webnovel

Sin of The Twin

"Fer, Tuhan sepertinya memanggilku lebih dulu. Tolong jaga papa dan mama, kamu jaga diri ya, Fer? Aku sangat menyayangi kalian semua," ujar Feli sambil memegang tangan kembaranya dengan nada lirih. Itulah kalimat terakhir yang Feli ucapkan pada Fera. Fera hanya terdiam dengan mata yang berkaca-kaca menggenggam tangan Feli yang hangat dan lemas. Kini Fera harus menjalani hidup sendiri menikmati canda tawa dan tangis tanpa Feli. Kepergian Feli sangat dirahasiakan dan hanya diketahui oleh keluarga dekat karna keputusan sang mama. Lalu bagaimana dengan Daffa? Kekasih Feli yang tidak tau kalau sang pacar telah pergi. "Semua ini terjadi karena salahku! Maka aku harus bertanggung jawab atas kepergian Feli!" "Apa yang harus aku katakan pada dunia dan Daffa?" "Bagaimana caranya aku menebus semua kesalahanku pada kembaranku Feli yang kini telah tiada?"

HoneyLemon5 · 青春言情
分數不夠
201 Chs

Sebatang Kara

"Neng Dokter, makan dulu. Udah Ibu masakin makanan spesial khusus untuk Eneng. Terong balado dan perkedel Jagung, nih udah ibu siapin di piring. Eneng tinggal makan aja," ujar bu Siti.

"Putri, belum lapar, Bu. Lagi pula, Putri harus kerja, masa cuti Putri udah habis," jawab Putri dengan nada nada lirih.

"Sok mau sampai kapan kaya gini terus? Udah tiga hari Eneng makannya nggak bener. Apalagi, Neng mau kerja. Udah aja gini, kalau Neng dokter nggak mau makan, Ibu juga nggak akan makan, ah," tegur bu Siti.

"Bu, jangan gitu, atuh," keluah Putri dengan wajah murung.

"Ya sok makannya makan dulu, ya? Apa mau Ibu suapin?" ledek bu Siti.

"Hehe nggak, Bu. Putri bisa sendiri. Yaudah, Putri makan, ya? Asal ada syaratnya," ucap Putri.

"Ya Alloh, apa lagi, Neng?" tanya bu Siti tak habis pikir.

"Ibu makan bareng juga sama aku di sini."

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者