Selama 1 jam penuh calvin menunggu keyla yang sedang menyelesaikan tugas kuliahnya. Di tengah itu calvin jadi merasa bersalah terhadap niko karena lagi-lagi harus mengikar janjinya. Tetapi, dia juga tak bisa meninggalkan keyla sendiri.
Calvin memperhatikan lekat wajah keyla yang terlihat sangat cantik. Sudut bibir calvin tersenyum, jemarinya beralih menyentuh setiap helai rambut keyla membuat yang di sentuh menoleh ke arah calvin.
"Kamu cantik"Ucapan calvin membuat keyla tersipu.
"Rambut kamu gak usah di potong ya. Aku suka rambut kamu yang panjang"Calvin tampak memainkan rambut keyla yang panjang dan halus. Tapi, entah mengapa rasanya calvin lebih suka mengelus rambut niko.
Keyla tersenyum, sejak kapan calvin menjadi semanis ini? Keyla mencoba mengingatnya kembali dimana perubahan sikap calvin yang menjadi cuek dan biasa saja, di tahun yang lalu. Selama pacaran dengan keyla, calvin tak pernah melakukan hal yang lebih apalagi yang senonoh. Calvin hanya memberikan pelukan, mengelus kepala, bergandeng tangan sudah itu saja. Tetapi, berbeda saat calvin mulai bersama dengan niko. Calvin lebih suka melakukan intereksi intimnya dengan niko. Bahkan ciuman pertama calvin adalah niko, perasaan sexualnya berbeda saat bersama niko.
Calvin ingin segera pulang dan bertemu dengan niko. Apapun yang terjadi calvin ingin meminta maaf pada niko jika itu di maafkan.
"Calvin? Kok melamun. Ayo, pulang"Ajak keyla, keyla menarik tangan calvin membuatnya beranjak. Ini yang membuat calvin bingung sendiri saat bersama keyla calvin selalu memikirkan tentang niko. Calvin bingung dengan perasaanya sendiri, sebenarnya dia cinta sama keyla atau niko? Kalau sayang? Mungkin calvin akan menjawab dua-duanya. Di suruh memilih? Jawabanya sudah pasti keyla. Tetapi, mengapa calvin tak pernah merasa puas dengan jawabanya tersebut.
Calvin memberikan helmnya kepada keyla, helm yang sering sekali di pakai sama niko. Melihat keyla memakai helm itu, membuat calvin jadi mengingat niko.
"Makasih sayang"Ucap keyla, calvin mengangguk dan memberikan senyumnya yang manis serta menawan hati.
"Langsung pulang?" Tanya keyla, calvin terdiam namun setelahnya mengatakan sesuatu pada keyla," Kita cari makan dulu ya" Sudah lama sekali keyla tak merasakan jalan-jalan seperti ini, di tambah calvin mengajaknya makan di luar?! Walaupun, hanya sebentar hatinya tak bisa di pungkiri dengan kata-kata. Keyla terlalu bahagia, keyla mengangguk antusias dan membuat calvin tersenyum.
Kemudian calvin menggandeng tangan keyla menuntun nya naik ke atas motor miliknya. Keyla mengalungkan tanganya di pinggang calvin, senyum bibirnya tak berhenti memudar selalu memekar di setiap langkahnya.
^^^
Niko menyendenkan tubuhnya di atas sofa panjang yang berukuran besar itu. Sementara reza sibuk membersihkan luka dan mengobatinya.
Dengan posisi ini niko bisa melihat wajah manisnya reza yang sangat dekat dengan wajahnya.
"Sakit?" Tanya reza, reza mengetap pelan luka lebam di dahinya. Niko mengangguk sembari menahan perih dari lukanya.
"Aku pelan-pelan. Tahan sedikit ya"Katanya lembut, niko hanya mengiyakan dan membiarkan reza melakukan aktivitasnya.
Ternyata reza orangnya baik. Menurut niko reza itu cocok sama keyla, di bandingkan dengan calvin? Jauh berbeda dengan reza. Meskipun begitu niko tetap suka dan cinta mati sama calvin.
"Awh, kak sakit"Niko mengaduh kesakitan, dan tak jarang niko menangis seperti bayi. Dan membuat reza harus ekstra menenangkanya. Reza mengelus rambut niko supaya niko merasa baikan. Sementara di lain sisi seorang gadis sedang mengintip kegiatan yang mereka lakukan.
"Omg!! Kak reza!!!" Pekiknya histeris sembari membekap mulutnya sendiri. Gadis itu bergilir melihat sosok cowok yang sedang di perhatikan oleh kakaknya.
"El? Kamu sedang apa?" Suara susan membuat gadis bernama Elvira itu terperanjat dan langsung berdiri tegap di hadapan susan.
"Eh, mami. Gak ada mam, gak papa hehe" Jawab el menyembunyikan detak jantungnya yang mulai menggila. Ini untuk pertama kalinya el melihat kak reza membawa laki-laki ke dalam rumahnya. Bahkan!! Yang el tau kak reza itu orangnya sopan, baik, dingin, susah di tebak pokoknya, dan nggak pernah punya pacar. Tapi, sekarang reza malah bersikap lembut di hadapan cowok. Jangan-jangan itu pacarannya kak reza? Memikirkan hal itu semakin membuat el menjadi Ovt jadinya. Di tambah el tak kuat menahan teriakan dalam hatinya demi apapun mereka terlihat sangat cute dan menggemaskan.
"Kamu liat siapa?" Tanya susan, susan menilik ke sebuah ruang tamu yang sedari tadi di lihat oleh. Dia mendapati putranya yang sedang membantu seorang pemuda yang terluka.
"Ada tamu"Gumam susan, susan menyuruh el untuk membuatkan minum dan membawakan beberapa cemilan untuknya.
"El, ada tamu tuh. Kamu buatin minum yah buat kak reza sama temennya"Suruh susan dan sebuah anggukan cepat dari el.
"Siap mih"
Waktu el mengantarkan minum dan cemilan untuk mereka berdua. Samar, samar el mendengar perbincangan mereka. Membuat el memberhentikan langkahnya dan menguping pembicaraan mereka.
"Kamu nggak mau nginep dulu?" Tanya reza, reza membereskan bekas kapas kotor yang sempat dia gunakan untuk membersihkan luka niko.
"Nginep? Gua punya rumah. Kak reza aneh, aneh aja dah. Ya nggak mungkin lah gua nginep di rumah lu! Lagian kita belum lama kenal"Niko memejamkan matanya.
"Kenapa gak mungkin? Kamu masih sakit gini."Reza menambahkan plaster luka waterproof bergambar panda. Awalnya niko menolak karena memakai plaster begitu membuatnya malu sendiri.
"Kak sakit"Ucap niko meringis. Tetapi, reza meniupnya pelan kemudian membuat niko merasa tenang. Reza mengelus rambut niko lembut," Udah baikan kan?" Niko mengangguk membalas senyum reza.
El yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua menjerit dalam diam. Skinship,skinship cuma itu yang ada dalam otak el dan keluar dalam mulutnya. Pikiran absurd el mulai bermunculan, dia mulai membayangkan hal-hal yang menjurus ke arah kotor pastinya.
"Duh, el kenapa diem aja sih di sini! Kalau kak reza ngelakuin aneh-aneh sama cowok itu gimana. Gak! Tapi gua mau liat. Astga! Otak gua kenapa sih?" El menepuk jidatnya keras kemudian segera menuju ruang tamu dan menyapa mereka dengan hangat.
"Hallo kak" Sapa el senyum-senyum sendiri sembari meletakkan minum dan cemilan untuk niko.
Niko hanya tersenyum dan mulai membenarkan posisi duduknya. Dia menatap wajah el yang sangat mirip dengan reza susah bisa di tebak bahwa gadis di hadapannya saat ini adalah adiknya reza.
"Di minum ya kak"Katanya, niko mengangguk ramah.
"Iya, makasih"
"Namanya siapa kak?" Tanya el penasaran, reza yang melihat tingkah genit dari adiknya malah menjadi geram.
"Niko"
"Aaa—" El menoleh
"Kamu ngapain sih dek ke sini? Mending masuk kamar terus belajar" Suruh reza, el melirik kakaknya dan justru membuatnya tersenyum. El menatap reza seolah reza sosok orang yang perlu di curigai.
"Bilang aja kakak mau berduaan" Celetuk el, reza mengernyitkan keningnya melihat tingkah adiknya yang rada-rada gila menurutnya.
"Oh, iya. Kak niko udah lama ya kenal sama kakak aku?" Tanya el yang mulai duduk di samping niko.
Niko menggeleng," Belu—"
"Oh, jadi baru deket? Cocok dong"Cicit el pelan, niko hanya membalasnya dengan senyum. Sementara reza hanya bisa menahan kesalnya karena sikap el yang kurang sopan.
"El!"
"Iya, iya kak reza. Sensif banget. Kalau gitu, el tinggal dulu ya kak. Kapan-kapan main ke sini lagi ya kak niko" Teriak el.
El beranjak kemudian berlari sembari meledek reza dari jauh. El memberikan kode untuk semakin dekat dengan niko, awalnya reza tak mengerti tapi detik kemudian reza hanya bisa mengelus dada.