Dini memutuskan untuk segera berangkat ke tempat kerja dengan menggunakan taksi. Sepanjang perjalanan ia mengawasi ke luar mobil, berharap tidak menemukan sesuatu yang ia takutkan terjadi dengan Riki. Anak muda seperti dirinya sangat rentan dengan hal-hal nekad yang tidak berpikir panjang akan satu perbuatan yang menuruti emosi.
"Kamu kenapa, sih? Gelisah aja dari tadi," tegur Salma, saat toko tidak banyak pelanggan.
"Eh ... nggak ada apa-apa, Mbak," jawabnya datar.
"Kamu itu Ndak pandai berbohong, Dini. Mata kamu itu jelalatan dari tadi. Bentar-bentar lihat jam, bentar-bentar ... lihat ke depan. Ada apa lagi?"
Salma memang sudah sangat mamahami Dini. Jadi meskipun perempuan itu berusaha untuk menutupi sesuatu, dia akan mengetahui hal itu pada akhirnya.
"Aku sedang kepikiran sama Riki, Mbak," jawab Dini, enggan menyembunyikan kekhawatiran lagi.
"Kenapa dia?"
"Sepertinya dia sangat marah, Mbak. Aku mengatakan sesuatu yang membuat dia tidak mau menerimanya."
"Soal apa?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者