Mungkinkah Itu Dia?

Wanita berjubah putih tampak sangat senang dengan apa yang ia saksikan.

"Kakak, aku baik-baik saja. Tidak ada gunanya memedulikan orang-orang udik ini. Ayo pergi!"

"Seorang wanita harus dihormati dan tidak boleh dimanfaatkan."

"Baiklah, mengerti."

"Ayo pergi."

….

Percakapan itu agak ringan. Seperti obrolan biasa di ruangan itu. Jika itu terjadi lebih awal ketika restoran penuh kebisingan, percakapan mereka tentu saja tidak akan terdengar. Namun, kejadian tadi terlalu mengejutkan orang banyak. Tidak peduli apakah itu di lobi, lantai satu, atau lantai dua, semua orang terdiam. Dengan demikian, percakapan mereka terdengar agak keras.

Orang-orang di bawah merasa marah tetapi juga malu, terutama tuan rumah laki-laki, yang tangannya patah. Wajahnya memerah. Selain marah, orang-orang ini juga cukup penasaran. Siapa yang disebut 'kakak' ini? Itu sangat tidak lazim sehingga ia bisa membuat wanita cantik itu begitu patuh mendengarkannya.