Satu tamparan cukup keras akhirnya papi Allena layangkan ke salah satu pipi Nio. Nio pun secara repleks memegang pipinya seraya menundukan kepalanya.
"Beraninya kamu ingin menyentuh Saya dengan tangan kotormu!" geram papi Allena seraya menunjuk wajah Nio.
Catherine mengepalkan tangannya. Dia lalu mendekati papi Allena dan menunjuk papi Allena.
"Sudah Saya katakan, pergi dari rumah Saya! Kenapa Anda tak mau mendengar? Kenapa Anda tak berpikir, kenapa Nio datang ke sini, ha? Bukankah itu karena anak Anda sendiri? Anak Anda yang tak bisa menjaga Nio dengan baik, dia tak bisa membuat Nio bahagia, lalu di mana salahnya jika Nio mencari kebahagiaan di luar selain di dalam rumahnya? Bukankah Anda pun pria? Saya tak percaya, orang-orang seperti Anda, yang memiliki kekuasaan dan uang adalah orang yang suci tanpa pernah membuat cela!" geram Allena.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者