webnovel

Kamu kenapa sich???

Zahra bertanya"kamu ada masalah apa ?muka kok ditekuk terus?"

"ana uhibbuka ...."Ibti berhenti bicara saat hal yang tak diduganya terjadi.

***

"Zahra ....Zahra..... Zahraaaaa....hhhhhhh"pangil Ardi sambil ngos - ngosan karena lari - lari.

"Ardi kamu apaan sih datang - datang teriak ngak jelas kaya dikejar setan aja?sakit tau kuping aku."keluh Ibti

"Ya ya maaf deh ukhti,"begitulah jawaban Ardi kalau ada Ibti,kaya anak santri aja(walaupun emang mondok).

"Emangnya ada apa ?tanya Zahra kemudian.

"E.. itu ra,anu e... gimana ya ngomongnya?" balas Ardi yang ragu - ragu untuk memberi tau.

"Yah tinggal buka mulut aja kok susah,cepet keburu bel nih"sahut Ibti.

"ya bilang aja Di ,lagian apa sih kok serius amat?"tambah Zahra.

"Udah mendingan kamu ikut aka aja yuk Ra ,nanti kamu liat sendiri."ajaknya pada Zahra.

Zahra kemudian bangkit dari tempat duduknya untuk mengikuti kemana Ardi akan membawanya.

Baru juga sampai ambang pintu,Ibti manggil

atau lebih tepatnya teriak

(neriakin apaan coba ?emang dikira di hutan auo uo...., kaua Tarzan ha ha )

"Ra .....ikut ,gak boleh pergi berdua - dua sama cowok!!"

"Iya ayooo"balasku.

Memang dialah yang selalu menjagaku dri berbagai hal.Setelah Allah,Abi,Umi,dan keluargaku yang lainnya Ibtisamah lah yang selalu ada di sisiku."Terima kasih "batinku.

Tidak berselang lama Ardi,Zahra,dan tak lupa Ibtisamah sudah sampai di sebuah tempat yang tak lain adalah Kantor Guru.

Ardi membawa keduanya mendekat papan informasi.

"Nih kamu liat sendiri,"kata Ardi sambil menunjuk sebuah brosur yang terpampang besar di papan.

"Makanya itu Ra,aku ngak tega buat kasih tau kamu,dari pada kamu tau dari orang lain lebih baik aku ajak kamu kesini sekalian."terang Ardi agak sedikit khawatir karna raut wajah Zahra udah mulai berubah.

"He... ahhhh."Zahra menghel nafas pelan untuk menahan air matanya.

"Kamu kenapa sich Di???bawa - bawa dia kesini?"celetuk orang dari samping Ardi.

"Udah ayo Ra balik kelas,gak usah dipikirin.Masa lalu.Tapi yang paling penting jangan dilupakan,jadikan pelajaran,dannnn tatap masa depannnnn...OK."hibur Ibti dengan suara lantang,yang tau kesedihan sahabatnya itu.