Dina menatap kera-kera tersebut. Ada dua ekor kera dewasa, mungkin orang tua dari anak kera yang digendong salah satunya.
"Enak, ya, jadi kera ..." ucap Dina.
"Kamu mau jadi kera?" responsku spontan.
"Ih, apaan, sih!" Dina mencubitku.
"Aw! Sakit, ih."
"Nyebelin, sih."
"Ya, salah aku apa coba?"
"Masa bilang aku mau jadi kera?"
"Aku kan cuma merespons, Dina yang cantik—lebih antik dari ibu kera itu."
"Doniiii!"
Dina geregetan dan mencubitku lagi.
"Aw! Dina, sakit, ah!"
Tanpa sengaja, aku mengenggam lengan Dina. Kami saling bertatapan. Persis seperti di film-film. Tiga ekor kera itu juga menatap kami. Aku langsung tersadar dan melepaskan lengan Dina.
"Dipelototin kera, tuh," alihku mengembalikan suasana canggung barusan.
"Keranya marah, tuh, sama kamu!"
"Iya, marah dibilang kamu lebih cantik dari kera itu."
"Emang aku lebih cantik," balas Dina.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者