webnovel

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · 青春言情
分數不夠
321 Chs

Gunung Es Mencair

Arga saat ini tengah memijat kapalanya yang sedikit pusing. Ia sangat merasa bersalah pada Vianti, dan membuat gadis itu marah padanya.

Tidak tahu mengapa, beberapa hari ini Arga terus memikirkan Vianti. Padahal pertemuan mereka hanya beberapa kali dan itu pun tidak pernah lama.

"Gue kenapa, ya? Nggak biasanya gue kayak gini. Perasaan gue kacau banget, kayaknya gue harus minta maaf sama Vianti," ucap Arga sambil berdiri di depan jendela ruangannya yang sangat besar.

Setelah kejadian di depan toilet tadi, Vianti tidak membuka suara sampai mereka berpisah pun. Wanita itu lebih banyak diam bahkan tidak melirik Arga sedikit pun.

Apa rasa benci Vianti begitu besar, pada Arga? Lelaki itu sudah tidak bisa berdiam diri lagi. Ia meraih kunci mobil dan memutuskan untuk pergi menemui Vianti.

Tidak peduli dengan suara asisten pribadi yang sudah memanggilnya sejak tadi. Yang ada di pikiran Arga sekarang ini hanya satu, yaitu menemui dan meminta maaf pada Vianti.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者