Karena hari mulai malam, kelompok Leon memutuskan untuk keluar dari Hutan Pemakaman.
"Apa ada yang tau dimana penginapan disekitar sini?" Tanya Leon pada tiga wanita.
Jalan yang dilalui Leon sekarang berbeda dengan jalan ke Kerajaan Wiski, karena itu dia tidak terlalu paham daerah sini.
"Sebenarnya kita juga tidak terlalu paham tempat ini Tuan, maaf tidak bisa membantu Tuan" kata Yuna dengan ekspresi meminta maaf, dia merasa tidak berguna disaat Leon membutuhkan bantuannya.
Rose dan Lisa juga merasakan apa yang dirasakan Yuna, tapi mereka tidak merasa tidak berguna seperti Yuna. Dari pada meratapi yang sudah terjadi, mereka memutuskan untuk mencari semua informasi tentang daerah sekitar Hutan Pemakaman setelah masalah finansial mereka terpenuhi, supaya kejadian ini tidak terulang kembali.
Ya, mereka sekarang sedang dalam masalah finansial atau bisa disebut, mereka sama sekali tidak mempunyai Koin.
Mereka membutuhkan Koin secepat mungkin, itu karena tiga wanita sekarang tidak mempunyai teknik untuk digunakan, dan mereka membutuhkan Teknik sesegera mungkin, belum lagi Leon memilih hutang ke Sistem, sebelum dia membayar hutang tersebut, dia tidak bisa menggunakan Toko Sistem.
"Ya apa boleh buat, kalo kalian tidak tau. Lebih baik kita mencari seseorang, untuk menanyakan arah ke kota terdekat"
Tidak bisa berbuat apa-apa, Leon hanya bisa mengandalkan keberuntungannya untuk menemukan seseorang sebelum malam tiba.
Dan entah ini kebetulan atau memang keberuntungannya bagus, Leon dan yang lainnya menemukan seorang pejalan kaki.
Pejalan kaki tersebut membawa keranjang buah, dan dilihat dari usianya, mungkin berumur empat puluhan.
Leon dan tiga wanita itu menghampiri pejalan kaki tersebut.
"Apa boleh kita bertanya Tuan?" Sesampainya di pejalan kaki, Leon bertanya dengan nada sopan.
Melihat ada yang berbicara dengannya, pejalan kaki itu melihat kelompok Leon dibelakangnya.
"Tentu, apa yang ingin kamu tanyakan anak muda?" Pejalan kaki itu bertanya balik ke Leon.
"Apa disekitar sini terdapat kota atau desa untuk kita menginap semalam?" Tanya Leon.
"Ooh, pasti kalian pendatang baru di Kerajaan Gero?"
Melihat Leon tidak mengetahui daerah sekitar sini, yang seharusnya diketahui semua warga Kerajaan Gero, pejalan kaki itu berasumsi Leon dan kelompoknya pasti dari Kerajaan Tetangga.
Leon sedikit kaget saat pejalan kaki mengetahui bahwa mereka bukan dari Kerajaan Gero, dengan sekali percakapan saja.
"Iya kita memang bukan dari Kerajaan Gero, jadi apa boleh kita mengetahui kota daerah sekitar ini?" Tanya Leon lagi, dia juga berbicara jujur, kalo mereka bukan dari Kerajaan Gero.
"Sebenarnya di daerah sini cuman terdapat satu kota, dan kota itu sendiri ibukota Kerajaan Gero" Jawaban pejalan kaki itu, membuat kelompok Leon tersentak kaget.
'Ibukota Kerajaan didekat Hutan Pemakaman, apa mereka sudah gila' Itulah pikiran pertama Leon, saat mengetahui kota disekitar sini adalah Ibukota Kerajaan Gero.
"Saya tau kalian akan terkejut saat mengetahui ini" Perkataan pejalan kaki itu membangunkan kelompok Leon dari terkejutan.
"Tapi kenapa mereka membangun Ibukota di dekat tempat berbahaya ini?" Tanya Leon, untuk menghilangkan rasa penasarannya.
"Menurut para petinggi kerajaan, mereka memutuskan untuk membangun Ibukota disini karena mereka ingin memonopoli sumber daya Hutan Pemakaman"
Mendengar itu Leon sebenarnya paham apa yang dilakukan Kerajaan Gero.
Membangun kota di dekat Hutan Pemakaman itu sama saja dengan memonopoli sumber daya, itu karena terdapat banyak Petualang atau Murid Sakte yang pergi ke dalam Hutan untuk memburu Monster dan apabila terdapat kota didekat Hutan tersebut, mereka pasti akan menjual hasil buruan mereka kesana, disitulah keuntungan sebenarnya kota itu.
Tapi yang dibicarakan adalah kota, itu berbeda dengan yang dilakukan Kerajaan Gero, yang malah membangun jantung Kerajaannya atau Ibukotanya didekat tempat berbahaya itu sendiri.
"Apa ibukota tidak pernah diserang monster?" Tanya Leon.
"Kalo serangan monster sebenarnya jarang, tapi kalo adapun kota bisa mengirim pahlawan untuk membantu mempertahankan kota" Jawab Pejalan Kaki.
"Saya paham" Leon memahami itu, karena dia pernah menjadi pahlawan dan pahlawan selalu berada di ibukota, mana mungkin pahlawan membiarkan Kerajaannya diserang monster.
'Tapi, apa mereka tidak takut kalo serangan itu dari monster wilayah pertengahan? Kalo emang itu terjadi, apa Kerajaan kecil bisa bertahan walaupun ada pahlawan, apa pahlawan bisa menangani semua monster kuat sendirian?' Sebenarnya Leon memiliki banyak pertanyaan, tapi sekarang yang terpenting dia memiliki tempat tinggal terlebih dahulu, untuk informasi itu sendiri dia bisa mencarinya didalam kota besok.
"Kearah mana ibukota itu berada?" Tanya Leon
"Kalo dari sini ke ibukota kira-kira 100km kearah barat" Jawab Pejalan Kaki itu dan menunjuk kearah barat.
"Itu terlalu jauh, kita tidak akan sampai sebelum malam tiba" Leon segera bermasalah setelah mengetahui 100km dari sini ke ibukota, tapi pejalan kaki itu memberi tau kelompok Leon sesuatu yang menyelesaikan masalah tersebut.
"Tenang saja kerena saat kalian berjalan ke ibukota, 10km dari sini terdapat sebuah desa, disana juga terdapat penginapan. Kalian bisa menginap disana" Pejalan Kaki memberi tau kelompok Leon, sebelum berjalan pergi.
Melihat itu Leon mengucapkan "Terimakasih atas bantuannya" kepada pejalan kaki itu.
Setelah pejalan kaki itu pergi, Leon melihat ketiga wanita dan berkata "Kalo gitu ayo kita pergi, sebelum malam tiba"
Rose, Lisa dan Yuna mengangguk, dan kelompok Leon berjalan kearah desa berada.
Membawa wanita cantik memang selalu menarik perhatian, itu tidak terkecuali dengan kelompok Leon.
Saat dalam perjalanan ke desa, kelompok Leon bertemu dengan pedagang budak, dan melihat tiga wanita di kelompok Leon, mana mungkin pedagang budak melewatkan kesempatan mendapatkan tiga wanita cantik.
Karena itu, kelompok Leon sekarang sedang berhadapan dengan pedagang budak.
"Seberapa beruntungnya kita hari ini. Setelah mendapatkan sejumlah wanita, kita akan mendapatkan tiga wanita lagi, dan kali ini yang sangat cantik" Pedagang budak itu senang saat melihat kelompok Leon.
Di belakang pedagang budak terdapat kereta kuda yang membawa sejumlah budak wanita, semua budak itu berumur dari 18 sampai 20 tahun.
'Apakah mereka tidak menganggap kelompok kita dimatanya?' pikir Leon, setelah mendengar perkataan mereka.
Entah itu karena mereka percaya diri atau tidak bisa melihat kultivasi Leon, mereka berbicara seperti tiga wanita itu milik mereka.
Mungkin pedagang budak tidak beranggapan kalo tiga wanita itu seorang Kultivasi dan karena peringkat Kultivasi Leon lebih tinggi darinya, mereka tidak bisa melihatnya.
Mungkin saat mereka tau, itu akan menjadi kematiannya.
"Saya tau masalah ini akan terjadi, karena inilah saya berniat pergi sendirian" desah Leon.
Mereka bertiga yang mendengar desahan Leon, mengepalkan tinjunya.
"Maafkan kami Tuan, karena membawa masalah kepada Tuan" Rose menundukkan kepalanya kebawah, tidak berani menatap muka secara langsung kepada Leon.
Leon yang melihat itu, mengelus rambut Rose untuk menenangkan nya.
"Ya, karena ini sudah terjadi biarkanlah" Leon berkata dengan lembut, sambil mengacak-acak rambut Rose.
Pedagang budak yang melihat itu, berkata dengan marah. "Anak muda lebih baik kamu jauhkan tanganmu dari budak saya dan pergi dari sini"
Tiga wanita yang mendengar itu, tidak mungkin tidak marah.
Mengganggu perjalanan pertama mereka dengan Leon saja mereka ingin membunuhnya, tapi sekarang mereka berani mengklaim kehidupan baru yang diberikan Leon, mereka rasanya ingin membunuh mereka sekarang juga.
Tapi karena Leon ada disini, mereka tidak berani menyerang langsung tanpa perintah dari Leon.
Leon yang melihat ekspresi marah mereka, dia menghela nafas. Mana mungkin dia tidak tau perasaan tiga wanita itu, jadi dia memutuskan untuk memberikan mereka bertarung.
"Kalo kalian ingin melawan mereka silahkan,itung-itung ini menjadi latihan tambahan buat kalian. Saya akan berjaga disini, kalo pertempuran tidak menguntungkan kalian" Leon memberi mereka ijin untuk menyerang.
Ada alasan kenapa Leon memberi mereka ijin, untuk menyerang.
Alasan pertama karena pedagang budak cuman membawa enam orang Kultivasi, yang kultivasinya berada ditahap satu, itu lebih rendah dari tiga wanita.
Alasan kedua karena dia ingin melatih tiga wanita untuk bertarung dengan manusia, bukan cuman pada monster saja yang tidak memiliki kecerdasan.
Dan alasan paling penting, Leon ingin membawa semua budak wanita yang dibawa pedagang budak. Mana mungkin Leon melewatkan kesempatan mendapatkan pengikut yang cantik.
"""Terimakasih Tuan""" Jawab mereka serempak, dan menyerang kelompok pedagang budak.
Leon sekarang sudah terbiasa dengan jawaban mereka yang serempak, karena itu dia tidak mempermasalahkannya lagi.
Melihat tiga wanita menyerang, kelompok pedagang budak menyeringai dan menghampiri tiga wanita untuk menangkap mereka, mereka merasa yakin dengan pertarungan ini.
Tapi tidak seperti yang mereka harapkan, bentrokan pertama mereka ternyata tidak menguntungkan mereka, malahan menguntungkan tiga wanita.
___________________________
Buat kalian para pembaca, saya mengucapkan terimakasih telah menyempatkan diri membaca novel saya, System Organization Harem.
Dukungan Anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak lagi, supaya saya tambah termotivasi untuk melanjutkan novel ini. Terimakasih.