Selang beberapa menit kemudian, terdengar dering telpon masuk lainnya. Daniel yang masih mengira itu dari Rossie, tidak mempedulikannya dan berjalan terus menuju wardrobe untuk mengambil kaos dan celana pendek sebagai teman tidurnya. Lemari yang telah diisi dengan pakaian yang disiapkan oleh asistennya itu, tertata sangat rapih dan diatur sesuai warnanya. Hanya satu kali panggilan itu berlangsung, dan Daniel pun menghampiri ponselnya setelah selesai berpakaian.
"Nomer tidak dikenal? Siapa yang tahu nomer ponselku ini tapi tidak ada di kontakku?" Tapi beberapa detik kemudian, Daniel terkekeh. "Siapa lagi kalau bukan ulah perempuan itu?" Yang dimaksudnya tentu saja Rossie.
"SIAL! Kenapa dia tidak mau mengangkat telpon dariku? LIRA! Apa kamu sudah siapkan tiket dan penginapan untukku selama disana?" Rossie berteriak geram sekali mengetahui panggilannya diabaikan. Lira, asisten yang melayaninya dua puluh empat jam, menjawab dengan gugup.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者