"Apa kamu sadar diri?" tanya Yagi dengan menggenggam tangan yang penuh kuku panjang itu. Sesaat gadis itu terlihat meringis kesakitan. Karena rupanya kukunya itu sedikit rapuh.
Mata mereka bertemu lagi, namun kali ini dengan mata Esya yang memberikan sinar langsung sosok lelaki itu.
Yagi … Yagi … apa kamu mendengarku? Jika iya, tolong … tolong selamatkan aku ….
lirihnya seraya tersenyum menyedihkan. Namun tampaknya lelaki itu tak menghiraukannya.
Lebih tepatnya dia tak tahu tentang kejadian sebenarnya.
"Esya? Apa kamu denger aku?" tanya Yagi dengan sorot mata rapuh. Sepertinya dia mulai merasa panik karena gadis yang seharusnya bertahan hidup lebih lama lagi malah seperti ini.
Sesaat terdengar suara rintihan dari arah Halua, keduanya menoleh. Namun masih mendapati Halua yang terbaring lemah.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者