Di restoran Padang terlihat wajah sendu dari Gladys yang memikirkan kejadian tadi pagi. Dia benar-benar sangat muak sekali dengan Ardan yang terlalu banyak drama dalam menjalin sebuah hubungan. Dia tidak menyangka kalau ada dan benar-benar keterlaluan sekali. Dia bahkan tidak ingin terjebak kembali ke dalam zona hubungan mereka yang awalnya baik-baik saja mendadak menjadi bumerang.
Ardan benar-benar keterlaluan bagi Gladys saat itu.
"Sungguh dirimu Terlalu sampah untukku jadi aku tidak ingin kembali memungutnya. Untuk apa ada Jalan Kembali tapi perasaan itu sudah berubah menjadi benci! Sungguh aku tidak rela cintaku tersebut kembali karena lelaki brengsek seperti kamu! Ucapan Terlalu Manis namun berujung seperti malapetaka di ujung tanduk sebuah perasaan yang dihempaskan lalu dihancurkan begitu saja! Tak ingin aku mengulang kesalahan yang sama dengan dirimu yang benar-benar ingin aku tebas habis perasaanku!" Gladys mengucap dalam hati kecilnya maka dia sangat jengkel terhadap Ardan yang bermuka drama king.
Renata hanya bisa menghela nafas dengan berat ketika mendapati sahabatnya yang sedang terlihat berkecamuk amarah. Dia bisa menembak kalau Gladys ada urusan dengan lelaki yang biadab itu. Ia bahkan tidak rela jika sahabatnya kembali dengan lelaki brengsek itu. Ia benar-benar tidak menginginkan jika lelaki itu kembali masuk ke dalam kehidupan sahabatnya.
Semuanya benar-benar terlihat di kedua matanya bagian ingatan Itu masih melekat diisi kepala Gladys. Dia tidak mengira kalau bahwasannya lelaki itu benar-benar brengsek.
" Aku nggak akan pernah mungkin untuk kembali dengan lelaki seperti kamu! Kalau aku kembali dengan kamu sama saja aku masuk ke dalam lubang hitam! Persetan dengan semuanya karena aku tidak peduli lagi dengan dia! Dia sudah menghancurkan kehidupan ku berulang-ulang kali dengan rasa sakit yang telah dia berikan!"
Gladys sangat kesal sekali dengan perilaku dari mantan kekasihnya yang benar-benar keterlaluan. Dia ingin sekali membuat perhitungan dengan Ardan." Kamu pikir hati hanya sebuah parkiran yang mudah kau singgahi lalu pergi begitu saja! Sialan aku tidak pernah bisa melupakan ketika kamu benar-benar menyakiti aku di depan kedua mataku! Kamu memang benar-benar lelaki yang brengsek dan aku tidak akan pernah mungkin untuk mau kembali dengan lelaki seperti kamu! "
Kedua mata Gladys mulai memerah Bahkan dia tidak pernah bisa untuk memaafkan lelaki itu seumur hidupnya. Dia sudah terlanjur hatinya benar-benar merasakan sakit hati yang begitu dalam. Dia tidak akan pernah membiarkan untuk lelaki itu masuk kembali mengusik dan mengacak-ngacak kehidupannya.
"Gladys, kamu jangan melamun saja karena di sana sudah banyak pelanggan yang memesan beberapa menu makanan di restoran Padang ini. Jika ketahuan bos kamu akan mendapatkan hukuman dari dia dengan dipecat ataupun dikurangi gajimu! " Renata berusaha untuk memperingatkan Gladys saat itu. Dia tidak ingin kalau sahabatnya kehilangan pekerjaan. Dia sangat menyayangi Gladys seperti saudaranya sendiri.
"Iya, Renata. Aku nggak akan pernah melamun lagi karena hanya ini pekerjaan yang aku miliki. Sungguh Ardan dan Nadia memang keterlaluan mereka berdua benar-benar menghancurkan kehidupanku seperti kah. Padahal mereka berdua adalah orang-orang yang aku sayangi dan percaya namun kenyataannya mereka malah menghancurkan kepercayaan itu dan membuat diriku mulai merubah rasa benci kepada mereka berdua."
" Kamu jangan pernah menyerah dalam sebuah keadaan. Mereka hanyalah orang-orang yang tidak penting dalam kehidupanmu. Lebih baik kamu bekerja keras dan nanti mencari pekerjaan baru. "
Gladys benar-benar tidak habis pikir kalau dia mendapatkan sebuah Boomerang yang terbesar ketika dia menolong seseorang yang benar-benar tulus kepada dia. Nadia telah dianggap sebagai sahabatnya sendiri namun kenyataannya perempuan itu malah menusuknya dari belakang.
Gladys hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku dari Nadia yang benar-benar tidak tahu diri dan tidak tahu diuntung. Dia ingin sekali membuatnya dia itu membuka kedua matanya agar dia bisa sadar kalau Apa yang dia lakukan itu salah.
*
Pagi ini kau benar-benar merasakan kebahagiaan. Ketika aku membuka kedua mataku. Dia yang kini aku lihat bahkan cintaku benar-benar begitu kuat hanya untuk dia istriku.
Aku melihat Sekar terlihat begitu tertidur pulas di sampingku bahkan aku tidak tega untuk membangunkan Dia. Kemudian aku langsung menuruni ranjangku untuk segera pergi menuju ke kamar mandi.
Rasanya saat itu aku tidak percaya jika aku menikah dengan perempuan yang aku cintai selama ini. Sebuah jarak yang saat itu menjadi pemisah kini aku dan dia menjadi satu dalam sebuah hubungan pernikahan.
Aku mulai melangkahkan kedua kakiku.
"Brahma, kamu mau ke mana? "
Sejenak aku menghentikan kedua langkah kakiku untuk menuju ke kamar mandi lalu menoleh ke belakang. Aku melihat kalau menggumam dalam keadaan kedua kelopak matanya tertutup. Aku menduga kalau dia sedang mengigau saja. Tapi kenyataannya memang benar dia hanyalah sebatas mengigau.
*
Ardan cukup geram sekali bahkan dia tidak percaya jika Gladys menolaknya. Dia sangat tulus mencintai Gladys tapi dia sangat bodoh sekali dengan menghianati cinta perempuan itu.
"DOUBLE SHITT!" Ardan mulai mengumpat.
Ardan merasa dirinya sangat bodoh sekali dipermainkan oleh Nadia sehingga dia malah kehilangan Gladys. Sebenarnya dia memang dijebak oleh perempuan itu di sebuah kamar hotel yang awalnya hanyalah sebatas teman curhat namun perempuan itu memberikannya sebuah obat perangsang sehingga dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Ardan mulai merasakan emosi sekali ketika mengingat kejadian itu."kenapa kamu bodoh sekali menerima tawaran dari seorang perempuan ular itu?" Dia merutuki nasibnya atas kehilangan perempuan yang sangat dia cintai. Dia bahkan tidak memiliki kesempatan kedua bahkan tidak diizinkan untuk kembali.
Ardan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tidak seperti biasanya karena dia mendadak sangat frustasi sekali. Dia merasakan kalau dirinya benar-benar tidak bisa membayangkan nasib percintaannya akan seperti ini. Dia tidak dapat merubah sebuah keadaan lewat mesin waktu yang akan ditarik mundur.
Mobil melaju dengan sangat kencang sekali bahkan hampir saja mobil itu menabrak sebuah pohon besar. Ardan berhasil untuk mengerem mobil tersebut hingga akhirnya dia menepikan mobilnya. Dia merasa dirinya benar-benar dihancurkan oleh seorang perempuan.
" semua ini gara-gara kamu tandaseru seharusnya aku tidak menuruti mulut licik mu itu yang membuat diriku kehilangan cinta yang seharusnya aku jaga!" Ardan benar-benar merasa bersalah terhadap dirinya sendiri yang menuruti apa kata perempuan itu sehingga dia kehilangan cintanya pada titik dia memukul-mukul setir pada mobilnya karena dia tidak mampu merasakan rasanya kehilangan. Dia ingin sekali meminta izin untuk kembali mendapatkan kesempatan itu.
Ardan tidak habis pikir kalau dirinya benar-benar kehilangan sosok perempuan yang sangat dia cintai. Dia benar-benar sangat menyesal sekali. Bahkan dia tidak bisa membayangkan bahwa dirinya benar-benar bodoh.
Penyesalan itu selalu datang diakhir dalam sebuah cerita. Hal itu yang telah dirasakan oleh Ardan saat ini. Bahkan dia tidak bisa membayangkan kalau dirinya benar-benar termakan omongan dan rayuan dari Nadia.
"SHITT!"
Lagi-lagi Ar dan mengumpat dengan sangat kesal sekali karena kebodohan dirinya sendiri. Dia bodoh dan tidak dapat mengontrol apa yang seharusnya tidak dilakukan. Bahkan kemarin malam Nadia pun datang memberikan kabar kalau dia hamil.
Kemarin malam ada terdengar suara ketukan pintu dari luar pintu apartemen yang Ardan tinggali. Kemudian dia melihat di balik pintu itu ada seorang perempuan yaitu Nadia.
"NADIA?"
Malam itu sudah pukul 11. 00 malam. Nadia pun datang membuat Ardan sangat penasaran sekali karena tidak biasanya perempuan itu datang di tengah malam.
"Tumben kamu ke sini?" tanya Ardan menatap Nadia dengan penuh teka-teki silang. Wajah Nadia mendadak terlihat sangat misterius sekali. Bahkan dia tidak dapat menebak apa yang ada di dalam pikirannya dia saat ini.
" Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepada kamu Ardan. " Nadia menerobos masuk ke dalam apartemen Ardan. Lalu dia memberikan bukti selembar surat dari tes laboratorium.
Ardan dengan sangat penasaran sekali dengan menerima amplop surat yang tertera di kop surat rumah sakit.
" Apa ini?" Ardan mengangkat satu alisnya dengan curiga sekali ke arah Nadia. Dia merasa benar-benar aneh sekali dengan tatapan kedua mata Nadia saat itu.
Ardan mulai membuka amplop surat itu. Dia membaca di selembar kertas itu berisikan tes laboratorium yang menyatakan positif hamil. Awalnya dia hanya menerka-nerka kalau Nadia telah hamil dengan lelaki lain bukan sama dia.
"Positif?" Ardan menatap Nadia yang wajahnya mendadak menjadi sangat suram sekali.
"Iya, aku positif hamil. Kamu harus tahu kalau aku sedang mengandung anak dari kamu."
" Nadia. Kita cuma melakukannya sekali dan tidak akan pernah mungkin itu terjadi."
" Aku tidak pernah melakukan hal itu bersama dengan lelaki lain kecuali sama kamu. Sungguh ini adalah calon anak kita."
Seketika dunianya mulai runtuh bahkan tidak tersisa sama sekali. Hal itu yang telah dirasakan oleh Ardan ketika mendengar kabar itu. Dia bahkan belum siap untuk menjadi seorang ayah ataupun menikah dengan perempuan yang tidak pernah dicintai.
Ardan mulai memukul setir mobilnya karena dia sangat geram sekali ketika mengingat kejadian itu yang sangat mengejutkan dalam kehidupannya. Dia juga bingung harus berbuat apa lagi selain bertanggung jawab atas janin dalam kandungan Nadia.
*