Dua tahun telah berlalu sekarang Dita telah menginjak kelas XII, hari yang dilalui dua tahun itu tetap masih sama tak ada yang spesial hari yang dilaluinya hanya bully dan hinaan. Tapi ia tetap tegar baginya ada hikmah disetiap perjalanan hidup.
Memang ada sedikit yang spesial di hidup Dita yaitu kehadiran seseorang yang dulu menabraknya. Ya dia adalah Nathan Izqian Pratama. Dita tak tau Nathan berasal dari keluarga mana yang dia tau hanya Nathan adalah sosok yang sangat baik menurutnya. Ia teringat saat pertama kali bertemu dengan Nathan.
Pagi ini Dita datang terlalu pagi hingga saat berjalan di koridor sekolah semuanya masih sangat sepi.
"Hei!!" Teriak seseorang dibelakang Dita yang membuatnya terlonjak kaget. Tapi Dita menghiraukan itu karena merasa mana mungkin dia yang di panggil.
"Hei, lo kenapa sih diteriakin malah lanjut jalan, capek tau ngejar lo" dengan napas ngos ngosan.
"Oh kamu manggil saya" tunjuknya dengan wajah polos.
"Iya iyalah masa kunti yang lagi jalan sendirian dikoridor?" Dengan wajah tampa dosanya.
"Oh jadi kamu ngomong sama kunti...." katanya sambil lanjut berjalan tapi selankah kemudian dia berbalik.
"Kamu ngatain saya kunti? Dasar laki laki nggak jelas!!!" Lanjutnya dengan langkah yang lebih cepat.
"Ya ya sorry sorry tadi bercanda doang elah, lo mah baperan."dangan masih berusaha menyamai langkah Dita.
"Apa!! Tadi kamu ngatain aku kunti sekarang bilang kalau aku baperan. Aku bener bener nggak ngerti yah aku aja nggak kenal sama kamu dan kamu udah ngata ngatain aku. Cowok Biawak." Semprot Dita yang tak terima dihina oleh orang yang tak dikenal walaupun dia sering dihina oleh Fira tapi tak dia masukan kehati berbeda dengan orang di depannya ini.
"Nah itu dari tadi yang mau gue omongin, Nama lo siapa dan kelas apa?"
"Oh dari tadi kamu mau nanya nama tapi kok malah ngatain saya?"
"Eh tunggu tunggu gue ngatain lo?, lo juga ngatain gue kali. Cowok Biawak nama apaan tuh."
"Kalau saya ngatain kamu maaf, yaudah kalau gitu saya permisi mau kekelas." Pamit Dita tapi tanganya langsung ditarik oleh cowok itu.
"Nama sama kelas lo apa?"
"Anandita Rasyifa, kelas ipa 3"
"Ok nama gue Nathan Izqian Pratama, gue ips 2. Salam kenal ya Dita." Katanya sambil melambaikan tangan kearah Dita dan menjauh entah kemana karena gedung ipa ips berbeda.
"Cowok aneh" gumam Dita samni berjalan kearah kelasnya.
Mulai hari itu Nathan selalu ngintilin Dita saat pulang sekolah karena tak ingin diketahui oleh warga sekolah kalau Nathan sedang dekat seorang gadis cupu.
Pulang sekolah adalah surga bagi setiap siswa diseluruh dunia kecuali orang yang kutu buku atau lebih suka bergelut di perpus dengan kacamata tebalnya. Tak terkecuali Dita yamg sudah bersiap pulang, dan tak lupa ia pamit dengan Meisya dan Alma.
"Sya, Al aku pamit duluan yah nanti takut ayah nunggunya kelamaan."
"Ok Dit, take care yah."
"Iya"
"Semua duluan yah"
"Sok banget sih lo jadi orang, SKSD banget." Ketus Fira sambil berlalu dihadapan Dita.
"Astagefirullahalazim" istigfar Dita didalam hati dan menghiraukan perkataan Fira tadi dan beralu untuk pulang.
Saat sedang menunggu ayahnya Nathan muncul dihadapan Dita dengan tiba tiba yang membuat Dita lagi lagi terlonjak kaget.
"Kamu kenapa sih selalu aja muncul tiba tiba dan buat saya hampir jantungan."
"Ya kan cuma hampir belum kejadian dan sekarang nggak papa." Masih dengan watadosnya.
"😑" dan Dita hanya menampilkan ekspresi datarnya dengan sikap Nathan yang tiada habisnya.
"Iya deh sorry sorry, lagi nunggu ayah lo ya?"
"Menurut kamu?"
"Ya menurut gue sih lo lagi nungguin ayah lo."
"Terus ngapain nanya?"
"Iya juga yah ngapain gue nanya kalau gue bisa jawab sendiri." Gumamnya.
"Dasar aneh" kata Dita sambil berlalu menuju halte karena biasanya kalau capek menunggu ayahnya yang tak kunjung datang tadi. Dita kira ayahnya sudah ada di didepan gerbang karena tadi ayahnya sms. Tapi sekarang entah kemana ayahnya itu. Tapi tak lama kemudian ayahnya telfon.
"Halo sayang"
"Iya Yah, ayah dimana dari tadi Dita tungguin di depan gerbang tapi mobil ayah nggak ada." Kata Dita dengan wajah kesalnya.
"Maaf ya Dit, ayah ada keperluan mendadak jadi nggak bisa jemput kamu."
"Terus Dita pulang sama siapa yah ini udah sore banget dan udah nggak ada kendaraan umum yang lewat."
"Aduh gimana ya sayang ayah bener bener nggak bisa jemput kamu ayah ada jadwal operasi hari ini."
"Yaudah yah aku naik ojek online aja kalau gitu."
"Hati hati ya sayang, maaf juga ayah nggak bisa jemput kamu sekarang."
"Iya yah, ayah juga yang semangat kerjanya dan hati hati pas pulang nanti. Aku tutup ya, Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
"Nggak jadi di jemput yah"
"Astagfirullah, kamu bisa nggak sih nggak ngagetin."kata Dita sambil memengan dadanya dan mengontrol nafasnya yang memburu karena kaget.
"Ya maaf, tapi lo nggak ada jemputan kan?"
"Iya tapi aku bisa naik taksi atau ojek online."
"Nggak usah mending lo sama gue aja. Lebih aman kan kalau jam jam sore gini banyak kejahatan lewat angkutan umum. Mending lo sama gue lebih terjamin." Kata Nathan dengan santai.
"Tapi sama aja kan saya juga nggak bisa menjamin kalau kamu orang baik. Kita kan nggak saling kenal."
"Hello!!, Anandita Rasyifa. Lo udah tau nama gue setahun yang lalu dan sampai sekarang lo masih nganggap gue orang asing?, dan lo nggak tau sedikitpun tentang gue?" tunjuk Nathan pada dirinya sendiri. Dan dengan polosnya Dita membalas dengan gelengan.
"Lo itu sebenernya hidup atau nggak sih disekolah ini? Masa seorang Nathan Izqian Pratama cucu dari yang punya sekolah kita sekarang ini lo nggak tau dan orang paling ganteng dan yang paling banyak fansnya?" Dan sekali lagi Dita menggeleng sebagai jawabanya.
"Aduh pusing deh bicara sama anak yang kerjanya di perpus atau di kelas mulu. Dasar cupu." Kata Nathan dengan kata terakhir yang sangat pelan.
"Ya makanya jangan bicara sama saya kalau kamu pusing."
"Duh bener bener deh, nggak bakalan kelar ampe pagi kalau gini terus. Yuk ah mending naik motor gue aja." Kata Nathan sambil menarik tangan Dita kearah tempat motornya terparkir tak jauh dari posisi mereka saat ini.
"Aduh kok kamu malah narik saya sih, saya kan mau naik taksi."
"Udah deh jangan bawel jadi orang sekarang mending lo naik motor gue, dan bilang alamat lo dimana biar gue anter."
"Aduh nggak usah ya saya naik taksi online aja. Takut ngerepotin kamu."
"Nggak papa daripada lo bentar kena begal berdiri sendiri disini kayak orang bego mending naik dan gue anterin sampe rumah."kata Natham yang menaiki motornya, tapi Dita hanya diam.
"Cepetan elah, lambat amat sih jadi orang kayak siput tau nggak." Katanya sambil menarik paksa tangan Dita hingga dengan terpaksa Dita mengikuti arahan Nathan untuk naik ke motornya.
***
"Semoga lo nggak main main lagi sama cewek Nat, gue harap lo serius kali ini. gue takut cewek kayak dia lo mainin."