webnovel

Sweet cheating (BL)

Bahasa campur aduk kaya gado-gado pedes manis. Kadang pake bahasa baku kadang juga nggak:) *** Niko menyadari penyimpangan sexualnya ketika masih dini. Dia lebih menyukai laki-laki yang memiliki paras tampan, badan kekar, dan bertubuh tinggi. Tiga tahun, dan selama itu niko masih menyimpan perasaanya untuk calvin. Cowok yang sekarang telah menjadi kekasih sahabatnya itu, ternyata memiliki gender yang sama seperti dirinya. Tak ada yang menyangka bahwa calvin akan merespon perasaan niko, bahkan memilihnya untuk menjadi orang ketiga di hubungan Calvin. Lika-liku di hubungan mereka tak selalu berjalan dengan mulus. Calvin yang terus menutupi hubunganya bersama niko, niko yang selalu berusaha merebut hati calvin sepenuhnya dari keyla. Perjuanganya yang tak tau malu, akankah berakhir begitu saja? Cover is mine by Canva dan Pinterest Cari aku di : @ Maethelwineblx

BL_Missp · LGBT+
分數不夠
61 Chs

Octingenti

Setelah kepergian el adiknya reza, kini niko beralih memandang reza.

"Makasih "Kata niko, reza mengangguk membalasnya dengan senyum. Reza itu memang suka senyum, yang menatapnya pun jadi semakin adem melihatnya.

"Mau pulang sekarang?" Tanya reza, niko menggeleng kepalanya pelan. Niko belum siap harus bertemu calvin, niko juga masih sakit hati karena calvin.

"Nanti aja"Jawab niko, sudut bibir reza tertarik mengerti.

"Mau tidur dulu? Nanti biar aku bangunin"Niko melirik sekilas dan hanya berdeham membalas pertanyaan reza. Lebih baik begitu kan? Palingan juga si calvin masih berduan sama keyla.

"Tidur di kamar aja, jangan di sini"Niko mengangguk kecil kemudian reza membantu niko dan menuntunnya masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua dan bersebelahan dengan El adiknya.

"Bisa jalan kan?"

"Hum"

Mereka berdua melewati tangga, niko berjalan sembari di bantu oleh reza sementara dari atas terdengar suara tapak kaki berjalan mengarah mereka. El, adiknya reza menuruni anak tangga dan berhenti saat melihat kakaknya merangkul bahu niko. Kedua matanya beralih melihat tangan reza kemudian kembali menatap kakaknya.

Dada el jadi dag dig dug nggak jelas gini. Apa kak niko beneran mau menginap di rumahnya? Dan, untuk nanti malam pastinya kak reza bakalan tidur satu ranjang dengan niko dan...

"Ah!! Gak gak gak"Pekik el menutup wajahnya.

"Kamu kenapa?" Tanya reza, reza mengerut keningnya dalam melihat sikap el yang semakin aneh. Di tambah sedari tadi el hanya diam melihat mereka berdua.

"Dek? Kok malah bengong! Jangan di jalan" Ucap reza, el mengangguk kaya orang bego kemudian beringsut mempersilahkan keduanya lewat. El belum beranjak dan masih bisa mendengar perbincangan singkat mereka berdua.

"Mau di bangunin jam berapa?" Tanya reza sembari menoleh ke arah niko.

"Bangunin jam 11" Sahut niko, niko melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar sembil memejamkan kedua matanya.

"Iya. Nanti aku bangunin"

"Kakak jangan ketiduran! Ntar gua jadinya nginap dong"Reza menggelengkan kepalanya pelan.

"Iya"

El membulatkan matanya saat niko memanggil reza dengan sebutan kakak? Manis banget pikirnya. "Fix! Gua yakin banget kalau itu pacarnya kak reza" Gumam el, setelah itu el turun sampai dasar anak tangga menuju ruang dapur.

Reza membuka kenop pintu kamarnya setelah masuk ke dalam kamar ia menutupnya kembali. Reza membawa niko ke ranjang, dengan ukuran king size.

"Kamu tidur aja"Kata reza, niko mengangguk menurut. Sedangkan reza dia pergi ke dalam toilet sekedar mandi untuk membersihkan badannya yang lengket.

^^^

Sehabis mengajak keyla makan di kedai bakso, calvin mengantarkan keyla pulang ke rumahnya. Tapi, sebelum itu calvin mau membeli martabak buat seseorang.Sebagai tanda perminta maafnya dari dia buat niko, karena telah meninggalkanya sendiri demi keyla.

Calvin memberhentikan motornya di pinggir jalan, keyla yang melihat calvin berhenti pun ikut turun dari atas motor.

"Kenapa berhenti?" Tanya keyla.

"Ah, iya sayang. Aku mau beli martabak dulu" Calvin melangkahkan kakinya menuju gerobak yang menjual martabak. Keyla tersenyum malu, keyla berpikir bahwa calvin membelikan untuknya.

Beberapa menit keyla menunggu akhirnya calvin datang juga. Calvin menghampiri keyla sembari membawa sekantong plastik berisi martabak di tangannya.

"Udah?" Calvin mengangguk dan tersenyum.

"Ayo pulang" Ajak calvin, keyla langsung naik di atas motor maticnya calvin.

Sesampainya di rumah keyla, calvin tidak ikut turun apalagi mampir. Soalnya calvin buru-buru ingin bertemu dengan Little babynya. Keyla masih terdiam memperhatikan calvin, menunggunya memberikan martabak yang tadi di belinya. Tapi, sepertinya itu bukan untuk keyla. Lantas untuk siapa? Bukannya calvin nggak suka martabak! Duh, kan yang awalnya keyla selalu berpikir positif tentang calvin sekarang jadi nething.

"Kenapa sayang?"Keyla menggeleng, bibir tersenyum tipis.

"G-gak papa. Yaudah, aku masuk ya. Kamu hati-hati"Ucap keyla, keyla memberikan helmnya pada calvin. Calvin mengangguk dan mengelus kepala keyla lembut. Setelah itu keyla masuk ke dalam rumahnya tanpa menoleh, sementara calvin hanya memandang punggung keyla yang semakin lama tak terlihat lagi.

Calvin mengambil ponselnya di dalam saku celananya kemudian mencari nama kontak niko di dalam hapenya. Calvin menelfon niko, beberapa menit menunggu tak ada jawaban dari niko tetapi ponselnya aktif. Calvin beralih mengirim pesan pada niko.

CALVIN

"Niko"

"Aku pulang"

"Kamu tunggu di apart ya, aku bawain kamu sesuatu"

"Angkat telfonku"

"Hei?"

"Kamu kemana?"

Calvin menghela napasnya pelan. Apa niko marah sama calvin? Mungkin saja iya. Tapi, biasanya niko nggak pernah sampai lama marahan dengan calvin. Calvin memasukkan kembali ponselnya dan pergi meninggalkan halaman rumah keyla.

Calvin memberhentikan motornya di basement apartemen. Setelah mengambil kunci motornya calvin melangkahkan kakinya masuk ke dalam apart dan langsung masuk ke dalam lift.

Pintu lift terbuka, calvin segera bergerak menuju apartemennya. Calvin tersenyum, dia tak sabar ingin segera memeluk little babynya, dan meminta maaf padanya atas kejadian tadi siang di mall.

"Niko, aku pulang sayang"Panggil calvin, calvin menutup kembali pintu apartnya dan beralih mencari niko di dalam kamarnya. Senyumnya mengembang dan ingin cepat melihat niko. Tetapi, senyumnya memudar saat tak mendapati niko di dalam kamar.

Deg

Calvin masuk ke dalam kamar lalu mencari niko di dalam toilet juga tidak ada, di ruang makan, di kamar sebelah juga tidak ada. Niko kemana?

"Niko" Panggil calvin. Tapi, percuma saja niko memang sedang tidak ada di apartemen lebih tepatnya belum pulang sedari siang.

Calvin langsung mengecek ponselnya dan membuka room chat niko, pesannya juga belum di balas sama niko yang hanya terlihat centang dua saja.

*Line*

CALVIN

"Niko"

"Kamu kemana?"

"Belum pulang?"

"Hei? Balas pesanku"

"Kamu marah?"

"Sayang"

"Niko??"

"Jangan buat aku khawatir dan ngerasa bersalah gini."

"Kamu dimana? Balas pesanku nik"

Calvin mengirim beberapa pesan untuk niko tetapi, sama sekali tak ada balasan dari niko. Sebenarnya niko kemana? Calvin khawatir. Calvin juga mencoba menelfon nomor kontaknya tak ada respon juga.

"Niko maaf"Lirih calvin, calvin meletakkan kembali bungkusan plastik yang berada di tangannya. Calvin mengambil kunci motornya dan keluar dari apart, calvin ingin mencari niko walaupun dia nggak tau sekarang niko dimana.

^^^

Hari semakin larut, langit kembali menunjukan awan pekatnya. Jam dinding yang berada di kamar reza sudah menunjukan pukul 22.56. Niko masih tertidur lelap di bad kasur milik reza. Reza ingin membangunkannya tapi sepertinya niko kelelahan. Apa tidak papa, kalau reza membiarkan niko menginap di sini.

Dering ponsel milik niko berbunyi beberapa kali membuat reza yang mendengarnya menjadi penasaran. Siapa yang menelfonnya itu? Tapi, kalau reza mengangkatnya bukanya serasa tidak sopan.

Samar-samar reza mendengar suara niko yang mengigau tidak jelas. Reza beralih mendekati niko dan ingin membangunkannya.

"Nik" Panggil reza.

"Nik" Reza menepuk pipi niko,reza semakin khawatir saat melihat niko ketakutan dan berkeringat. Niko mencengkram tangan reza," Apa dia mimpi buruk?" Gumam reza.

"Hei, niko kamu kenapa"

"Niko??"

"Calvin jangan tinggalin aku" Teriak niko, niko refleks memeluk tubuh reza dengan sangat kuat sembari menangis.

"Niko kamu kenapa?" Tanya reza bingung.

"Calvin jangan pergi, jangan tinggalin aku calvin hiks"Niko menangis di pelukan reza semakin membuat reza bingung karena melihat niko menangis tersedu-sedu.

Reza membalas pelukan niko, mengusap pundaknya. Reza nggak tau apa yang terjadi dengan niko tapi yang jelas sekarang niko butuh seseorang.

"Kamu tenang ya"Reza mengelus rambut niko sembari memeluknya.

"Jangan tinggalin aku calvin"Katanya lagi.

"Niko"Panggil reza, mendengar suara reza niko langsung melepas pelukannya dan segera menyingkir. Niko menyeka air matanya, dan langsung meminta maaf pada reza karena sudah lancang memeluknya.

"K-kak reza? M-maaf gua gak tau"Niko menunduk.

Reza tersenyum, "Nggak papa. Mau pulang sekarang?" Niko melirik jam di dinding yang sudah mengarah pukul 23:00 malam. Dia kembali menatap reza yang sudah siap mengantarkanya.

Niko mengangguk kecil, niko beranjak dari atas kasur dia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Niko sudah keluar dari dalam toilet, ia melihat reza yang sedang duduk di tepi ranjang.

"Tadi ada yang menelfon di hape kamu. Tapi, aku nggak tau siapa"Ucap reza.

Siapa? Batin niko. Niko mengambil ponselnya di atas kasur kemudian membaca ribuan notifikasi pesan dan panggilan dari seseorang.

"Calvin?" Membaca pesan dari calvin malah membuatnya teringat oleh jadi kejadian tadi siang di mall.

"Dia nyariin aku?" Batin niko yang hanya membaca pesan dari calvin namun, dengan sengaja tak di balasnya.

Calvin kembali menelfon niko saat tau pesannya sudah di baca olehnya. Niko merejeck panggilan tersebut.

*Line*

CALVIN

"Niko kamu aktif?"

"Kamu dimana sayang?"

"Hei? Kenapa di rejeck??"

Niko merasa tak perduli dengan calvin. Dia menutup kembali ponselnya dan mematikan data selulernya supaya calvin tak bisa menghubunginya.

Bersambung...

BL_Misspcreators' thoughts