webnovel

Takdir Cinta Yang tertulis (pindah ke wattpad)

Tiba - tiba lelaki itu datang melamarnya, lelaki yang baru saja dia kenal seminggu. Apalagi setelah Sania tau bahwa dia tidak mengerti agama. Bagaimana takdir cinta mereka?

SheDry · 科幻言情
分數不夠
18 Chs

8

"Saya terima nikahnya Sania Saputri binti almarhum Hendra dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai" ucap Reno lantang

"Bagaimana para saksi SAH?" ucap penghulu

"SAH" ucap para saksi dan hadirin yang hadir

"Alhamdulillah" ucap lagi penghulu dan dia memimpin doa.

Setelah berdoa Sania turun dari tangga didampingi oleh nenek Mirna. Sania sangat cantik dengan pakaian panjang bewarna putih dengan jilbab yang dikenakan. Reno tidak mengkedipkan matanya saat Sania datang dan duduk disamping Reno.

"Biasa aja liatinnya Ren" ucap nenek

Reno hanya tersenyum tidak enak.

Setelah itu Reno memasangkan cincin ke jari manis Sania dan mencium tangannya begitu pula dengan Sania mencium tangan Reno yang sudah menjadi suaminya.

"Terima kasih istriku" ucap Reno tersenyum ke Sania, tetapi Sania tidak membalas senyuman itu. Sania masih tidak menyangka dia akhirnya menikah walaupun tidak mencintainya.

Seseorang datang ke rumah itu melihat keadaan disekitarnya. Lalu pria itu mengambil ponselnya menelpon seseorang.

"Farah, sepertinya Sania hari ini menikah" ucap pria

"....."

"Oke, jadi gue gak perlu bertindak?"

"...."

"Baik lah. Gue pergi sekarang" Pria itu pergi meninggalkan rumah itu.

****************

Tante Rina, Lala, dan Digo berada di ruang tamu lalu Tante Rina memberikan uang kepada Digo dengan wajah masam.

"Digo, ini uang sepuluh juta, awas aja kalau bisnis kamu gak lancar dan tidak kembalikan uangnya dalam waktu cepat, saya pastikan kamu tidak akan pernah bisa lari dari saya" ucapnya kepada Digo memberikan uangnya

Dengan tampang jahatnya Digo tersenyum. "Tenang aja Tan, aku pasti akan kembalikan uang ini dua kali lipat"

"Tuh bu, Digo akan kembalikan uangnya dua kali lipat. Senang kan bu?"

"Hmmm" gumam Tante Rina

Kring kring kring...

Dering ponsel Tante Rina berbunyi, dia segera mengambil ponselnya.

"Tante kalau gitu saya permisi dulu" ucap Digo berpamitan dengan Tante Rina

"Ha iya. Ingat ya pesan saya"

"Siap tante" Digo pergi dari rumah itu

"Bu, aku keluar bentar dulu ya, mau ada yang dibicarakan dengan Digo" ucapnya lalu menyusul Digo

"La... la jangan pulang malam - malam" Teriak Tante Rina saat Lala pergi begitu saja.

Lalu Tante Rina mengangkat ponselnya yang sedari tadi berbunyi.

"Hallo. Kenapa kamu telpon saya Farah" ucapnya geram

"Jangan marah - marah tante"

"Dari pada kamu telpon saya lebih baik kamu telpon orang tua kamu" teriaknya

"Tante, ada yang aku sampaikan ke tante"

"Apa itu?"

"Hari ini Sania menikah, padahal aku sudah memberitahunya untuk tidak menikah dengannya, tetapi dia keras kepala"

"Saya sudah tau! sebelum kamu memberitahu saya dulu!"

"Kenapa tante gak menghalanginya?

"Hei saya tidak peduli sama perempuan itu. Mau dia menikah ataupun mati sekalian saya tidak peduli. Paham kamu!!"

"Tante tap.."

Tut tut tut Sambungan terputus begitu saja

"Aarrgghhh kenapa sih susah banget mau membuat sengsara Sania. Kalau saja orang tua itu tau kalau Sania menikah dengan siapa pasti ludah dia akan dia ambil kembali...aaa menyebalkan" ucap Farah sambil memukul mukul tembok didepannya. Setelah itu dia masuk kedalam ruangan itu lagi.

****************

"Sania sekarang kamu tidur disini" ucap bibi Sumi mengantarkan Sania ke kamar Reno.

"Iyah bi terima kasih"

"Sama - sama" ucap bibi Sumi pergi dari kamar Reno.

"Hmm sejak kapan bik Sumi membereskan pakaiannya tiba - tiba saja sudah rapi saja dikoper" gumam Sania

Sania melihat - lihat kamar Reno sangat lelaki sekali dengan banya piala dan foto foto disini. Tapi ada satu foto yang menarik perhatiannya. Dia mendekati meja rias dan mengambil foto itu.

"Siapa perempuan ini? cantik sekali" gumamnya

Sania berpikir sejenak lalu dia tidak sengaja membalikkan foto tersebut terdapat tulisan nama.

"Maya?" bingung Sania

Klek

Reno masuk kekamarnya melihat Sania yang sudah ada di meja riasnya.

Sania kaget saat Reno masuk dan segera mempertanyakan foto tersebut. "Siapa Maya?" tanya Sania tetapi Reno hanya terdiam tidak berbicara apa - apa. Lalu Reno segera keluar dari kamarnya itu.

****************

Sania menuju ke dapur untuk mengambil minuman dia masih penasaran siapa itu Maya.

"Kenapa gak ada yang kasih tau aku ya tentang Maya? Oke kalau tidak ada yang mau memberitahu aku. Aku akan tanya bik Sumi, pasti dia tau" ucapnya sendiri.

Lalu ia mencari keberadaan bik Sumi yang lagi di taman belakang. Segera Sania menghampirinya.

"Bik" panggil Sania

"Eh, Sania ada apa?"

"Bik aku mau tanya boleh?" tanyanya

"Tanya apa?"

"Gini bi, tadi aku liat foto perempuan di kamar Reno terus aku liat tuh namanya Maya. Nah Maya siapa sih bi?" tanya Sania penuh harap

Wajah bibi langsung berubah jadi sedih. Dia tidak tau akan mulai bercerita dari mana. Bik Sumi tidak bisa memberitahukan Maya kepada Sania karena dia takut akan di marahi oleh majikannya.

"Maaf Sania, bibi gak bisa kasih tau kamu. Lebih baik kamu tanyakan saja pada nenek" ucapnya

"Kenapa memangnya bi?"

"Maaf Sania. Bibi kedalam dulu ya" ucap bibi Sumi langsung pergi meninggalkan Sania dengan rasa penasarannya.

****************

Reno tampak sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang sedang dipirkannya dia hanya mondar - mandir di ruang tamu. Tak lama nenek Mirna datang melihat cucunya sedang gelisah.

"Reno, kamu kenapa sih dari tadi mondar - mandir. Gak baik pengantin baru banyak pikiran" ucap nenek duduk dikursi

Reno lalu menghampiri neneknya yang duduk. "Nggak nek, Reno lagi pusing sama pertandingan bulan depan"

"Oh gitu. Oh iya ada yang ingin tanyakan ke kamu, apa Sania ada tanya tentang Maya?" tanyanya

"Nggak ada nek. Kenapa?" bohong Reno

"Tadi bik Sumi ada bilang ke nenek katanya Sania tanya tentang Maya. Apa kamu gak beritahu dia?"

"Jangan dulu lah nek, nanti ada masanya Reno akan cerita ke dia" ucapnya

Nenek hanya mengangguk.

"Kalau gitu Reno ke kamar ya" ucap Reno

Reno ingin bersiap - siap untuk tidur tapi sebelum itu Reno melakukan rutinitasnya dulu menggosok giginya. Reno yang akan mulai menggosok gigi mendengar suara air dari toilet, dia menaiki satu alisnya. Tiba - tiba saja Sania keluar dari toilet

"Ha!" kaget Sania saat melihat Reno dan mengelus dadanya.

"Kenapa lo disini?" tanya Reno

"Kamu kalau mau masuk ketuk dulu jangan langsung masuk aja" protesnya

"Ini kamar gue. Jadi gak perlu ketuk - ketuk pintu segala. Lo disini ngapain?"

"Mulai sekarang aku tidur dikamar kamu. Maksud aku nenek yang menyuruhku untuk tidur disini" ucapnya

"Tanpa nenek suruh juga, lo bakal tidur disini karena lo istri gue"

Reno mendekati Sania semakin dekat, Sania pun semakin terpojok akhirnya Sania mentok di dinding.

"Mau apa kamu?" tanyanya bergidik ngeri

"Aku mau kamu Sania. apa boleh?" goda Reno

Sani lalu menutup dadanya dia belum siap untuk melakukannya.

"Nggak boleh" ucapnya pelan

"Why? your my wife" ucapnya

"Nggak mau. Minggir aku mau lewat" ucap Sania

Reno semakin menggodanya dengan senyuman devilnya dan tatapan tajam.

"Minggir Reno!" teriaknya mendorong badan Reno lalu dengan cepat Sani keluar dari kamar mandi. Reno hanya tersenyum melihat wajah Sania yang ketakutan dan melanjutkan rutinitasnya.