"Tai lah..." ucap Lia sembari menghela napasnya. Mata gadis itu merah dan berkaca-kaca. Nada kecewa sangat terdengar dengan jelas hanya pada satu kata umpatan dan partikelnya.
Moezza, Radithya, dan Dion sebenernya ingin berteriak kegirangan, menangis terharu, dan melompat-lompat berlarian di ruang tamu rumah Cherryl. Namun, niat itu dipendam dalam-dalam ketika melihat Lia yang mulai menangis. Rasanya sangat tidak etis jika mereka berbahagia di depan orang yang sedang bersedih.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者