Lamunan Rangga tentang masa lalunya memudar saat ketukan pelan di pintu ruang kerjanya terdengar.
"Papa," panggil Cia mengintip dari balik pintu.
"Cia." Rangga memaksakan senyumannya begitu mengusap wajah, cukup kasar karena ia sangat lelah dengan hidupnya belakangan ini. Apa lagi setelah mendengar pancingan Cia, membuat Rangga mengingat kesalahan fatal yang pernah terjadi pada hidupnya.
"Papa nggak apa-apakan!" Cia masuk ke dalam, duduk di depan papanya, mengambil tangan Rangga lantas menggenggamnya erat.
"Nggak papa."
"Maaf, ya, Pa. Cia tak memikirkan perasaan Papa." Cia menaruh tangan Rangga ke pipi Cia.
"Nggak papa, Cia." Rangga mengelus rambut putrinya dengan lembut, wajahnya yang semula tegang mulai mengendur.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者