menuju ke kamarnya. Ingin rasanya ia segera beristirahat dan pergi menyusul Gisel serta kedua anaknya di Bandung esok hari.
Ponsel Bass berdering, sebuah panggilan video masuk ke dalam ponselnya. Itu adalah panggilan dari Gisel, mungkin saja ia sedang merindukan sang suami.
"Halo!" sapa Bass berusaha untuk menyambut dengan riang, berusaha tidak memperlihatkan rasa lelahnya.
"Ayah!" seru Kean dan Kay bersamaan. Anak Bass yang hanya memiliki selisih usia 2 tahun itu terlihat seperti anak kembar. Selalu kompak dan memiliki rupa yang begitu mirip.
"Kean, Kay … biar ibu yang bicara dengan ayah. Kalian segera ke kamar, sudah malam," pinta Gisel sembari merebut ponselnya dari tangan Kea.
"Yaaah, tidur lagi …," gerutu Kean, sembari merangkul sang adik untuk pergi ke kamar mereka.
"Sayang, jangan terlalu keras pada mereka. Sesekali tidur sedikit larut juga tidak masalah. Mereka belum sekolah," tutur Bass.
"Bass, aku hanya ingin mereka disiplin pada waktu. Aku ingin mereka dapat tumbuh seperti ayahnya. Lagipula, tahun ini Kean akan sekolah dan aku tidak ingin memanjakannya lagi. Agar Kay dapat mencontoh kakaknya," balas Gisel, hanya ingin memberikan yang terbaik untuk para buah hatinya.
"Baiklah sayang … besok pagi aku akan menjemputmu, ya … segera pergi berbelanja sebelum aku datang."
"Terima kasih, Bass …." Gisel memberikan kiss bye melalui panggilan videonya. "Bass, apakah ada pegawai baru yang menggantikan Pak Carlos?" tanya Gisel tiba-tiba.
"Hm? Bagaimana kau tahu?" Bass balik bertanya.
"Aku melihat postingan Aaron. Ada seorang pria yang tidak kukenal ikut bergabung bersama kalian, juga seorang wanita yang mengenakan kaos ketat sedang bersamamu memunguti sampah di pantai," jawab Gisel menjelaskannya.
Mata Bass membelalak ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Gisel. Karena penasaran dan ingin memastikan, Bass memilih diam dan mencari tahu tentang postingan Aaron pada status hariannya, namun panggilannya dengan Gisel masih tetap berjalan.
"Sial!"