Setelah sampai di rumah Fito, mereka duduk di sofa yang sudah tersedia. Sementara, Fito membersihkan diri terlebih dahulu, karena ia juga agak risih dengan baunya oli dan keringat yang bercampur menjadi satu.
Saat itu, Alby dan Qiran masih begitu lengket, dan lengket nya bagaikan perangko. Terutama untuk Qiran, ia tidak mau melepaskan tangannya dari genggaman Alby. Karena ia masih belum bersahabat dengan Fito, jadi rasa canggung sudah ada dalam dirinya.
"Kalian mau sampai kapan berpegangan seperti itu terus! Takut hilang ya!" celetuk Fito dengan mata sinisnya. Ia datang dengan kondisi tubuh yang wangi dan segar, apalagi dengan cara berpakaian nya, sudah terlihat seperti ketua geng motor yang sebenarnya.
"Iya, hehehe. Takut hilang dan tidak bisa ditemukan lagi," kata Alby sembari menyengir.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者