"Apa ... apa yang akan kamu lakukan? Jangan lepas di sini! Aku malu!" tolak Usman ketika Farisha mencoba untuk melepaskan kaosnya. Padahal dirinya sudah merasakan kedinginan. Udara di sore hari yang mulai berhembus dengan sepoi-sepoi. Membuat rasa dingin menjalar ke seluruh tubuh.
"Lah, kamu pikirannya malah gitu, sih? Ini lepas kaosmu untuk wadah ketapangnya. Aku juga pernah lihat di tivi. Mereka bilang, rasanya kayak kacang tanah. Kulitnya juga tebal dan harus dibuka dengan batu atau palu. Ini, banyak yang berserakan di sini," pungkas Farisha. Ia menggelengkan kepalanya, saat tahu pikiran Usman ke arah yang lain.
"Oh, jadi begitu? Maaf, maaf ...." Usman merasa sangat malu karena telah salah sangka. "Ya sudah, aku lepaskan sekarang, yah? Tapi apa ini boleh diambil begitu saja?" tanyanya bingung, sambil mengetuk kepalanya sendiri sembari berpikir.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者