webnovel

Stay: 'Berjanjilah Untuk Selalu Menetap'

Susah ya kalo jadi pacar kakak kelas yang banyak penggemarnya. Itu lah yang tengah di rasakan oleh seorang gadis cantik bernama Lauren Mackenzie Chloe. Belum selesai ia di bully habis habisan, ia harus mendengar kabar buruk yang keluar dari mulut ayahnya. Ia harus berusaha keras untuk semuanya, ia harus meluruskan semua yang terjadi disini. "Kak aku capek sama semua penggemar kakak" "Terus lo maunya gimana?" "Kita putus aja ya kak?!"

Tasyavabicia · 青春言情
分數不夠
19 Chs

15. Peligro dan Mierda

Brumm brumm

Suara deru motor menggema di sepanjang jalanan, melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Daren menghentikan motornya dengan cepat dan turun dari motornya yang diikuti oleh keenam temannya.

"Sekarang Ren?" Tanya Alvin seraya mendekati Daren.

Mendengar penuturan dari Alvin, Daren pun menatapnya sekilas dan mengangguk pelan, mendekati gerbang tinggi itu lalu sedikit melirik ke arah teman temannya.

"Kenapa?" Tanya Sean menaikkan alisnya sebelah.

Merasa penasaran, Leo melangkah mendekat pada Darem dan sedikit melirik ke dalam gerbang tinggi itu. Leo beralih menatap kelima temannya.

"Ada satpam" ujar Leo.

"Gas aja lah, satpam mah gampang" balas Alex dengan wajah tengilnya yang membuat Leo merotasikan kedua matanya.

"Cowok kan? Manjat dong jing" kesal Elan melangkah mendekat dan menaiki gerbang tinggi itu dengan cepat.

"Bacot banget dah" gumam Saga dan mengikuti ucapan Elan.

Satu persatu memanjat gerbang tinggi itu dan melompat turun. Mereka berlari ke arah satpam itu, dengan cepat Daren memukul tengkuk satpam itu dengan kuat hingga membuat sang empu tumbang.

Melihat hal itu Daren memiringkan senyumnya, melangkah santai masuk ke dalam markas Mierda. Ia mendobrak pintu itu menggunakan kakinya.

"Tamu tak di undang dateng bro haha" ujar Sam dengan tawanya.

Mendengar hal itu Daren memiringkan senyumnya, bersedekap dada menatap Sam remeh.

"Woi ngapain lo kesini? Mau diem doang kayak patung?!" Tanya cowok yang ada di samping Sam.

"Mending pulang sono, minum susu, gosok gigi terus bobo!" Ledek cowok yang berada di belakang Sam.

"Songong banget omongan lu gan" ledek Sean dengan kekehannya.

"Cerewet banget lo Al kayak cewek pms" tambah Alex dengan bar barnya.

"Banyak omong lo" gertak Sam yang sudah menahan emosinya.

Daren menggigit bibir bawahnya pelan dan tertawa pelan, "Gue kesini mau bikin lo sama geng sampah lo itu gak berdaya"

Mendengar hal itu Sam menggeram marah. Ia menatap Daren dengan emosi yang terkumpul di dalam dirinya.

"Sialan!" Umpat Sam dan langsung berlari menyerang Daren.

Daren yang sudah tau pun menatap keenam temannya dan memberi kode untuk memyerang keenam teman Sam.

Sementara Sam memukul wajah Daren dengan keras hingga membuat sang empu terhuyung ke belakang.

Daren menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya. Ia tampak menyeringai seram dan kembali berdiri menatap Sam remeh.

Dengan cepat Daren memukul wajah Sam dengan sangat keras hingga membuat Sam tersungkur. Daren langsung mendudukkan tubuh Sam dan memukulnya berkali kali, berdiri dan menginjak dada Sam agar Sam tak lagi melawan.

Ia menatap ke arah teman temannya yang masih saling memukul satu sama lain. Ia melirik ke arah Leo yang kebetulan sudah melumpuhkan lawannya.

Seakan memgerti kode Daren, Leo menatap lawannya dengan remeh dan menendangnya keras lalu mendekat pada Daren.

"UDAH WOI" teriak Leo yang membuat kelima temannya menghentikan aksi mereka.

Kelimanya berjalan santai mendekat pada Daren yang masih menginjak tubuh Sam. Ia menatap ke arah keenam musuhnya, tatapannya tajam dengan wajah yang meremehkan.

"Jangan jadi pengecut yang suka main keroyokan. Dan jangan sok jagoan yang berani nantang Peligro" ujar Daren dengan bada yang tenang.

Ia melepas injakannya pada tubuh Sam dan tanpa aba aba menendang pinggang Sam dengan kuat.

Daren menatapnya dengan seringai tajam dan berjalan meninggalkan area markas Mierda yang diikuti oleh keenam temannya. Mereka melajukan motornya membelah jalanan dengan kecepatan tinggi.

Hanya membutuhkan waktu singkat agar mereka sampai di warung langganan mereka. Daren menghentikan motornya dan berjalan memasuki warung dengan santai.

Tapi ia menyeritkan dahinya saat mendapati Freya dan Nayra yang tengah duduk berhadapan. Ia menghampiri keduanya dan duduk di samping Freya, menatapnya datar.

"Ngapain lo disini?" Tanya Daren yang membuat Freya dan Nayra terkejut dan menatap Daren.

Tapi Freya terkejut karena mendapati banyak luka di wajah Daren. Ia menatap ke arah Daren dwngan khawatir.

"Lo kenapa kak?" Tanya Freya khawatir yang malah membuat Daren terkekeh pelan.

"Biasa anak cowok! Santai" ujar Daren yang membuat keduanya mendengus.

"Berantem sama anak Mierda?" Tebak Nayra yang membuat Daren menatapnya aneh.

"Dari mana lo tau?" Tanya Daren.

"Gue yang kasih tau ke Nayra..." celetuk Freya yang membuat Daren menatapnya lagi.

"... Dan gue tau dari kak Elan" sambung Freya yang membuat Faren mendengus kesal.

"Urusin tuh cowok lo" ujar Daren saat melihat keenam temannya memasuki warung.

"Woi mau kemana lo Ren?" Tanya Saga sembari menyeka darah yang menetes di pelipisnya.

Mendengar hal itu Daren berbalik menatap Saga, "Kenapa? Lo mau ngintilin gue?"

Alvin yang mendengarnya pun tertawa keras hingga membuat Saga kesal dan menyumpal mulut Alvin menggunakan tissu yang baru saja ia pakai.

"Makan tuh ketawa jelek lo" kesal Saga dan berjalan menjauh dari Alvin.

Sedangkan Alvin memuntahkan tissu itu dari mulutnya dan menatap ke arah tissu itu dengan jijik.

"WOI BEGO DARAH LO BAU KEMENYAN" teriak Alvin yang dibalas gedikan bahu oleh Saga.

"Banyak banyam doa aja lo Vin biar tetep sehat abis di sumpelin tissu bekas dari Saga" ledek Elan yang tengah di obati oleh Freya.

"Sialan lo Lan" umpat Alvin.

"Nay sini obatin gue" ujar Alex yang membuat Alvin menatapnya tajam dan menarik Nayra untum berada di belakangnya.

"Duel dulu kita Lex" ujar Alvin sembari membuat kuda kuda.

Sedangkan Alex yang melihatnya pun tertawa keras hingga tanpa sadar kursi yang ia duduki goyang dan membuat dirinya terjatuh dari kursi.

"Mampus Lex" latah Sean yang melihat Alex terjatuh.

Daren yang melihatnya pun tertawa pelan dan menggeleng. Ia membuka jaketnya dan berjalan ke arah meja yang tak jauh darinya.

Membaringkan tubuhnya di atas meja, memejamkan matanya dengan tenang lalu beberapa menit kemudian membuka matanya. Menatap ke atas langit langit warung itu.

Tiba tiba saja wajah Lauren terlintas di pikirannya yang membuat Daren tersenyum kecil. Lalu sedetik kemudian menggeleng dengan senyum tipisnya.

"Kenapa gue jadi kangen sama dia?"