Belum sampai tujuan dan masih di pertengahan jalan, calvin langsung putar balik gara-gara ada sesuatu yang ketinggalan di apartemen. Dari pada nanti kerja dua kali lebih baik calvin mengambilnya aja sekalian.
Sesampainya di gedung apartemen, calvin membelokkan setir mobilnya yang masuk ke dalam basement, dia segera turun dari dalam dan bergegas menuju dalam lift kemudian menunggu beberapa menit sampai terdengar detingan lift berbunyi.
Sebelum sampai di depan apartemen, calvin mengambil ponselnya dan langsung mencari nama kontak carlos dì handphonenya. Takut, saja nanti carlos bakalan mengomel lagi gara-gara calvin nggak sampai-sampai di perjalanan.
[Bang, gua di apart. Keknya gak jadi ke rumah] kata calvin di sebrang telfon.
[Udah gua duga, sebenarnya lu tu emng kaga kesini. Alasan aja otw,otw tapi kaga nyampe2]
[hehe, besok aja lah bang. Hari minggu kan berangkat?]
[Yaudah, laporanya udah gua kirim lewat email. Lu baca-baca aja, kalau udah paham ttd setuju]
[oke bang]
Calvin langsung memasukan kembali ponselnya dalam saku, langkah kakinya langsung menuju pintu nomor dua paling ujung. Padahal baru beberapa menit nggak ketemu sama niko. Tapi, kok rasanya kangen banget ya sama niko .
Calvin menjadi semangat untuk secepatnya ketemu niko.
Calvin berdiri di depan apartemenya, dan mulai membuka kenop pintu. " Di kunci?" batin calvin.
Calvin mengerutkan kedua alisnya saat pintunya terkunci dari dalam. Tumben, pikir calvin. biasanya niko nggak pernah menguncinya.
"Niko?" panggil calvin di barengij dengan dua ketukan.
Calvin tak mendengar sahutan dari niko, melainkan mendengar suara niko yang memekik. Walaupun, terdengar tertahan tapi calvin masih dapat mendengarnya dengan jelas, desas-desus dari dalam.
"Niko, kamu kenapa sayang?" panggil calvin menjadi sangat khawatir karena niko.
Kenapa niko tak menjawabnya? Padahal calvin sudah mengetuknya beberapa kali. Tetapi percuma saja karena sudah semenit lebih, calvin menunggunya yang tak kunjung di buka sama niko. Sebenarnya apa yang di lakukan sama niko di dalam?
Calvin mencoba menelfon nomor telfon niko. Tetapi, tak ada jawaban. Pesan chatingnya juga sama, nggak ada balasan dari niko.
Calvin berdecak sembari berkacak pinggang menunggu balasan niko. Namun, sesaat dia menoleh ke belakang, mendapati niko yang membuka pintu seraya tersenyum ke arah calvin.
Melihat senyum niko membuat calvin nggak bisa melanjutkan kesalnya. Malah membuatnya menjadi gemas, di tambah mata nakalnya kini beralih melihat niko yang hanya mengenakan kemaja over size," dia belum mandi?" gumam calvin dan kembali menatap niko.
"Calvin," kata niko yang menunjukan wajah senangnya, dia menghampiri calvin dan terhambur memeluknya.
Calvin tersenyum, aduh! Kenapa niko terlihat lucu. Calvin menjadi panas dingin, dan nggak kuat waktu ngeliat reaksi niko sekarang ini, dia ikut membalas pelukan kekasihnya, kemudian sedikit merenggangkan pelukanya lalu menatap niko dengan lekat.
"Kamu lama banget sih buka pintunya,aku nungguin dari tadi," gerutu calvin sambil menoel hidungnya gemas.
Niko tertawa kecil, ciuman singkat mendarat di hidung calvin, tangan mungilnya beralih mengalung di leher calvin sementara, calvin ikut melingkarkan kedua tangannya di pinggang niko. Sebelum mengatakan sesuatu, niko menyuruh rehan untuk segera pergi dari apartemenya sebelum calvin menyadarinya nanti.
"Ilove you," kata rehan tanpa mengeluarkan suara, dia memberikan ciuman jauh untuk niko sebelum dia pergi. Niko hanya mengangguk kecil, membiarkan rehan pergi dari sana.
"Kamu ngeliatin apa nik?" tanya calvin yang mengikuti arah mata niko, tapi nggak ada siapa-siapa.
Niko menggeleng kepalanya pelan," Gak ada, aku cuma ngeliatin kamu. Oh, iya Kok kamu gak bilang? Kalau mau balik! Tadi, aku mau mandi. Eh, kamu datang. Jadi buru- buru mau buka pintu malah kepleset di kamar mandi," ucap niko sedikit bohong. Bukan sedikit lagi, tapi emang niko lagi bohong. Niko mengerucut bibirnya lucu membuat calvin tersenyum.
Calvin mengelus rambut niko lembut, memperhatikan wajah niko penuh sayang.
" kamu lucu banget. Terus, ada yang luka?" tanya calvin, niko menggeleng kepalanya.
"Aku khawatir kenapa kamu nggak bukain pintunya. Kirain aku, kamu marah gara-gara tadi di mobil. Maafin aku ya niko, gara-gara aku, kamu jadi kpleset."
"Gak papa." jawabnya, setelah mengatakan itu niko meminta gendong sama calvin.
"Gendong," katanya dengan manja membuat calvin beneran nggak bisa nolak. Calvin mengangguk antusias, dia mengangkat tubuh niko, menggendongnya dengan posisi koala hug.
"Sengaja pake kemeja gini?" Niko hanya terkekeh. Bukan sengaja tapi supaya calvin nggak terlalu curiga hehe.
"Kamu lumayan berat sayang," ucap calvin membuat niko mendengus sebal.
Apa coba maksudnya?! Jadi, maksud calvin. Niko itu gendut! Ngeselin banget kan. Tapi, niko suka di gendong sama calvin. Bawaanya jadi sesuatu banget gitu.
"Kamu bilangin aku gendut?" kata niko yang tak ramah, niko mengeratkan pelukanya sembari menidurkan kepalanya di bahu calvin.
"Gak, sayang. Sekali pun kamu gendut, aku tetep kuat buat gendong kamu." Jawaban calvin membuat niko tak bisa menahan senyum kecilnya, dia memejamkan matanya tertidur sembari memikirkan tentang calvin dan rehan. Ah, sudah berapa hati yang niko permainkan. Jujur, niko nggak mau kehilangan calvin tapi mengingat perlakuan rehan membuatnya nggak bisa lupa dan menjadi speechless kalau di hadapan rehan.
Sudahlah, niko hanya ingin bersama calvin. Niko terlalu takut, sampai mengiyakan perjanjian itu bersama rehan. Niko harus bagaimana? Kebohongan ini nggak mungkin berlanjut dengan mulus, suatu saat calvin akan mengetahuinya. Bisa saja calvin akan pergi meninggalkanya. Niko nggak mau sampai itu terjadi.
"Kita mandi sama-sama ya?" ajak calvin membuat niko agam terkejut mendengarnya. Bukan, bukan berati niko nggak pernah melihat. Hanya saja ini baru pertama kalinya calvin mengajak niko untuk mandi bersama.
"Mau makan dulu, aku laper!" kata niko yang mendusel-dusel di leher calvin.
Calvin tersenyum sembari mengangguk.
"Mau makan apa?" tanya calvin.
"Apa aja. Eh, iya lu udah kabarin keyla belum?" tanya niko, karena sepulang tadi keyla sudah berpesan jangan sampai lupa memberinya kabar kalau calvin sudah sampai.
"Udah,"
"Bagus deh," jawab niko.
"Tumben, biasanya kamu gk seneng kalau bahas keyla?" tanya calvin.
Calvin membawa niko ke ruang dapur dan menyuruhnya untuk duduk di dekat meja makan.
"Aku gak enak sama keyla. Kamu tau sendiri, keyla itu sahabat aku. Tapi, aku bingung. Kok, kamu mau sama aku?" Pertanyaan niko membuat calvin tertegun, dia berbalik menatap niko yang terduduk di kursi.
Calvin tersenyum dia kembali sibuk membuatkan nasi goreng untuk niko.
"Malah senyum, di jawab dong!" kata niko penasaran.
"Jawab apa?" Niko mendecak lidahnya.
"Kenapa lu suka gua? Secara lu tau, gua itu cowo. Tapi, kalau lu tanya balik ke gua kenapa gua suka lu. Jawabanya nggak beda dan tetap sama. Karena lu ganteng dan manis, perhatian, segalanya. Nggak perlu gua sebut satu-satu, lu juga pasti tau."
Calvin terkekeh, di balik itu calvin tersenyum. Calvin kembali mengingat tentang bagaimana niko mengatakan cinta, setahun yang lalu niko menembaknya dengan Kata-kata yang sama. Menurut calvin, niko itu menarik.
"Aku gak tau. Tapi, kalau aku bilang. Kamu itu menarik," jawab calvin sambil melirik ke arah niko membuat niko menjadi salting gara-gara di tatap begitu sama calvin.