webnovel

Kau Tidak Tahu Kebahagiaan Yang Dirasakan Seorang Murid Teladan Saat Belajar

編輯: Wave Literature

Untuk menata semua hasil tulisan-nya dan mengetik makalah itu pada laptop-nya, Luzhou membutuhkan waktu sekitar setengah hari. Selain itu, ia menghabiskan dua setengah hari untuk menulis bagian-bagian awal dan akhir makalah, kemudian menerjemahkan makalah yang sudah selesai ke dalam bahasa Inggris.

Setelah bekerja selama empat hari, Luzhou akhirnya berhasil menyelesaikan makalah-nya. Ia mengubah format file makalah-nya menjadi pdf.

Sekarang, ia hanya perlu mengumpulkan makalah itu.

Ia memiliki banyak pilihan jurnal, namun akhirnya ia memilih untuk memasukkan makalah itu ke dalam jurnal "Kronik Matematika".

Jurnal itu adalah jurnal buatan Universitas Princeton, dan diterbitkan oleh Departemen Ilmu Sosial dari Universitas Johns Hopkins. Jurnal itu berfokus pada makalah-makalah dan teori matematika, dengan konsumen yang luas dan posisi berpengaruh dalam dunia akademi.

Sebenarnya, ada juga jurnal yang lebih berpengaruh di bidang teori angka, seperti "Jurnal Teori Angka" yang memiliki pengaruh besar dalam dunia Teori Angka secara keseluruhan. Namun, di luar pengaruh itu, jurnal tersebut tidak terlalu terkenal, dan biaya penerbitan makalah di sana lebih mahal.

"Orang-orang Amerika itu benar-benar pelit." Luzhou menggeleng seraya mengunggah makalahnya ke situs resmi Kronik Matematika, lalu meninggalkan informasi untuk menghubunginya.

Ia masih tidak tahu apakah misi Sistem-nya memiliki kemampuan untuk melihat keberhasilan suatu misi lebih awal sebelum dirinya tahu. Saat ini, Luzhou hanya bisa berharap ia tidak perlu menunggu terlalu lama. 

...

Akhirnya, hadiah dari Lomba Model Komputer telah ia terima. Ia mendapatkan uang sejumlah 15 ribu yuan yang terdiri dari 10 ribu yuan pemberian sekolah, dan 5 ribu yuan hasil pembagian bonus dengan Wang Xiaodong.

Sementara itu, tak disangka Lin Yuxiang menolak bonus dari sekolah.

Walaupun Wang Xiaodong berusaha meyakinkannya untuk mengambil bonus tersebut, gadis itu tetap menolak.

Luzhou benar-benar tidak tahu apa yang ada dalam pikiran gadis itu…

Sekarang, tim mereka sudah bubar.

Saat ini, Luzhou memilih untuk tidak terlalu menghiraukan urusan lomba. Ia ingin bernafas lega, karena uang yang ia habiskan untuk membeli laptop tempat "Eye" telah kembali sebagian.

Sesuai perjanjian, ia telah menerima uang hadiah, dan ia mentraktir teman-teman sekamarnya di depot depan universitas.

Ketiga berandalan itu benar-benar tidak tahu diri, mereka membeli bir, ikan bakar, dan beberapa makanan tambahan lainnya.

Saat makanan mereka diantarkan, Shi Shang sang Ketua Kamar membuka botol bir dan menuangkan isinya satu-persatu untuk para penghuni kamar 201. Kemudian, ia mengambil sebuah gelas dan memandang Luzhou.

"Ikan asin sangat baik untukmu. Karena kamu tidak melupakan kita, aku akan bersulang denganmu terlebih dahulu."

"Tidak apa-apa, mentraktir kalian bukanlah hal yang terlalu memberatkan." Ucap Luzhou sambil tersenyum, sementara Shi Shang menuangkan bir lagi di gelasnya. Dalam seteguk, bir itu pun habis.

Huang Guangming pun mengangkat gelasnya. "Luzhou, aku juga kagum padamu, dan aku ingin bersulang juga. Tidak ada alasan lain, aku hanya ingin kita bersenang-senang."

"Tidak perlu sungkan, tidak perlu sungkan. Minumlah." Luzhou bersulang dengan Huang Guangming, dan meminum seteguk bir.

Liu Rui ikut mengangkat gelasnya sambil berkata, "Selamat, ya…"

"Terima kasih." Balas Luzhou.

Walaupun Liu Rui merayakan kemenangan Luzhou dengan perasaan bercampur aduk, semua anggota kamar 201 akan selalu akur. Mereka semua sudah seperti saudara kandung.

Luzhou bersulang dengan Liu Rui dan meminum seteguk bir.

Setelah tiga ronde, separuh makanan di meja sudah dimakan dan bir sudah habis. Tiba-tiba, Shi Shang menghela nafas.

"Luzhou."

"Ada apa?"

"Belakangan ini, aku sedang memikirkan sesuatu."

"Memikirkan apa? Ceritakan saja, tidak perlu sungkan."

"Bagaimana rasanya jadi mahasiswa teladan?" Shi Shang menghela nafas, seraya melamun dan memandang anggur di gelas-nya. "Cita-cita setinggi langit, tidak ada tekanan jika mau melanjutkan studi, mudah dapat beasiswa… apa lagi selain itu?"

Sepertinya, entah apakah Shi Shang makan makanan aneh atau membaca buku, ia menjadi filsuf lagi dan sering memikirkan berbagai hal tentang filosofi kehidupan. Huang Guangming awalnya ingin mengajaknya ke ruang konseling, namun akhirnya tidak jadi.

Sekarang, tiba-tiba ia bertanya seperti itu.

Kedua berandalan lain yang duduk di seberang mereka berpura-pura sibuk makan, namun mereka juga fokus mendengarkan, termasuk Liu Rui yang bahkan sama sekali tidak menggerakkan sumpitnya. Ia menunggu mahasiswa terpintar di kamarnya, untuk memberikan sebuah kata-kata mutiara atau membagi pengalamannya.

Luzhou menggerak-gerakkan gelasnya dan bersendawa.

Setelah bersulang beberapa kali, wajahnya sedikit memerah, dan ia agak mabuk. Namun, setelah beberapa saat, akhirnya ia angkat bicara juga. "Apa menurutmu menjadi mahasiswa teladan bisa membuatmu bersenang-senang kapan saja?"

"Aku mengerti bahwa itu tidak mungkin. Bahkan, sekarang kamu terlihat sedikit sedih. Apa kamu kelelahan?" Tanya Shi Shang lalu menghela nafas.

"Tidak juga." Luzhou menggeleng. "Yah… sebenarnya menjadi mahasiswa teladan itu sangat menyenangkan. Kamu tidak akan bisa membayangkannya."

Shi Shang, Huang Guangming dan Liu Rui tampak bingung.

....

Saat mereka kembali ke kamar, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Liu Rui segera pingsan di karpet setelah kembali ke kamar, sementara Shi Shang sudah mabuk karena meminum 7 atau 8 botol bir. Layar HP Shi Shang mengatakan bahwa ia harus berlatih basket hari ini.

Dia sudah terlalu banyak minum, apakah dia bisa berlatih?

Yang ada mungkin malah jadi bola mabuk, bukan bola basket.

Saat Luzhou membantu Huang Guangming berjalan ke toilet, ia melihat laptopnya masih terbuka, dengan layar yang menampilkan situs resmi "Kronik Matematika".

Status makalah pada layar berganti menjadi [Sedang Diperiksa]

Sepertinya, tebakannya benar.

Sistem yang ia miliki dapat mempercepat misi dan membantu mengurangi waktu yang terbuang. Walaupun ia ingin tahu bagaimana cara kerja Sistem itu, ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu untuk saat ini.

Berpikir membuat kepalanya sakit!

Luzhou kemudian masuk ke dalam akun email-nya, dan melihat bahwa ia telah menerima dokumen izin.

Luzhou mengisi dokumen izin itu sesuai prosedur, dan mengunggahnya ke dalam situs yang telah disediakan.

Sekarang ia hanya perlu menunggu proses panjang peninjauan makalah oleh editor makalah akademik. Tidak seperti peninjauan makalah-makalah yang pernah ia kumpulkan sebelumnya, ia telah mengumpulkan makalah dengan pembuktian sebuah teori penting, dan proses peninjauan akan jauh lebih panjang.

Editor bidang akademik dengan kualifikasi tinggi akan sangat hati-hati dalam meninjau makalah, dan jika ada masalah sedikit saja, editor akan bertindak tegas. Proses ini sangatlah ketat karena jika sampai jurnal menerbitkan makalah yang salah, konsekuensinya akan sangat parah, dan reputasi jurnal akan hancur begitu saja.

Tentu saja, tidak menutup kemungkinan ada orang yang mengirim makalah ke orang-orang berpengaruh di bidang matematika, agar mereka bisa mendapatkan publikasi dengan mudah. Namun kemungkinan melakukan hal tersebut sangat, sangat kecil, dan bisa diabaikan.

Sesampainya di kamar, Luzhou membuka laptop-nya untuk berbincang-bincang dengan Xiao Ai, dan berusaha melatih kecerdasan buatan yang masih lebih seperti kebodohan buatan itu. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk memeriksa laporan bug yang dikirimkan pada akun aplikasi kereta kampus-nya.

Luzhou merasa tidak enak melihat jumlah pengguna aplikasi-nya yang tidak kunjung bertambah.

Seperti biasa, tidak ada laporan ataupun kritik dan saran. Hanya ada komentar-komentar yang berhubungan dengan makalah-nya.

Hal itu membuatnya menghela nafas lega.

Saat ini, ia tidak perlu memperbaharui aplikasi-nya.

Ia keluar dari akun khusus pembuat aplikasi, dan membuka situs resmi Kantor Kepengurusan Akademika kampus untuk melihat kelas-kelas yang akan diadakan minggu depan. Tiba-tiba, ia melihat sesuatu di bagian atas laman.

"Besok jam 9, kelas tambahan 'Teori Bilangan Kembar' akan diadakan di gedung baru, di kelas…"

Melihat pengumuman itu, Luzhou mengingat ia mendapatkan inspirasi bilangan kembar saat berusaha membuktikan teori Zhou. Inspirasi yang tiba-tiba hilang saat ia terlambat menyadarinya.

Belakangan ini, ia terlalu sibuk dengan proses penerbitan makalah, sehingga ia lupa sebelum melihat pengumuman tersebut.

Sekarang, ia berhasil mengingat kembali apa yang ia pikirkan waktu itu.

'Besok pagi tidak ada kelas, aku akan pergi ke kelas tambahan ini saja. Aku masih punya jatah satu kelas tambahan.' Pikir Luzhou seraya memasukkan nomor mahasiswa dan kata sandi-nya untuk melakukan registrasi kelas.

"Ren Changming… Siapa dia?" Luzhou menatap nama itu, namun ia benar-benar tidak ingat.

Di buku matematika?

Di buku daftar nama-nama tersohor di bidang matematika?

Lupakan, itu bukan masalah penting.

Kemudian Luzhou menggeleng, lalu mengambil handuk dan baju, setelah itu masuk ke kamar mandi.