webnovel

SWEET TRAP AND REVENGE

Bercerita tentang seorang gadis bernama Aretha Zayba Namira Rahman yang akan membalas kematian kakak laki-lakinya yang merupakan seorang artis yang selalu dikucilkan oleh rekan-rekan seprofesinya dan produser hanya karena dia tidak berasal dari keluarga seorang artis seperti rekan-rekan seprofesinya yang merupakan anak dari artis senior. Polisi mengatakan kalau sang kakak melakukan bunuh diri yang disebabkan karena karirnya yang hancur setelah Asia production dan yang lainnya membatalkan kontrak kerjasamanya secara sepihak. Tapi dia sama sekali tidak percaya kalau kakaknya bunuh diri dan dia curiga kakaknya sengaja dibunuh oleh seorang produser terkenal. Saat Aretha melancarkan balas dendamnya, dia malah jatuh cinta dengan Bian- kekasih dari putri produser yang ternyata merupakan pemilik perusahaan ternama di Asia. Dan Aretha tahu, kalau dia telah masuk ke dalam jebakan Bian dan apa yang akan terjadi kalau ternyata Bian- pria yang dicintainya adalah sang manipulator genius?

ida_flicka · 现代言情
分數不夠
250 Chs

BAB 17 MASUK JEBAKAN.

Dan beberapa menit kemudian, Aretha terlihat sudah berpakaian rapi, dan sudah berpamitan dengan sang Ayah, Aretha pun segera bergegas menuju pramoediya grup.

"Semoga saja aku tidak telat dan mereka belum menemukan model yang cocok," ucap Aretha saat dia sudah berada di dalam taxi.

***

Di Cafetaria Bahuwirya group terlihat Reza yang tidak lain adalah sekretaris Bian tengah berbicara dengan Aditya beserta manajernya.

"Bagaimana keputusanmu Dit? Apa kamu setuju untuk dikontrak oleh Pak Bian menjadi model bulan depan?" tanya Reza seraya menatap Aditya yang tengah membaca isi kontraknya.

"Tidak ada alasan untuk menolak kontrak yang di tawarkan oleh Bian, karena Naila akan menjadi partnerku lagi," ucap Aditya yang terlihat tanpa ragu menandatangani surat perjanjian kontraknya.

Reza terlihat menyeringai saat menatap Aditya yang menandatangani surat perjanjian kontraknya.

"Yah! Kamu benar Dit, tidak ada alasan untuk menolak kontrak kerja yang di tawarkan oleh pak Bian," ucap Reza yang membenarkan kata-kata Aditya.

"Dan ini adalah sebuah keajaiban pak Bian mau menggunakanmu sebagai modelnya dan Nona Naila akan menjadi partnermu lagi. Dan sepertinya kali ini pak Bian tidak akan marah karena dia sendiri yang memilihmu," lanjut Reza yang membuat Aditya tergelak mendengar kata-katanya.

"Hahahaha! Kalau itu sih, dia yang terlalu berlebihan dan possesive kepada Naila. Kami berdua kan hanya sebatas partner kerja saja, tidak lebih!" ucap Aditya yang menimpali kata-kata Reza.

"Tapi apa yang kamu lakukan tidak sesuai dengan apa yang kamu katakan," ucap Reza seraya beranjak dari tempat duduknya dan mengedipkan sebelah matanya pada Aditya.

"Kalau begitu, aku duluan ya? Karena aku harus memberikan ini kepada pak Bian, permisi!" ucap Reza seraya meninggalkan Aditya dan manajernya.

"Sialan! Ternyata sekretarisnya juga sama menyebalkannya dengan atasannya," batin Aditya saat Reza sudah berjalan semakin jauh darinya.

***

Setelah satu jam perjalanan dari rumah yang ia tempati, Aretha pun sampai di depan gedung tinggi yang merupakan Pramoediya Group.

"Alhamdulillah sampai juga," ucap Aretha seraya berjalan masuk ke dalam gedung dengan membawa sebuah map yang berisikan lamaran kerja dan beberapa persyaratannya.

"Astaga, kok aku jadi deg-degan gini ya?" ucap Aretha seraya berjalan menuju lobby.

"Ada yang saya bisa bantu mbak?" tanya resepsionist itu pada Aretha.

"Saya mau melamar pekerjaan di sini mbak karena teman saya memberitahu saya kalau di sini sedang membuka lowongan kerja," jawab Aretha.

Mendengar jawaban yang di berikan Aretha kepadanya, resepsionist itu menatap Aretha dengan tatapan tidak percaya.

"Maksud mbak, mbak ini mau melamar menjadi model?" ucap resepsionist itu memastikan.

Aretha pun menganggukkan kepalanya dengan semangat sebagai jawaban dari pertanyaan resepsionist itu.

"Mbak yakin mau jadi model?" Resepsionist itu masih menatap Aretha dengan tatapan tidak percaya.

Aretha tersenyum saat mengerti maksud dari Resepsionist itu.

"Iya mbak saya yakin, bahkan sangat yakin! Apa karena penampilan saya yang kurang meyakinkan untuk menjadi seorang model ya mbak?" ucap Aretha pada resepsionist itu dengan tersenyum.

"Maaf mbak, bukan begitu maksud saya," ucap resepsionist itu yang terlihat merasa tidak enak pada Aretha.

"Jadi, kemana saya harus menyerahkan berkas-berkas saya mbak?" ucap Aretha tanpa menghiraukan kata-kata resepsionist itu.

"Mbak naik saja ke lantai dua puluh, di sana tempat ruangan atasan kami dan satu-satunya ruangan di lantai itu," terang resepsionist itu pada Aretha.

"Terimakasih mbak!" ucap Aretha seraya melenggang pergi meninggalkan lobby menuju lantai dua puluh seperti yang dikatakan oleh resepsionist itu padanya.

***

Saat Aretha sampai disebuah ruangan yang dimaksud oleh resepsionist itu, ia pun segera masuk ke dalam ruangan yang tentu saja dengan mengetuk pintunya terlebih dahulu.

"Permisi, Pak! Apa boleh saya masuk?" ucap Aretha pada sekretaris Raka yang tidak lain adalah Dika.

"Silahkan masuk Nona! Nona pasti mau ikut melamar sebagai model?" ucap Dika pada Aretha.

"Iya pak, saya mau melamar sebagai model," ucap Aretha mengangguk dengan semangat.

Dika tersenyum melihat betapa antusias dan semangatnya Aretha menjawab pertanyaan darinya.

"Kalau begitu, ayo saya antarkan nona ke ruangan atasan saya," ucap Dika yang berjalan terlebih dahulu yang diikuti oleh Aretha dari belakang menuju ruangan Raka.

Saat mereka sudah berada di depan ruangan Raka, Dika pun membuka pintu ruangan atasannya itu.

"Silahkan masuk Nona! " ucap Dika yang mempersilahkan Aretha untuk masuk ke ruangan Raka.

"Siapa dia Dika?" tanya Raka yang mengerutkan keningnya saat Dika mempersilahkan Aretha untuk masuk ke dalam ruangannya.

"Seperti yang pak Raka katakan kalau ada yang melamar sebagai model, langsung bawa ke ruangan bapak," ucap Dika.

"Jadi dia..."

Dika mengangguk saat ia tahu maksud dari atasannya itu.

"Kalau begitu, silahkan duduk nona!" ucap Raka dengan tersenyum ramah pada Aretha.

"Terimakasih pak!" ucap Aretha seraya duduk di depan Raka.

Setelah duduk, Aretha pun meletakkan map yang ia bawa di atas meja Raka.

"Ini surat lamaran saya pak, tapi maaf saya hanya memiliki photo yang tidak sebagus photo-photo yang ada meja anda," ucap Aretha seraya menatap ke arah photo-photo pendaftar lain yang ada di depan Raka.

"Kalau begitu, mari kita lihat seberapa tidak bagusnya photo-photo nona," ucap Raka seraya tersenyum dan ia pun membuka map milik Aretha.

"Aretha Zayba Almira Rahman," ucap Raka yang membaca nama Aretha.

"Nama yang indah, seindah wajah nona," ucap Raka yang membuat Aretha tersipu malu.

"Anda bisa saja bercandanya pak," ucap Aretha yang terlihat gugup.

"Apakah wajah saya terlihat sedang bercanda?" ucap Raka yang tengah menatap Aretha dengan dalam.

"Jadi, bagaimana pak? Apakah saya diterima?" ucap Aretha yang mengalihkan pembicaraan.

Raka terkekeh saat Aretha mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Iya, saya menerima nona sebagai model di perusahaan saya."

***

Reza terlihat memasuki ruangan Bian dengan membawa surat kontrak yang sudah di tandatangani oleh Aditya.

"Bagaimana? Apakah dia menerimanya dan menandatangani surat kontraknya?" ucap Bian saat Reza tengah berjalan menghampirinya.

"Pak Bian bisa melihatnya sendiri," ucap Reza seraya duduk di depan Bian dan memberikan map berisikan kontrak yang sudah ditandatangani oleh Aditya.

Bian pun segera mengambil mapnya dengan tidak sabaran

"Bagaimana Pak? Apakah sesuai dengan keinginan pak Bian kan?" ucap Reza seraya menatap Bian yang tengah tersenyum menyeringai.

"Lebih dari yang aku inginkan," ucap Bian seraya menatap Reza dengan tersenyum puas.

"Dengan begini, dia tidak akan bisa mendekati Naila lagi," tambah Bian.

"Bye the way, apakah Raka sudah menemukan model yang cocok atau belum?" tanya Bian yang masih menatap Reza.

"Kalau masalah itu saya belum tahu pak, tapi sekretarisnya pak Raka mengatakan kalau nanti sore dia ingin bertemu dengan pak Bian di Reataurant Cahaya," jawab Reza.

"Okay! Dan aku mau kamu juga ikut bersamaku nanti sore," ucap Bian.

"Baik pak! Saya permisi!" ucap Reza seraya beranjak dari tempat duduknya dan dia pun berjalan keluar dari ruangan Bian.

"Dasar laki-laki bodoh! Kamu pikir aku mau mengontrakmu begitu saja!" gumam Bian dengan kembali menyeringai.

TO BE CONTINUE.

Happy reading readers. jangan lupa vote, collection, power stone dan Reviewnya. Dan jangan lupa juga follow ig author ya @idaflicka untuk melihat spoiler-spoilernya. Semoga kalian suka yah.