webnovel

Segel Cinta Zayyan

Zayyan Daviandra Arjuna atau yang akrab dipanggil Zayyan adalah siswa tampan yang paling populer sekolahnya. Namun begitu, tidak berlaku bagi siswi cantik dengan sejuta prestasi bernama Anindhita Fazila (Dhita). Keduanya tidak pernah satu pemikiran dalam hal apapun baik akademis ataupun non akademis, ada saja bahan untuk saling menyerang satu sama lain dan hal itu sudah menjadi rahasia umum. Dan sialnya, mereka terjebak dalam satu hubungan yang tidak pernah di bayangkan sebelumnya di karenakan janjinya Dhita yang akan memacari lelaki tangguh yang menolong adiknya dari sekelompok preman kampung yang ingin memerasnya beberapa waktu lalu. “Gue terima,” jawab Zayyan dengan wajah tengilnya. Ternyata dia lah lelaki tangguh yang tanpa sengaja telah menolong adek kesayangannya Dhita. Seisi aula tempat pertemuan siswa siswi baru seketika menjadi riuh, mereka bersorak sorai dan bersiul girang. Nggak ada akhlak! Dhita tau lelaki tangguh itu satu sekolah dengannya karena penuturan sang adik yang menggebu-gebu. Dan karena itulah adiknya mau satu sekolah dengannya,itu karena adiknya terlalu mengidolakan sang penolong. Nggak di sangka lelaki itu musuh bebuyutannya. “Kapan gue nembak lo?!” kesal Dhita yang di abaikan Zayyan. Apa tujuan Zayyan pada Dhita sebenarnya? Bagaimana nasib hubungan mereka? Stop atau lanjut? Temukan kisah penuh canda tawa dan airmata dalam novel ‘Segel Cinta Zayyan’ Dijamin buat ngakak dan baper parah.

worldside_11 · 青春言情
分數不夠
426 Chs

Tidur Di Bahu Zayyan

Hampir 20 menit mereka berjalan kaki, dan akhirnya mereka sampai juga di air terjun itu.

Tempatnya sangat indah sesuai apa yang ditampilkan di internet.

Karena masih pagi, belum ada orang lain yang datang ke tempat ini, jadi mereka akan bebas bermain di sekitaran air terjun ini nanti.

"Huft! Cape banget tau!" Dhita merengut karena kecapean.

"Harus terbiasa dong jalan kaki, itu lebih sehat daripada naik kendaraan!" ketus Zayyan dari belakang.

"Yaelah Za, lo lihat sendiri kan tadi rutenya gimana? Becek, banyak lobang dan lumpur, gimana gak capek coba kalau jalan di jalanan yang kayak gitu?" Icha yang juga merasa lelah membela Dhita.

"Kalian sering olahraga makanya gak lelah, kami kan nggak!" Vira ikut menambahkan.

"Yaudah kalau capek kalian istirahat aja, simpan tenaga untuk jalan pulang nanti! Gak usah ikut mandi," Bima menimpali.