webnovel

Terjebak di Dunia Albheit

Albheit Online, dunia yang penuh imajinasi dan menarik perhatian massal. Setiap orang yang bermain game ini tidak akan lepas dari bermain game ini. Fitur-fitur yang futuristik memanjakan para pemainnya. Game ini juga punya banyak rahasia yang selalu diperbaharui. Sampai pada akhirnya pada tahun ke tujuh game ini akhirnya memberhentikan berjalannya server game ini. Seorang laki-laki yang dirinya adalah seorang pemain profesional dan memiliki 6 karakter laki-laki dengan job class berbeda, terburu-buru untuk memainkan game ini sebelum ditutup. Dia terlambat mengikuti semua orang yang sudah mencoba semua fitur yang sebelumnya dibatasi karena dia harus menghadapi ujian. Karena merasa ada satu job class yang belum pernah di coba, akhirnya dia memainkan job class terakhir dengan membuat karakter baru. Awalnya dia ingin membuat karakter laki-laki lagi, tetapi merasa ingin mencoba fitur baru ini, akhirnya dia membuat karakter perempuan. Walau akhirnya dia menyadari tidak bisa menggantinya. Tetapi karena dia tidak ingin membuang waktu dengan membuat karakter baru lagi, akhirnya dia tetap memakai karakter baru itu. Namun, di saat server sudah hampir tertutup dan semua orang sudah keluar dari game ini, dia masih saja bermain sampai lupa waktu karena dia ingin menikmati waktu terakhirnya. Akhirnya begitu server sudah ditutup, dan sistem logout sudah tidak bisa digunakan, dia baru tersadar. Dia terjebak dalam game itu! Namun dia tidak putus asa, melainkan dia berjuang sebagai pemain terakhir di game itu. Dengan semua informasi yang dia miliki selama 6 tahun bermain game ini, dia mencoba menjalani hidup di dalam game ini dengan sebaik mungkin.

GuirusiaShin · 奇幻
分數不夠
50 Chs

CH.21 Sekian Lama

Mungkin ratu Kioku sudah melihat keadaan ini sudah tidak mungkin ditangani oleh diriku atau orang lain. Sebenarnya aku tidak yakin apakah keputusan menemui dirinya menggunakan badanku adalah keputusan tepat, tetapi boleh dicoba siapa tahu berhasil.

"Koshiyu, aku tahu ini dadakan, dan kau bilang ingin bertemu dengan Kioku, istrimu. Silahkan."

"Huh?"

"Apa kabar Koshiyu sayang? Haruskah kau sampai menangis seperti itu di depan semua orang yang ada di sini dan mempermalukan dirimu sendiri karena aku?"

Ketika ratu Kioku mengambil alih tubuhku, rasanya jiwaku seperti ditarik mundur dan aku tidak punya kontrol atas tubuhku. Walau begitu aku masih bisa merasakan, mendengarkan, melihat semua yang tubuhku lakukan.

Semoga saja raja Koshiyu merasa puas melihat ratu Kioku setelah jangka waktu 30 tahun lebih yang begitu lama. Tidak kusangka seorang raja pun tidak luput dari kesedihan semacam ini, apalagi ini berlangsung 30 tahun lebih tanpa disadari oleh pihak luar selain keluarga kerajaan.

"Ki-Kioku…?"

"Ya ini aku sayang. Kenapa Koshiyu harus menangis seperti ini? Aku sudah memperingatimu lewat Keena, kenapa sikap Koshiyu begitu?"

"Kioku!"

Raja Koshiyu pun tidak bisa menahan rasa rindunya, dia langsung berlari mendapatkan ratu Kioku yang sedang memakai tubuhku dan memeluknya. Apa yang kurasakan saat itu? Sebuah perasaan yang meluap-luap dari raja Koshiyu dan apa yang dirasakan ratu Kioku aku rasakan di sekujur tubuh jiwaku. Rasanya bukan hanya tercabik-cabik saja jiwa ini, tetapi sampai jadi pecah berkeping-keping aku merasakan itu.

"Tenangkanlah dirimu sayang."

Ketika sedang memeluk tubuhku yang dirasuki roh ratu Kioku, raja Koshiyu ditenangkan oleh ratu Kioku dengan cara ratu Kioku mengelus punggungnya. Sebuah cara yang simpel, tetapi efektif apalagi jika dilakukan oleh orang terdekat, dan itulah yang terjadi sekarang.

"Kenapa Kioku harus meninggalkan aku? Kenapa Kioku meninggalkan aku, mama, dan anak-anak sendiri? Kenapa Kioku harus mengorbankan semuanya demi orang lain!?"

"Kamu tahu sendiri bagaimana sikapku Koshiyu. Dunia sebelum kita memenangkan peperangan itu tidak pernah ada damai. Sudah jadi takdirku ketika aku mempunyai kekuatan dewi ini untuk menyelesaikan masalah itu."

"Tetapi ini tidak adil sama sekali. Kenapa harus Kioku di antara semua orang yang ada di dunia ini? Bahkan kita saja waktu itu masih terlalu muda, anak-anak bahkan masih di umur yang belum memahami apa pun dengan baik."

Benar juga, ratu Kioku meninggal bahkan di dekat anak-anaknya saat ratu Shiakira berumur kurang lebih 2 tahun, dan Namitsu juga Shuruku di umur 8 bulan. Memang seharusnya mereka belum paham apa-apa, tetapi perasaan mereka sudah dipengaruhi oleh raja Koshiyu.

"Kalau pun orang lain yang jadi korbannya, dunia tidak akan pernah berubah dan selesai dari masalah ini. Sayang coba lihat ke apa yang terjadi di seluruh dunia, Koshiyu sendiri yang berkata dunia tidak pernah mengalami masalah atau perang saudara setelah perang terakhir dengan Imperial Arkness selesai."

"Namun aku tidak terima kalau yang mati harus dirimu. Aku sudah puas dan cukup muak melihat Kioku yang menderita, terbaring di atas kasur selama satu tahun, dan semua penderitaan lain yang tak bisa terucapkan."

Raja Koshiyu langsung mengingatkanku kepada memori ratu Kioku selama hidupnya dalam masa koma. Tidak seperti anak-anaknya yang walau diberi kekuatan dewi juga kontrol atasnya, ratu Kioku punya batasan tersendiri yang ketika menggunakan kekuatan dewi itu batasannya pasti terlampaui. Ketika terlampaui, koma dan matilah yang menyambut.

Memang sulit apa yang dirasakan raja Koshiyu, aku yang bahkan hidup di dunia nyata sebagai laki-laki dan perempuan di dunia Kimino ini tidak bisa mengerti apa yang dirasakannnya. Rumit memang perasaan raja Koshiyu sekarang, jadi sisanya tinggal berserah kepada ratu Kioku untuk menenangkan dan menyelesaikan masalah ini.

"Aku tahu bahwa Koshiyu tidak terima, tetapi tidakkah kau lihat anak kita dan menantu kita melihat perbuatanmu ini?

"Mama, apa itu kamu?"

"Ya Namitsu sayang, ini mama."

Namitsu pun akhirnya tidak bisa membendung air mata lagi dan ikut memeluk ratu Kioku bersama dengan raja Koshiyu. Namitsu lagi, tidak pernah melihat secara langsung tampang muka mamanya, tetapi lewat dariku, dia bisa menyalurkan hal itu.

Aneh memang, tetapi nyata bahwa mereka bisa menganggap roh ratu Kioku dalam tubuhku seolah itu benar-benar ratu Kioku sepenuhnya. Mereka bahkan melupakan fakta bahwa tubuh yang dipakai ratu Kioku sekarang adalah tubuhku.

"Mama… mama… kenapa mama meninggalkan kami bahkan ketika Namitsu belum pernah melihat dan memeluk mama?"

"Maafkan mama sayang, mama harus berjuang untuk dunia ini supaya tidak hancur. Kalau mama tidak selamatkan dunia, bagaimana Namitsu bisa hidup sampai sekarang? Benar kan?"

Tepat seperti perkataan ratu Kioku, kalau memang dunia tidak diselamatkannya, bahkan dunia Kimino ini akan berakhir dengan cepat bahkan sebelum anak-anak raja Koshiyu dan ratu Kioku bisa tumbuh besar dan dewasa. Suatu kemenangan atau kebahagiaan seseorang atau yang lainnya harus melalui jalan pengorbanan, tidak semuanya mudah didapatkan.

Sama halnya dengan kejadian ini, untuk bisa mendapatkan kedamaian dunia, ratu Kioku sebagai dewi harus berkorban untuk semua orang agar kedamaian itu dapat dicapai. Harga nyawa satu orang digantikan kedamaian satu dunia itu sudah sangat murah, tetapi itu belum dihitung dengan jumlah ribuan prajurit penyihir yang berperang melawan Imperial Arkness.

"Namitsu tidak peduli walau dunia hancur. Apa artinya hidup tanpa mama di samping Namitsu selalu."

"Sayang… jangan egois begitu dong. Mama tidak mau anak mama tercinta jadi begini. Suatu saat Namitsu dan yang lainnya bisa bertemu mama lagi pasti untuk selama-lamanya."

Pada akhirnya, semua orang akan meninggal. Memang banyak teori yang diungkapkan banyak peneliti juga tentang dunia akhirat atau dunia kematian. Ada yang mengatakan reinkarnasi, ada yang mengatakan akan hidup lagi, tetapi yang kupercayai adalah selama perbuatan kita baik, apa yang akan terjadi setelah kematian adalah kehidupan kekal bersama orang yang kita sayangi tanpa ada batasnya.

"Tapi Namitsu mau bersama dengan mama selama-lamanya sekarang."

"Maaf, mama harus pergi. Keena, ambil alih kembali tubuhmu."

Seketika itu juga roh ratu Kioku mundur dari tubuhku dan aku kembali mendapat kuasa atas tubuhku. Mereka yang menyadari itu langsung menarik diri daripadaku dan kembali berdiri tegak sambil mengusap air matanya.

Aku tahu jelas perasaan sakit dan pedih yang dirasakan ratu Kioku. Siapa memangnya yang mau suami dan anak-anaknya menangis karena dirinya? Hanya orang bodoh saja yang berpikir untuk melukai orang lain. Jadi rasa pedih untuk tidak bersama mereka juga dirasakan dengan kuatnya oleh ratu Kioku, dan itu yang membuatku juga merasakan hal yang sama.

"Maafkan kami membasahi pakaianmu Keena. Aku… aku…."

"Sudahlah Koshiyu, aku tahu jelas bahwa kau dan juga Namitsu juga keluarga kalian yang lain merindukan Kioku. Namun tidak sepantasnya kalian terlalu terikat dengan Kioku sampai tidak bisa membuatnya mati dengan tenang."

Roh ratu Kioku terbebani dengan fakta bahwa keluarganya tidak rela akan kepergiannya, terutama Koshiyu. Secara tidak sengaja, itu membuat roh ratu Kioku tetap berada di sini. Kalau dipikir tidak terlalu buruk, tetapi coba pikir dari sudut pandang ratu Kioku. Manusia masih memikirkan hal lain, tetapi roh tidak melakukan apa-apa.

Begitu seseorang mati dan rohnya keluar dari tubuh, maka roh bisa mengetahui apa saja yang terjadi dan isi pikiran orang. Termasuk ratu Kioku mengerti isi pikiran dan hati raja Koshiyu. Memang hal seperti itu tidak bisa dipungkiri.

"Maafkan kami, kami terlalu bodoh bahkan ketika kami adalah keluarga kerajaan."

"Semua orang punya masalahnya masing-masing. Keluarga kerajaan juga adalah manusia yang punya perasaan. Sudah pasti di suatu saat khusus manusia akan menangis untuk hal tertentu."

Kalau aku semakin membebani mereka dengan ucapan-ucapan yang menasihati mereka, yang ada masalah ini akan semakin rumit dan tidak ada akhirnya. Ujung-ujungnya yang bisa aku lakukan adalah bersabar dan melakukan yang terbaik walau sebagai orang luar.

"Terima kasih sudah mau memahami kami. Kepala sekolah, maaf dirimu harus melihat hal tidak baik seperti ini."

"Tidak masalah raja Koshiyu, aku tahu kehilangan seorang istri itu sukar sekali. Sosok ratu Kioku sudah jadi panutan buat semua orang, dampaknya begitu luar biasa."

Entah bagaimana, tetapi ratu Kioku yang sebelumnya hanya seseorang yang bahkan tidak dikenal oleh siapa pun, menjadi orang yang dihargai semua orang bahkan generasi baru. Kalau dari memori yang kuingat, ratu Kioku berhasil dua kali menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Orang-orang dunia Kimino ini tahu sopan santun, mereka menghargai pengorbanan seorang ratu juga dewi bukanlah hal yang mampu dilakukan semua orang. Ratu Kioku yang rela mati untuk keselamatan dunia jadi sorotan banyak orang sebagai ratu juga orang yang terlalu baik.

"Sebaiknya aku pulang dulu saja. Masalah mendaftarkan Tifa ke akademi ini aku tunda sementara."

"Oh sebaiknya kalau tuan putri Tifaria mau masuk ke akademi, aku uruskan sekarang juga. Mumpung nona Keena barusan masuk hari ini juga."

"Benarkah? Kalau begitu Keena, maukah kau menemani cucuku Tifa di akademi ini? Akademi ini berharga sekali untukku, juga Tifa."

"Tentu saja Koshiyu, aku akan menjaga tuan putri Tifa kalau Namitsu dan Kei-san tidak keberatan."

"Kami tidak keberatan tentunya. Aku mohon bantuannya Keena."

Ujung-ujungnya aku jadi terpaksa masuk ke kelas tingkat bawah untuk menemani tuan putri Tifaria. Sebenarnya aku tidak mempermasalahkannya sih, lagipula tawaran soal aku bisa berpindah-pindah kelas juga masih ada dan berjalan.

"Besok Tifa sudah akan ada di sini. Apa Keena tidak keberatan sekamar dengan Tifa?"

"Oh tentu saja tidak masalah, kalau itu tidak masalah untuk tuan putri Tifa juga."

"Tifa pasti akan senang kalau dirinya sekamar dengan Keena. Baiklah kami undur diri dulu, selamat tinggal."

"Selamat tinggal."

Hari ini, pagi ini, di ruang kepala sekolah, aku merasakan dan mengalami suatu kejadian yang luar biasa tidak akan terduga oleh orang lain. Sebaiknya aku tutup mulut soal kejadian ini atau hanya akan menjadikan itu menjadi masalah untuk diriku dan keluarga kerajaan.